Rabu, 27 Juni 2012

Ronaldo bergumam : Ciak ra yo?? Cassilas kanca dewe je

Sihir Pirlo

Sejak kecil hingga sekarang, saya sering ngantuk nonton sepakbola jika melibatkan Italia, atau klub yang berasal dari Italia selain Juventus. Kecenderungan permainan yang tidak cantik, permainan yang tidak berinisiatif, permainan yang sekedar menunggu lawan lengah jelas sangat tidak enak ditonton. Bagi kebanyakan laki-laki penggemar permainan sepak bola, tentu akan mendambakan permainan yang impresif, agresif, inisiatif, penuh resiko di kedua pihak.
Itali juga dikenal dengan 'tricky' nya yang menyebalkan. Semisal Inzaghi, begitu pemain lain dia senggol, dia jatuh, lawan kena kartu merah, dia dapat hadiah penalti. Sungguh permainan yang tidak baik dicontoh. Saya tidak pernah suka jika Italia atau club Italia, atau club lain yang juga memilih bertahan total kok jadi juara. Contoh : Yunani di piala Eropa 2004. Mungkin bisa dibilang semua pemain adalah kiper hanya saja tidak menggunakan tangan. Hal yang paling membencikan Italia adalah Piala Dunia 2006 tatkala provokasi Materazzi sukses menyingkirkan Zidane. Zidane yang dikenal sebagai salah satu pemain bola terbaik sepanjang masa harus autopensiun dengan su'ul khotimah

Tanggal 25 Juni lalu sepertinya saya melihat Italia benar-benar berubah. Bisa membuat musuh yang autokonon adalah bertipe sepakbola menyerang, menjadi harus bertahan. Ada yang menarik disana, ada satu orang yang bekerja tanpa ngotot, tapi umpan-umpannya terlihat sangat cerdas, sehingga dia bisa mengalirkan bola untuk rekan-rekannya. Pelanggaran juga tidak ada. Dia seakan tau pasti, bola kemana, musuh kemana, dan teman di mana, serta dia tembak akan kemana. Visi lapangannya membuat dia menguasai lapangan tengah seorang diri. Semua operan bisa dipastikan sukses. Dia juga sukses melakukan "penggiringan bebek" dimana semua ada dalam kendalinya. Mungkin teman-temannya saja yang belum sanggup melakukan finishing dengan baik.

Goal adu penalti dengan bola slintirnya menunjukkan bahwa dia sangat menguasai psikologis Joe Hart, musuh dalam adu penaltinya. Ketenangannya sepanjang pertandingan menunjukkan bahwa dia pun sangat paham dengan psikologis teman-teman dan musuhnya termasuk ketika jika dia melakukan goal penalti dengan cara yang menakjubkan. Valentino Rossi, legendaris MotoGP pun tercengang dan kagum dengan keindahaan pemandangan yang tercipta oleh kelakuan Pirlo. Valentino Rossi yang di MotoGP mencipta banyak style menakjubkan dan style balapnya belum bisa tergantikan, pun takjub dengan cara Pirlo.

Sepanjang pertandingan saya tidak lagi ngantuk. Terhipnotis penampilan serang Itali yang menarik. Seakan seluruh pertandingan menjadi milik Pirlo. Tersihir oleh ketenangan dan kecerdasannya. Saya pun telah tersihir permainan itu. Juara? Bicara juara masih panjang. Jika Pirlo bebas berkreasi dengan seninya, jelas siapapun lawan akan kalah. Namun jika Pirlo dikunci, pertanyaan mungkin masih kembali pada sepakbola Itali gaya lama. Tricky. Selamat buat klub yang memiliki Pirlo. Karena sampai usia berapapun, sepertinya dia akan kian matang bermain bola. Yang jelas Selamat juga buat Pirlo yang bisa mengubah image Italia (khusunya buat saya) dari sepak bola bertahan menjadi sepakbola menyerang. Menjadi pertanyaan besar lagi ketika besok malam harus beradu dengan Jerman. Akankah kemenangan seperti PD 2006 kembali muncul dengan ide brilian Pirlo?

Jumat, 22 Juni 2012

Pesan Gojekan Si Jenaka

Suatu ketika si Jenaka mendapatkan dua undangan kenduri. Satu di desa sebelah utara desanya, satu lagi di kampung di selatan desanya. Waktu kenduri tersebut bersamaan, yaitu pasca maghrib. Karena itu si Jenaka mulai timbang menimbang menentukan mana yang harus dia datangi.

Gumam sisi hati kirinya : "desa utara saja, tidak perlu nyeberang sungai, meski jarak lebih jauh"
Tukas sisi hati kanannya : "desa selatan hanya nyeberang sungai, jarak lebih dekat"

Begitulah pertempuran hatinya. Akhirnya otaknya pun ikut berbicara : "Bisa kok ikut dua-duanya, dapat dua takir lagi.. mantab itu. Datang dulu ke desa selatan yang dekat, nanti di tengah-tengah langsung minta pamit ke desa utara"

Rencana itupun berjalan. Namun ketika berjalan ke arah selatan, dia berpapasan banyak orang justru ke desa utara. Iapun menjadi risau. Ada apa di utara, jangan-jangan takirnya lebih banyak, karena yang di utara ini adalah orang yang amat kaya, sedang di selatan adalah orang biasa. Rencananya bubar. Diapun berjalan ke utara. Dengan bergegas-gegas, dia ingin segera datang ke utara. Namun benaknya memperingatkan lagi. "Selatan lebih dekat. Kau bisa ke selatan dulu, hanya butuh 15 menit. Ke utara 30 menit".

Kembali ia berlari ke selatan mengejar takir 'orang biasa'. Karena tergesa-gesa, justru ketika menyeberang sungai, dia terjatuh dan basah kuyup. Iapun harus kembali ke rumah berganti kain sarung dan kemeja, jalan lagi ke utara dengan bersepeda.. pertimbangannya "Selatan bahaya, ada sungainya gak bisa pake sepeda lagi". Rupanya dia tidak beruntung. Karena tergesa-gesa, sepedanya dibawa ngebut di tempat berbatu, dan bocorlah bannya. Sambil mendorong sepedanya, ia berlari. Berlari seperti apapun dengan membawa sepeda tentu tetap berat. Dengan perjuangan, ternyata menjelang sampai kampung sebelah, dia telah melihat orang-orang pulang dengan takir. Acara utara selesai. Ia pun langsung menghambur balik ke selatan. Dengan kecepatan tinggi dia bergegas ke penyeberangan sungai. Alangkah sialnya ketika dia melihat perahu-perahu eretan telah digunakan orang pulang kenduri dari selatan.

Si Jenaka gagal total
Saya lupa dongeng ini berasal dari daerah mana. Kalau tidak salah berasal dari Sumatera,namun biarlah saya sebut dengan si Jenaka saja. Cerita jenaka ini mengandung pesan beberapa hal dalam kehidupan kita. Antara lain: menyarankan fokus dan melarang serakah. Fokus memang menjadi permasalahan tersendiri bagi kita. Justru masalah fokus ini banyak terjadi di kalangan orang-orang yang lebih terpelajar. Orang terpelajar memiliki daya nalar dan berpikir multitasking, sehingga otaknya merasa dapat menyerap dan mengerjakan apapun. Berbeda dengan otak, badan fisik kita memiliki masalah dengan batasan waktu, ruang dan tenaga. Kita bisa saja membayangkan mengerjakan seluruh pekerjaan kita sendirian berikut juga hasilnya. Namun kenyataan, kita terbatas. Bisa jadi justru kita akan mendapatkan seluruh resikonya tanpa mendapatkan hasil. Cerita ini, mengingatkan kita untuk senantiasa berusaha fokus, realistis, dan tidak serakah dalam mengambil peran, apalagi berkaitan dengan hasil. Sikap meng-keep sendiri peran dan hasil justru akan dapat menjadi bumerang bagi diri kita. Jika si Jenaka itu cerdas lahir bathin, sudah barang tentu dia akan mengutus (mendelegasi) salah seorang anggota keluarga untuk ke salah satu kampung. Dengan demikian semua akan mendapatkan bagian. Jika tidak mau pun dia bisa tetap fokus salah satu undangan saja.Semoga kita tetap menjadi orang yang siap berbagi, fokus, dan menghindarkan keserakahan...

Kamis, 21 Juni 2012

Tentang Keputusan

Mungkin posting ini adalah edisi autocurhat ataupun sharing, terserah yang menyerap.

Kita sering tahu kata-kata dari motivator-motivator : "Apa yang sepuluh tahun terjadi, bisa dilihat dari apa yang anda putuskan hari ini. Dan apa yang anda dapati hari ini, merupakan hasil dari keputusan beberapa tahun yang lalu". Setuju meski seperempatnya nggak..

Kemarin saya mendapatkan dua panggilan telepon dari orang yang sempat bekerja sama di masa lalu. Ternyata itu terbawa hingga waktu tidur dan terenungkan sejenak beberapa kenangan-kenangan tentang "hari ini" di satu tahun silam, dua tahun silam, tiga tahun silam dan seterusnya. Khusus untuk kasus yang saya renungkan adalah dalam tiga tahun terakhir ini.

Tiga Tahun Silam
Dua buah keputusan besar telah terbentuk tiga tahun silam, dimana salah satu dari keputusan itu benar-benar berbau blunder, karena imbasnya akan terkena pada keluarga. Satu keputusan lagi adalah sebuah keputusan tepat, dan memang sudah terencanakan satu tahun sebelumnya yaitu tahun 2008. Dua keputusan tersebut begitu berhubungan. Tentu sudah tertebak keputusan yang saya ambil tersebut adalah berhubungan dengan pekerjaan. Satu keputusan tepat adalah : saya keluar dari pekerjaan saya. Keputusan ini saya klaim tepat karena memang saat saya memutuskan besoknya terjadi restrukturisasi besar di ex-perusahaan yang imbasnya pada beberapa kompensasi yang saya dapatkan. Sedang keputusan salah saya adalah : saya salah mengambil sikap dalam menghargai diri sendiri dan memberikan peran terlalu besar pada pihak lain untuk ikut mengatur diri saya meski dalam lingkup sebuah kongsi. Itu adalah klaim saya yang sebagian orang memandang bahwa itu benar. Sebagian lain menganggap bahwa itu sekedar masalah kecocokan. Relativitas berbicara di sini.

Dua Tahun Silam
Sedangkan dua tahun lalu secara tidak sengaja terambil sebuah keputusan, bahwa saya tidak mengambil sikap sebagai reaksi atas situasi setahun yang ada. Tidak mengambil keputusan adalah keputusan. Maka nasib saya pun berubah semakin turun kondisinya. Mungkin bukti-bukti yang terpaparkan di depan mata saya masih belum cukup untuk menunjukkan betapa saya tidak tepat memberikan pihak lain peran terhadap saya.

Satu Tahun Silam
Satu tahun lalu, teriakan hati dari keluarga, dari teman-teman termasuk teman-teman MP masuk juga ke hati dan benak saya. Keputusan harus dibuat. Akhirnya keputusan yang terambil antara lain : saya akan meninggalkan ketidakcocokan, dan akan lebih banyak memberikan peran untuk diri sendiri berperan.

Nol Tahun Silam
Hari ini, renungan berkata bahwa ternyata keputusan yang saya buat setahun lalu sama sekali tidak salah. Ini tidak sekedar berbicara nasib yang dihubungkan dengan nominal uang. Namun lebih ke arah bagaimana menghargai dan tegas pada diri sendiri. Dimana satu tetes keringat jelas bisa jauh lebih bermanfaat untuk sekitar kita, daripada sekedar terbuang percuma masuk tempat sampah karena penjajahan oleh bangsa sendiri, yang gemar mengeksploitasi orang lain..

Semua manusia memiliki keputusan. Manusia juga bisa saja alpa atau salah. Kekecewaan hari ini akibat keputusan tahun lalu tentu bisa jadi penyesalan. Bagi orang realistis rasional, hal itu bisa menjadi cambuk dan premis mayor untuk mendukung keputusan lanjut di masa depan untuk lebih baik. Nasib ke depan, kita memang tidak tahu. Namun saya percaya bahwa apa yang dikatakan sebagai Sunatullah itu adalah realistis. Tidak melulu bersandar logika : "jika siapa berusaha maka dia dapat". Namun sepertinya perlu tambahan : ketegasan terhadap diri sendiri. Karena banyak kita temui seseorang berusaha namun yang dapat adalah orang lain. Contohnya adalah pada komik ini : http://theoatmeal.com/comics/tesla dimana seorang Tesla yang dieksploitasi oleh Thomas Alfa Edison.

Post ini, semoga berguna untuk mengingatkan diri dan berguna sebagai share bagi teman-teman. Mari mengambil keputusan, dan mari belajar autotegas menjalankannya

Autofinished!!

Jumat, 15 Juni 2012

[Video] Lakon Pada Suatu Ketika




Kalau produk anak bangsa macam ini tidak dihargai, maka orang lain yang akan menghargainya...

Kamis, 14 Juni 2012

cepetan pak imam, rokaat 2 biar lekas selesai.. ngantuk nih

HUBLOT itu siapa sih, kok selalu dipanggil tiap pergantian pemain

Mencari Tanya..

Satu terselip diantara ribuan tanya,
Satu suku tertanya tanpa kian terjawab,
Selalu dan selalu kan tertanya.
Karena jawab itu adalah matinya..
Satu mati tumbuh sejuta..
Satu juta diantara ribuannya..
Tentang sang tanya nan meminta jawabnya..
Meski jawab itu adalah matinya..
Tetap mencari jawab meski berkelok tanya..
Meski alasan harus terlawan..
Meski justru teka-teki tercipta,
dan harus merajut anyaman terka..
Hanya sekedar mencari jawab kemudian lega..
Meski jawab adalah matinya
dan tetap harus mencari tanya...




14 Juni 2012

Minggu, 10 Juni 2012

Urun Gambar : Situs Megalith Gunung Padang - Cianjur


The Gerbang

Konon Situs Megalith Gunung Padang -Cianjur ini diperkirakan berusia ribuan tahun tahun. Ada yang mengatakan 5000 tahun sebelum masehi, ada juga penelitian yang mengatakan 10900 tahun sebelum masehi situs ini telah ada. Entah yang benar yang mana, atau jangan-jangan ada usaha 'per-autolebay-an' berita dan di buat sensasi, tapi jelas usianya lebih tua dari situs-situs lain yang pernah saya lihat. Karena batu-batu ini kemungkinan dibangun di masa pra sejarah.

Dengan memakan area sebesar bukit, situs ini akhirnya menjadi tekat-teki dan sisik melik / petunjuk bagi sebuah kehidupan masa lalu yang pernah ada di Indonesia.
Berjarak sekitar 20 km dari kota Cianjur, situs ini selalu ramai dikunjungi di hari-hari libur. Kadang dengan ramainya ini justru kita kesulitan mencari obyek foto yang bersih tanpa melibatkan manusia.

Jumat, 08 Juni 2012

Kata Penting Pagi Ini ( 9 Juni 2012 )

Orang yang berilmu mengetahui orang yang bodoh karena dia pernah bodoh,sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang berilmu karena dia tidak pernah berilmu”. (Plato)

Sayangnya, kesalahan orang pandai adalah seringnya mereka lupa bagaimana orang bodoh berpikir

Cobalah cari nama pemain kesebelasan Greece/Yunani yang namanya tidak berakhir dengan huruf S

Kamis, 07 Juni 2012

Siapa yang menyesatkan kita?

Ketika kita dalam perjalanan dari satu kota ke kota lain dan kita tidak hafal rute, tentu kita akan mencari rambu penunjuk jalan sekaligus rambu-rambu lalu lintas. Jika rambu tersebut lengkap dan benar, maka dapat dipastikan kita dapat sampai kota tujuan dengan benar. Namun apa yang terjadi apabila kita tidak mendapatkan rambu, atau rambu tersebut salah atau rancu?

Tentu kemungkinan besar kita akan sampai ke tujuan terlambat atau malah tidak sampai sama sekali. Rambu yang salah dapat dipastikan kita akan sampai pada tempat yang salah, dibanding jika kita sekedar mencoba-coba trial and error.

Posting ini hanya sekedar analogi.. bahwa siapapun yang akan paling kita percayai, akan paling mudah menyesatkan kita. Contoh:percaya pada Caleg atau Calon pimpinan daerah/negara, ternyata jelas kita akan tersesat. Di level kedua, penyesat kita adalah trial and error yang muncul dari pikiran kita sendiri.

Terus rambu yang benar mana? Ah mana saya tau? Ya kalau tidak tahu autotanya!




Selamat pagi, autoberontak nasib selalu..


ditemani Joe Satriani dengan Friend, David Foster dengan Winter Games

Rabu, 06 Juni 2012

Ini dia tidur siang paling serem

http://news.detik.com/read/2012/06/07/053306/1934903/1148/ini-tidur-siang-paling-berbahaya-di-dunia

Oregon Bagi pecandu adrenalin Brian Mosbaugh, tak pernah ada kata puas dalam mencari tantangan. Semua hal berbahaya sudah dicobanya, termasuk tidur bergelantungan di atas tali yang digantung dengan ketinggian 2.000 kaki.

Aksi Brian ini diabadikan oleh rekannya yang berprofesi sebagai fotografer Tyler Roemer. Brian saat itu sedang tidur siang di atas seutas tali di Yosemite National Park, Amerika.

"Brian adalah seorang teman yang baik dan seorang pendaki yang sangat berbakat," ujar Tyler seperti dilansir The Sun, Kamis (7/6/2012).

Menurut Tyler, sangat sulit untuk melakukan aktivitas Brian. Dia harus membangun struktur talli yang aman, di tengah lokasi yang sukar untuk dijangkau.

"Ini adalah gaya hidup spontan yang membuat saya semakin tertarik pada fotografi petualangan," ujarnya.

Anda tertarik mencoba?

(mad/mad)
Kapan ya bisa gitu... Mungkin saat ini akun MP saya juga baru kayak gitu... Nyantai tidur di tali sambil dengerin Manhattan-nya Eric Johnson

Jika saya kena garukan

Selasa, 05 Juni 2012

Kalau Tidak Tahu, TANYA!!..



Dalam suatu proses yang melibatkan informasi antara kita dengan rekan kita, seringkali kita dihadapkan pada kondisi : tiba-tiba kita disalahkan karena kita tidak tahu. Sementara ketika kita berkelit karena tidak tahu, lawan bicara kita menangkis : Kalau tidak tahu, TANYA!! Biasanya akan segera ditukas balik dengan kata : "Lha yang mau ditanyakan aja nggak tahu.."

Kita bisa menanyakan sesuatu yang kita tidak tahu, adalah jika kita telah mengerti sebuah alur proses pokok bahasan sebuah masalah dan dalam proses memang muncul pertanyaan dalam diri kita. Namun kadang sebagai orang yang tidak tahu, otak kita secara reflek mengambil asumsi untuk melakukan suatu tindakan yang menurut logika kita adalah benar, dan tidak perlu ditanyakan. Maka jika apa yang kita anggap benar itu ternyata salah menurut orang lain, akan muncul pertanyaan : "Kamu itu kalau tidak tahu, TANYA!!".

Kejadian yang umum terjadi adalah antara seorang yang mengalihkan/mendelegasikan tugas (entah memberi tugas atau meminta tolong) pada seseorang sebagai  terdelegasi. Sebagai orang yang didelegasikan/dilimpahi tugas biasanya menemukan kondisi-kondisi yang menuntut berpikir reflek sesaat, yang ternyata akan beresiko salah terhadap yang memberikan tugas. Dalam hal ini seharusnya resiko kesalahan orang yang diberikan delegasi sebuah tugas,adalah termasuk dalam tanggung jawab sang pendelegasi.

Dan tahukah, bahwa kita "Kalau tidak tahu, Tanya!!" dalam sebuah proses delegasi pekerjaan, sering digunakan oleh orang pemberi limpahan tugas pada si terlimpah, untuk memberikan pembelaan diri dan menunjukkan pengalihan tanggung jawabnya. CMIIW...  Semoga jika kita melimpahkan sebuah pekerjaan, sebaiknya kita memiliki range toleransi kesalahan untuknya, karena bukannya komunikasi makin berderet juga akan makin banyak loss nya? Ingat game jaman Pramuka:bisik berderet.

Tahu gak????? Yang mau ditanyakan aja nggak tahu...