Sejak saya di Jogja beberapa belas tahun yang lalu, terjadi hal yang berbeda dengan di kampung saya setiap kali saya sholat berjamaah. Apa itu? Setiap kali pasca sholat, saya budaya dan adat di kampung saya selalu bersalaman dengan orang di sekelilingnya. Baik NU dan Muhammadiyyah yang ada di kampung saya tidak masalah dengan hal itu.. Bahkan dengan salaman, sering sekali orang yang tidak kenal, jadi kenal. Jadi tambah teman 'ketemu di mesjid'.. Bahkan gojekan 'ketemu calon kakak ipar di mesjid' menjadi keren diceritain di sekolah hahaha.. Berbeda dengan di Jogja. Terutama area sekitar kampus. Saya mulai terasa asing dengan orang yang sholat di sebelah saya, dan selalu saya duluan yang menyalami dan dibalas dengan tidak antusias seperti di kampung-kampung. Ada apa ini dengan kota yang konon terpelajar ini?? Kebanyakan masjid sekitar area mahasiswa kebanyakan juga seperti itu.. padahal saya yakin, para mahasiswa yang sholat di sana, rata-rata juga dari kampung.. Memang tidak seluruh jogja.. hanya area Mahasiswa saja. Di Jogja kota saja, area keraton, budaya salaman setelah sholat ini juga masih ada..
Kejadian paling parah adalah.. Ketika saya sholat berdekatan dengan seorang beratribut jenggot, surban dan gamis, yang kebetulan orangnya saya kenal, dia berdiri di sebelah kiri saya, setelah sholat jumat saya ajak salaman, dia menolak, dengan cara menjulurkan tangan kiri menolak tangan saya dan dengan wajah tidak melihat ke saya.. Tentu saja saya tersinggung dengan cara seperti itu... Saya langsung keluar mesjid dan saya hadang orang itu diluar.. Setelah dia keluar, dia ngajak salaman, saya nolak balik.. dan saya tanyain dia:
Saya : "Kenapa tadi saya ngajak salaman kok ditolak?"
Hen*** : "Afwan, itu bid'ah bim.. hal yang dulu jaman Rasulullah tidak ada, dan sekarang diada-adakan"
Saya : "Lho bid'ah khan berlaku buat kegiatan ritual aja khan"
Hen*** : "Itu masih dalam rangkaian sholat, masih dzikir"
Saya : "Siapa bilang?? Cek sana definisi sholat!"
Hen*** : "Sholat itu dasarnya mengingat Allah, berisi kumpulan doa yang diajarkan Rasul"
Saya : "Emang sholat itu awalannya apa dan akhirannya apa?"
Hen*** : "Diawali takbiratul ihram dan diakhiri salam"
Saya : "Kalau begitu selesai salam saya ngentut boleh nggak"
Hen*** : "Tidak apa apa karena tidak membatalkan sholat"
Saya : "Terus kalau saya ngajak salaman boleh nggak"
Hen*** : "Saya membiasakan untuk tidak bid'ah aja, toh diluar saya juga ngajak salaman"
Pembicaraan berhenti sampai situ. Sebetulnya saya masih punya jawaban.. Seharusnya kalau dia tidak mau salaman, minimal jangan menolak salaman.. sedangkan dia orang pengajian harusnya lebih tahu bahwa "jika dalam ritual (hablum-minallah) tidak ada tuntunannya, jangan dilakukan, tapi jika dalam hubungan kemasyarakatan (hablum-minannas) tidak ada larangannya, maka lakukanlah".. Barangkali dia sendiri yang otaknya bid'ah berpikir bahwa setelah selesai sholat adalah masih rangkaian sholat...
------
Pengalaman ini teringat tatkala semalam saya sholat Maghrib bersama istri saya di Masjid Agung Al-Jami kota Wonosobo.. Setelah selesai sholat istri saya mengajak salaman seorang jamaah wanita di sebelahnya, dan berakhir dengan tanpa respon apapun. Orangnya bercadar, berbaju kurung hitam lengkap dengan kaos kaki.
Ketaksimpatian dengan orang tipe seperti ini bertambah ketika saya dan istri saya tahu bahwa lantai masjid terutama bagian wanita becek basah kuyup akibat ulah mereka. Apa ulah mereka? Ternyata para jamaah wanita tetap menggunakan kaoskaki masuk area wudlu. Mereka memilih wudlu di dalam kamar mandi ruang tertutup, ya jelas kaos kaki mereka basah kuyup dan dipakai sholat naik ke ruang sholat.. Masjid itu jadi becek-cek. Alasannya adalah wara'..atau berhati-hati menjaga kesucian diri..Mereka menghindari aurot terlihat laki-laki bukan muhrim.. Ya istri saya cuma bergumam.. "Mereka mau masuk surga sendirian, tanpa butuh orang lain selamat".. Akibat ulah bodoh mereka itu, semalam para takmir dan petugas sibuk ngepel dari atas sampai bawah.. Para takmir memang paling tidak suka, Masjid Agung kota Wonosobo itu kedatangan jamaah model seperti itu menggunakan masjid untuk kegiatan apapun. Apalagi kemarin sedang ada acara akbar mereka sejak pagi hingga malam. Mereka tidak bersih, kumuh, tidak menjaga fasilitas umum, tidak menghormati tempat ibadah yang ditandai dengan setelah selesai, mereka pergi begitu saja..
----
Sebenarnya tidak satu kali dua kali saya ditolak salaman seperti ini.. kecil tapi mengusik hati.. maka saya share aja di sini... Siapa tahu ada MP er yang bisa menjelaskan disini mengapa mereka menolak salaman orang lain setelah sholat selesai?
Kejadian paling parah adalah.. Ketika saya sholat berdekatan dengan seorang beratribut jenggot, surban dan gamis, yang kebetulan orangnya saya kenal, dia berdiri di sebelah kiri saya, setelah sholat jumat saya ajak salaman, dia menolak, dengan cara menjulurkan tangan kiri menolak tangan saya dan dengan wajah tidak melihat ke saya.. Tentu saja saya tersinggung dengan cara seperti itu... Saya langsung keluar mesjid dan saya hadang orang itu diluar.. Setelah dia keluar, dia ngajak salaman, saya nolak balik.. dan saya tanyain dia:
Saya : "Kenapa tadi saya ngajak salaman kok ditolak?"
Hen*** : "Afwan, itu bid'ah bim.. hal yang dulu jaman Rasulullah tidak ada, dan sekarang diada-adakan"
Saya : "Lho bid'ah khan berlaku buat kegiatan ritual aja khan"
Hen*** : "Itu masih dalam rangkaian sholat, masih dzikir"
Saya : "Siapa bilang?? Cek sana definisi sholat!"
Hen*** : "Sholat itu dasarnya mengingat Allah, berisi kumpulan doa yang diajarkan Rasul"
Saya : "Emang sholat itu awalannya apa dan akhirannya apa?"
Hen*** : "Diawali takbiratul ihram dan diakhiri salam"
Saya : "Kalau begitu selesai salam saya ngentut boleh nggak"
Hen*** : "Tidak apa apa karena tidak membatalkan sholat"
Saya : "Terus kalau saya ngajak salaman boleh nggak"
Hen*** : "Saya membiasakan untuk tidak bid'ah aja, toh diluar saya juga ngajak salaman"
Pembicaraan berhenti sampai situ. Sebetulnya saya masih punya jawaban.. Seharusnya kalau dia tidak mau salaman, minimal jangan menolak salaman.. sedangkan dia orang pengajian harusnya lebih tahu bahwa "jika dalam ritual (hablum-minallah) tidak ada tuntunannya, jangan dilakukan, tapi jika dalam hubungan kemasyarakatan (hablum-minannas) tidak ada larangannya, maka lakukanlah".. Barangkali dia sendiri yang otaknya bid'ah berpikir bahwa setelah selesai sholat adalah masih rangkaian sholat...
------
Pengalaman ini teringat tatkala semalam saya sholat Maghrib bersama istri saya di Masjid Agung Al-Jami kota Wonosobo.. Setelah selesai sholat istri saya mengajak salaman seorang jamaah wanita di sebelahnya, dan berakhir dengan tanpa respon apapun. Orangnya bercadar, berbaju kurung hitam lengkap dengan kaos kaki.
Ketaksimpatian dengan orang tipe seperti ini bertambah ketika saya dan istri saya tahu bahwa lantai masjid terutama bagian wanita becek basah kuyup akibat ulah mereka. Apa ulah mereka? Ternyata para jamaah wanita tetap menggunakan kaoskaki masuk area wudlu. Mereka memilih wudlu di dalam kamar mandi ruang tertutup, ya jelas kaos kaki mereka basah kuyup dan dipakai sholat naik ke ruang sholat.. Masjid itu jadi becek-cek. Alasannya adalah wara'..atau berhati-hati menjaga kesucian diri..Mereka menghindari aurot terlihat laki-laki bukan muhrim.. Ya istri saya cuma bergumam.. "Mereka mau masuk surga sendirian, tanpa butuh orang lain selamat".. Akibat ulah bodoh mereka itu, semalam para takmir dan petugas sibuk ngepel dari atas sampai bawah.. Para takmir memang paling tidak suka, Masjid Agung kota Wonosobo itu kedatangan jamaah model seperti itu menggunakan masjid untuk kegiatan apapun. Apalagi kemarin sedang ada acara akbar mereka sejak pagi hingga malam. Mereka tidak bersih, kumuh, tidak menjaga fasilitas umum, tidak menghormati tempat ibadah yang ditandai dengan setelah selesai, mereka pergi begitu saja..
----
Sebenarnya tidak satu kali dua kali saya ditolak salaman seperti ini.. kecil tapi mengusik hati.. maka saya share aja di sini... Siapa tahu ada MP er yang bisa menjelaskan disini mengapa mereka menolak salaman orang lain setelah sholat selesai?
pertamax itu mungkin bid'ah..
BalasHapusbiar aja
Kalau menjadikan salaman itu sbg kewajiban dan rangkaian ritual ibadah, sprtnya itu baru yg dinamakan meng-ada-kan ibadah. Wallahua'lam.
BalasHapusKalau wudhlu ya mmg sbaiknya di tmpt tertutup, tp jg ttp mengingat orang lain dan tentunya kbersihan. Biasanya sih aku sll menggunakan tissue mengeringkan kaki, baru pakai kaos kaki. Skali lg wallahua'lam. :)
*mesem wae*
BalasHapusdan tulisan ini bi'dah
BalasHapusawas ada susupan konspirasiii... *martoart mode:ON
udah ngamatin ajah
Ga tau kang. . .
BalasHapusLha wong saya juga salaman
jadinya yo kang, aku kalo habis sholat takut mau salaman... soalnya aku juga pernah ditolak begitu. yo wes aku diem aja kalo gak diajak salaman. Kalo diajak salaman, ya tak salamin balik.
BalasHapusiya mbak. Memang tidak ada yang mewajibkan. tetapi pengalaman saya diatas, saya agak tersinggung ketika saya menyalami dan ditolak.. dan saya pun tidak harus menyarankan bersalaman..
BalasHapusUntuk Wudlu putri memang tidak masalah juga di ruangan tertutup, tetapi ketika masuk area wudlu, seperti tadi malam, masjid menjadi kotor karena pada menggunakan kaoskaki yang akhirnya menjadi basah karena terkena air di area wudlu, yang mereka gunakan juga ketika sholat. mungkin menjadi tidak masalah juga ketika mbak evanda2 yang ada disitu. Tetapi yang akhirnya terlihat di lantai masjid adalah becek karena semua kaus kaki mengandung air yang cukup banyak, yang saya yakin kalau diperas masih bisa..
maniseeee eseme ... koyo asem :))
BalasHapusben.. *garuk-garuk kepala takut konangan
BalasHapusnek persis bar sholat salaman karo pak imam.. yo kleru...
BalasHapuskecuali imame bojone, pakne, mas e, adhine
nek di jogja memang aku juga jarang melakukannya.. kecuali di masjid tertentu.. terus terang saya melihat adat sekitar juga
BalasHapus*Mengamati dari jauh sambil makan siang*
BalasHapusmas, saya juga sebenarnya orang yang menganut bahwa tidak ada salaman setelah sholat.. jujur saja. tapi saya sendiri ga menolak, kalo ada jamaah sebelah atau depan saya yang mengajak salaman, akan saya salami. tapi kalo untuk inisiatif sendiri, saya ga pernah. tapi pernah juga beberapa kali saya berinisiatif, misalkan sedang jadi imam di tempat umum, pikir saya, saya ga mau dicap sombong, jadi imam malah melengos (biasanya kan di tempat umum kalo jamaah, selesainya ngajak salaman)
BalasHapuswallahu a'lam deh mas bimo :)
kene njaluk
BalasHapussalaman yuks kang bim....
BalasHapus*kabur
BalasHapusiya mas, saya sendiri tidak masalah orang mau ngajak atau tidak.. saya juga kadang nggak ngajak kok.. nggak harus salaman.. cuma :D terus terang saya tersinggung ketika ditolak.. saat itu, pake tangan kiri lagi.. kenal lagi...
BalasHapussalaman ki cedak e borobudur mbak.. ayuk ayuk
BalasHapuscegat...
BalasHapusSalaman bukan masuk kategori ibadah kok, jadi ya pake prinsip luwes aja dalam berhubungan sesama manusia.
BalasHapussaya juga pernah tuh, tapi temen saya.. ditolak gitu, sambil ngangkat tangan
BalasHapushahaha gondok juga, pengen nampol rasanya
setuju mas iwan.. tidak mengajak juga ndak apa apa.. tapi kalau diajak jangan menolak :D
BalasHapusya.. nanti kalo menolak malah menimbulkan fitnah :)
BalasHapusya seperti mas iwan bilang mas.. mungkin memang kita perlu luwes dalam bersalaman. Saya kalau di jogja memang jarang mengajak salaman.. tapi di kampung iya.. karena memang ada beberapa amalan sunnah yang menyebutkan:".. setelah sholat langsung melakukan amalan blablabla sebelum melakukan yang lainnya.." dan kebanyakan di Jogja terutama area mahasiswa banyak yang sudah mulai tidak bersalaman di pasca sholat
BalasHapustadi pagi saya salami pakde mitro juga hahahaha
BalasHapusKapan ketemu pakde mitro?
BalasHapuskalo mahasiswa bener itu, hehe
BalasHapusnang GB ne
BalasHapusdan mahasiswa juga yang datang menyalami orang nikahan tanpa tahu siapa yang menikah...
BalasHapus*pengalaman
hahahaha, kesian masbim... gw juga pernah dibegituin dulu, sekarang gw jadinya abis sholat suka nunggu dulu, kalo sebelah gw ngajak salaman, gw jabat deh dgn semangat, tapi klo gak ngajakin jabat tangan, gw diemin juga.. hehehe
BalasHapusgw malah pernah dibidahin gara2 baca doa makan yang "Allahumma baariklana..." itu lho, terus gw tanya;
"Kalo gw doa bahasa Indonesia, Allah ngerti gak?"
"Ngerti"
"Kalo gw doa bahasa Indonesia, Allah larang gak?"
"Boleh aja"
"Terus kalo gw doa pake bahasa Arab kayak tadi, kenapa gak boleh?"
"Kalau ada doa yang sudah diajarkan Rasulullah, kenapa memilih doa yang lain?"
~tuink tuink
*malah jadi curhat, hehehe*
Diih...... sengit sendiri aku sama orang2 kekgitu -__-" Dari dulu ya, kalau abis sholat ya salam salaman. orang kayak mereka tuh yang biasanya jadi calon teroris
BalasHapusHaram itu.. Haraaammmm....
BalasHapus*tereak pake TOA memancing keributan*
Saya menolak salaman !!!! Tapi saya gak menolak cipokan sehabis sholat !!!
Cipokan itu halal, dan salaman itu haram !!!
*diguyur pasir se-MP*
hahahahaha, mau gak setuju tapi realitanya mendekati.....salam kompasiana mbak reny *halah*
BalasHapusnjuuuuuuuuuuuuk? masing2 ngotot sama pendiriannya. ujug2 saling gontok2an.
BalasHapusMaturnuwun penjelasannya
BalasHapusTentu bermanfaat reply ini.. dan tentu saja mereka tidak melakukannya karena membenci. Kami pun tidak membenci hal tersebut. Hanya saja, kalau saya, juga berpikir dengan tingkat pemahaman paling rendah.. seseorang di kampung saya, tentu juga akan tersinggung ketika diajak bersalaman ternyata ditolak. :)
Ya mungkin dengan bekal komentar njenengan saya akan lebih memahami mereka. Tetapi mereka juga mungkin megerti juga psikologis masyarakat yang sebagian besar belum memahami itu..
Sementara saya katakan masalah bid'ah dan bukan bid'ah , termasuk rangkaian ibadah atau bukan, ya bagi saya masih abu-abu.. karena kebiasaan saya, sering habis salam saya anggap selesai solat :)).. salaman dan pergi mak klepat
lagi2 saya menggeneralisir =))
BalasHapushus aku ra ngomong teroris lho...
BalasHapus*lagi diinceng teroris iki
wis kana mendingan cipok2an karo pakde
BalasHapusTapi nek aku sih mikire, nek ra gelem salaman yowesben lah...
BalasHapustapi kisah kedua ttg bikin becek mesjid itu emang bener2 nyebahi, deh -__-"
selingkuh ke kompasiana itu ya bidah
BalasHapus*kabur
suk tak kon ngepel :))
BalasHapusJenggotnya gimana? Panjang? Kriwil?
BalasHapusjenggot yang mana? yang atas iya
BalasHapusseharusnya sih wajar, kita kan tadinya berpisah untuk sementara krn menghadap Allah SWT saat shalat, saat bertemu lagi wajar dong salaman .. :D
BalasHapussalaman mari mas :)
BalasHapussaya terjebak konspirasi masbim, konspirasi anaz dan bupeb... akhirnya selingkuh ke kompasiana
BalasHapus>:))
drap drap drap,,, siap siap ikut
BalasHapusselingkuh itu indah hahaha
wah... cerita paragraf terakhir bikini gemes aja... bikin kotor tp ga mau bersihin...
BalasHapusjangan2 itu disusupi ajaran yahudi yg dibacking sama CIA
BalasHapus**nyengklak tronton trs kabur**
wah aku kerep salam klepat je, bid'ah gak kuwi?
BalasHapusbiasa mbak, aku yo sering mangan nang warung tapi ra gelem ngasahi :))
BalasHapusojo nyindir aku mas, tak balang njenengan....
BalasHapus*mode CIA on
aku malah salam kilpat... salam njur sikil papat.. brangkangan minggat
BalasHapuswkwkwkwk gak ngesot mas? luwih bid'ah neh yo? ndak diarani demit :D
BalasHapus:) sampeyan ki nek jirih tur jijik ra sah ngajari cerito setan sik...
BalasHapus*padune wedi
Nggak mau komen ah, bid'ah *jedugh*
BalasHapusmmm... pan gak ada di jaman Rasulullah
Mas Bimo, secara normal saya juga tidak melakukan salaman saat setelah shalat. Namun demikian, saya juga sangat fleksibel jika di suatu masjid melakukannya (kebanyakan disini seperti itu, terutama di kampung2). Sepertinya, saya juga mahfum dan sedikit mengetahui tentang beberapa orang dan jamaah yang menolaknya, tentu saja hal itu sejalan dengan pemikiran yang mereka pahami. Secara pribadi, saya memang tidak respek dengan sikap mereka yang kontan menolak salaman..hmm..
BalasHapusTapi Anaz belum menemui fenomena yang gak mau diajak salaman
BalasHapusDI Malaysia juga abis shalat salam2an. Sama siapa aja, sama orang yang tak dikenal sekalipun, bahkan orang yang memakai cadar.
Untuk yang basah2an pake kaos kaki, mikir, kira2 kenapa yah?
*eh, kok Anaz komen sih?* :D
sama mas.. oh ya saya juga beberapa tahun mengikuti taklim di jamaah tabligh.. kemudian beberapa saat juga mengikuti pengajian salafi.. sebenarnya memang tidak ada yang menyalahkan salaman.. tetapi memang kadang persepsi para jamaah sendiri yang kadang terlalu WARA' dalam melakukan sebuah amalan.. Kadang sholat saja batal berkali-kali karena dia tidak yakin bahwa dia tidak batal saat sholat...
BalasHapushehehehe yang berbasah basahan itu saya juga baru tahu tadi malam mbak anaz
BalasHapushaha..iya nih..asli saya juga baru tahu..
BalasHapuskalau dulu ada sih jaman masih di masjid kampung yang berbasis NU, biasanya masuk dan keluar area wudlu dikasih kubangan air.. tapi biasanya ada kesed ketika masuk ruangan sholat...
BalasHapusmong omong nih mas bimo, saya ada dua kisah gak enak tentang salaman setelah shalat.
BalasHapusPertama:
Sesaat setelah salaman kepada jamaah yang disebelah kanan, saya mengulurkan tangan ke jamaah yang di sebelah kiri. Cukup lama tidak direspon. Ekspresinya pun begitu dingin tanpa menggubris tangan yang telah saya sodorkan. Akhir cerita, saya baru tahu bahwa dia orang yang kurang waras. Hehe...
Kedua (Ini yang paling lucu).
Jadi, ada seorang bapak, yang setelah shalat ia begitu khusyuk dalam dzikirnya sambil merem (maksudnya tutup mata). Saking khusyuknya, dia tidak tahu bahwa para jamaah sedang acara salam-salaman. Seorang bapak yang di sebelahnya menyodorkan tangan. Karena tidak di respon, dia menyentuh paha-sedikit mencolek- (mungkin maksudnya ingin menyadarkan bapak yang khusu' tadi untuk diajakin salaman). Tiba-tiba saja, Plaaaks! "Eiittss!" Si bapak yang tadi menangkis pukulan orang yang baru saja 'disadarkannya' dari dzikir...
Wah-wah, ternyata saya baru tahu. Bapak yang merem sambil dzikir tadi ternyata latah. Makanya colek/cokeh orang sembaranga. Hahaha..
hakakakakak tapi saya yakin kok orang yang ngajak salaman pasti tahu kondisi... jangan tersinggung kalau ngajak salaman bapak saya, dibalas pake tangan kiri ;).. karena sudah sejak jaman perjuangan bapak saya kehilangan telapak tangan kanan :D
BalasHapuswkwkwkwkwk ora wedi kok mung jijik
BalasHapus*halah*
yo wis nek ngono mengko ono pete pocong
BalasHapushuwahhh ojo no ndak girap2 akune
BalasHapusmungkin kbiasaan salaman musti di barengi amplop jadi kalo tangan kosong ogah, kalo aku sih kbiasaan kalo jamangah selalu Assalamungalaklepat.
BalasHapushahahahaha sampeyan sing ngusulke kesat kesot
BalasHapushahahahaha. konangan kang jagung
BalasHapus*eh, kok Anaz komen sih?* :D
BalasHapus=======================
bid'aaaaaaaaaaahhh!!
koneksi lambat ya :D ... itu bukan bidngah..
BalasHapusPak bim nyodorin tangan ke mus mau salaman
BalasHapusMus angkat tangan berdoa.. Pak Bim masih mau maksa mus salaman?
tangan mus yang sedang berdoa tak kasih uang dari atas... tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah hahahaha
BalasHapusngabur
lha daripada kuciwa.... tapi nek nang langgar ngomah ya lungguh sedela wong imame morosepuh sing jamangah adi adine
BalasHapusWakakak cerdas..
BalasHapusLain kali kalau orang yang menolak salaman itu berjenggot, elus elus saja jenggotnya..
sesuk akeh akeh salaman karo aku :)
BalasHapusiya kalau nggak tumonen
BalasHapuskayaknya anda salah ambil judul mas. kayaknya anda membodohkan orang atau sekelompok orang. mana mas yang dibodokin
BalasHapusnek salaman wajib kang...tapi nek jabat tangan.....nek kuwi suka2 lah....
BalasHapusyuk, mareee .. :D
BalasHapustertipu judulkah? maaf kalau tertipu.. tapi yang bodoh saya dalam nganalisanya kok
BalasHapuspak tiff wae salaman kok karo jeng misel
BalasHapuskonon ketika berjabat tangan, dosa berjatuhan mas...
BalasHapus*nglinguk*
BalasHapuspengin maem :(
BalasHapussepertinya tdk hanya salaman, tp doa bersama setelah shalat didefinisikan bid'ah *katanya*
BalasHapustp jika di keluarga doa bersama itu sangat bermanfaat dmana sang anak dpt menghafal apa ygdbacakan ayahnya (pengalaman pribadi). dan juga salaman terhadap istri dan anak menandakan hormat thdp yg lebih tua dan juga suami, mengajarkan adab sopan santun dan itu menjadi kebiasaan d indonesia, saking sopan dan kekeluargaan ... depan, samping dan belakang dsalamin sm org stelah shalat. sy malah senang ketika ada org yg ingin menyalami sy, sambil melihat k wajah org yg menyalami dan tersenyum, itulah ramah tamah dari bangsa Indonesia dan tersenyum itu merupakan sadaqah dan mmbuat org menjadi senang dan dhargai.
pernah juga dulu wkt d madinah ktemu org turkmenistan, mungkin krn dsana ga ada salam2an, ktika stlah shalat sunah sy salamin dia, luar biasa senangnya dia sampai2 aga lama menyalami sy. (mungkin kl org luar liat inilah ke ramah tamahan bangsa indonesia)
sekian dan terimakasih
kalau melihat sejarah di Indonesia, awal abad 20 memang agama Islam masih bercampur baur dengan kepercayaan lokal, maupun pola pengajaran ala bad pertengahan di Arab sana. Ahmad Dahlan memang belajar di Mekah, tapi dia terpesona dengan pemikiran modernisme Islam dari Muhammad Abduh, Rasyid RIdha, Jamaluddin AL Afghani dsb. Dia pulang membawa pemikiran modern, dalam bidang organisasi, kesehatan, pendidikan, dsb, intinya mamajukan pola pikir umat. Nah, Muhammadiyah baru membawa hawa TBC tachayul bid'ah churafat, setelah generasi kedua pimpinan, terutama dari Sumbar, yg berpendidikan di Mekah dan membawa pengaruh Wahabbi yg mulai berkembang Arab. Tapi soal TBC ini tidak pernah menjadi gerak utama Muhammadiyah.
BalasHapusnah, generasi baru yg berkiblat ke Wahabbi, Ikhwanul Muslimin, Jamiat Al Islami, dsb gerakan pemurnian agama sejak 80-an di Indonesia ini sesungguhnya ketinggalan jaman. soal TBC itu sudahlah urusan masing-masing, ad aunsur sosialnya yg bahkan jauh lebih penting bagi kita, seperti dijelaskan beberapa pendapat disini. Yang lebih penting, ini juga yg dibawa oleh Ahmad Dahlan dan dengan cara yg lain oleh Wahid Hasyim, dsb, adalah bagaimana memajukan umat ini. Bahkan sekarang lebih penting lagi bagaimana memadukan Keislaman, Keindonesiaan dan Kemoderenan.
islam yang berasal dari kata salaam, yang artinya damai....malah menjadi tidak damai lagi semenjak datangnya paham-paham itu.....
BalasHapusWah terimakasih mas Topan... memang benar ketika kita akan mengambil nilai keras dari sebuah ajaran agama, memang tidak akan ada habisnya, seperti ketua MUI yang mengharamkan hormat bendera, dan lain sebagainya. Namun memang ketika kita ambil nilai luwes, selama tidak dilarang dalam hubungan kemasyarakatan, ya ternyata enak di hati
BalasHapusSIAP mas , setuju ... tapi ntar dikira bid'ah
BalasHapussalaaam mas.. sugeng enjang
BalasHapusrasanya kok jadi berlebihan ya.
BalasHapusmbuh kah, salaman itu kan terjadinya setelah sholat. biasa aja deh.
mengenai menutup aurat, menurutku (sekali lagi menurutku) memakai cadar itu sudah berlebihan. karena dalam Al Quran sudah jelas tuntunannya bahwa muka dan telapak tangan yang boleh terlihat. Maaf gak tau surat apa yang mengatakan itu.
Memang saya pikir lagi , sangat tergantung pada pemahaman masing masing kok mbak. Pak Quraish Sihab lebih parah lagi menggambarkan Jilbab. Pandangan beliau mengatakan: Jilbab itu budaya arab, meski di suratnya juga sudah jelas.. "..Ulurkan Jilbab sampai ke dadamu.."
BalasHapusOke saja sih ketika kita bisa memahami orang lain. Tetapi kalau di kampung saya, agak susah memahami orang seperti demikian itu..justru yang berilmu agama yang baiklah, yang lebih bisa mengerti kondisi. Ya mungkin sebaik-baik tindakan kita adalah memahami sejauh mana orang lain bisa mengerti.. Saya juga kasihan pada para petugas masjid agung Jami' Wonosobo yang harus lembur ngurusin segala sesuatunya akibat kotor dan becek.. ini mesjidnya: 2 lantai yang harus dibersihkan mereka
saya juga agak "kesal" sm yg kayak gt,Om Bim. Salam setelah salat kan bagian dari habluminannas...
BalasHapusMalah menyusahkan orang lain kan. Kemproh sekaligus egois.
BalasHapusMasjid Jami'? Berarti di alun alun ya? Di tengah ada lapangannya?
nggg.. setuju tentang unsur sosial yang penting, tapi kurang setuju dgn soal TBC itu urusan masing2 akhi agam..
BalasHapuskalo kata guru saya sih, tipe yang seperti masbim ceritakan di atas, menguasai fikih hukum, tapi kurang menguasai fikih dakwah, jadi pemahamannya (mungkin) benar, tapi cara menyampaikannya yang keliru dan kadang menyebalkan
salam ukhuwah, akhi agam... ^ __ ^
jadi intinya 1 + 1 = 2
BalasHapustapi 1 mouse + 1 cpu + 1 monitor + 1 keyboard = 1 pc
ketika orang belajar, terutama tentang agama Islam.... tidak hanya 1 ilmu yang dipelajari tapi ada beberapa ilmu lain yang menjadi satu kesatuan yaitu agama Islam.
mudah2an dapat paham yang saya maksud.
beyoungqrock
Amiin, Insya Allah mas
BalasHapusgotcha! that's the point!!
BalasHapusAssalamualaikum, ana baca dari atas bawha antum mengatakan Hibal / jenggot adalah attriubute . apa antum tidak memelihara jenggot? atau di kantor antum tidak membolehkan org berjenggot?! tkt dsamakan dgn teroris atas nama amerika?
BalasHapuspelihara hibal adalah salah 1 sunnah Rasullullah Saw saudaraku.
sudah dijelaskan bukan oleh org tersebut bgaimna hukum dan beribadah tidak menurut dalil-dalil syar'i? :)
afwan saudaraku, cuma kalimat terakhir antum mencerca saudara2 anda sendiri ( yg bercadar bserta penutup aurat lainnya).
meskipun mereka salah menurut antum & istri, cobalah untukberdiskusi baik2 tanpa mendahulukan asumsi yg berlebihan sehingga timbul understimated yg antum buat2 sendiri, lalu dceritakan aib ini dan memojokan org lain :)
semoga berkenan ..
hehe . . nyengir dikit ah ;)
BalasHapusyakin mereka memakai ketika shalat?
BalasHapusbnr2 fakta? bukan hanya untuk mengklaim mereka asing krna mayoritas perempuan cadar suaminya berjenggot :)
karna si mas ini kan slg sensi sm yg berjenggot :D
Rasulullah bersabda :
" Islam datang dgn keadaan asing, dan beralhir jg dgn keadaaan asing, bergembiralah org2 yg asing "
setuju sama mas the bimz :)
BalasHapuswew . . udh nyinggung2 tero nih, ckckck
BalasHapusbrati si mba ini korban media ya? :D
atau malah cuci otak konspirasi? :)
berfikir kalau syaikh usamah adalah teroris jg? sprti yg diberitakan pengecut2 amerika?
telaah kembali berita itu mba, Amerika yg lbh dulu Invasi umat muslim di Irak dgn serangan udara di pasar setempat. dan Tragedi 9/11 jg konspirasi bush dan inteljen nerakanya .
wew . . udh nyinggung2 tero nih, ckckck
BalasHapusbrati si mba ini korban media ya? :D
atau malah omong kosong cuci otak saving private ryan? :)
berfikir kalau syaikh usamah adalah teroris jg? sprti yg diberitakan pengecut2 amerika?
telaah kembali berita itu mba, Amerika yg lbh dulu Invasi umat muslim di Irak dgn serangan udara di pasar setempat. dan Tragedi 9/11 jg konspirasi bush dan inteljen nerakanya .
brati scara tdk lgsg anda setuju dgn peraturan dan pancasila yg tidak pernah menjadi pancasila karena unsur thogut dari NKRI merdeka hngga hari ini.
BalasHapusAl Qurthubi berkata:
BalasHapusقال ابن خُويز منداد ــ وهو من كبار علماء المالكية ـ : إن المرأة اذا كانت جميلة وخيف من وجهها وكفيها الفتنة ، فعليها ستر ذلك ؛ وإن كانت عجوزًا أو مقبحة جاز أن تكشف وجهها وكفيها
“Ibnu Juwaiz Mandad – ia adalah ulama besar Maliki – berkata: Jika seorang wanita itu cantik dan khawatir wajahnya dan telapak tangannya menimbulkan fitnah, hendaknya ia menutup wajahnya. Jika ia wanita tua atau wajahnya jelek, boleh baginya menampakkan wajahnya” (Tafsir Al Qurthubi, 12/229)
Al Allamah Ibnu Abidin berkata:
تُمنَعُ من الكشف لخوف أن يرى الرجال وجهها فتقع الفتنة ، لأنه مع الكشف قد يقع النظر إليها بشهوة
“Terlarang bagi wanita menampakan wajahnya karena khawatir akan dilihat oleh para lelaki, kemudian timbullah fitnah. Karena jika wajah dinampakkan, terkadang lelaki melihatnya dengan syahwat” (Hasyiah ‘Alad Durr Al Mukhtaar, 3/188-189).
jadi bahwa cadar adalah berlebihan, itu statment anda tanpa ada pijakan dasar. bahkan terlalu mengada-ada.
Quraish shihab bermazhab Alhul bait, Syi;ah bung.
BalasHapussperti yg saya kutip dari ceramah beliau terakhir, " Khalifah yg paling pantas setelah rasullah adalah Ali r.a ".
sudah bukan hal tabu lagi jika mereka ( Ahlul bait ) membenci ke 3 kholafaur rasyidin.
mereka hanya percaya kepada ke 12 imam mereka yg hanya keturan dari Ali ra.
vethilahmed tidak apa2 ajaran salafy itu masuk k indonesia, saya malah senang toh kl ternyata banyak yg belum benar cara beribadah dll di indonesia. tp hendaknya cara penyampaiannya yg lbih enak dan nyaman bagi org yg dberitahu. dan juga musti tau knp itu terjadi di indonesia? contoh bedug,knp di indonesia ada? jaman dulu utk memanggil org2 yg jauh tempat kerjanya utk shalat,jadi media utk memanggil waktu shalat pake bedug,dll
BalasHapusimho
Ya, bener kang Taufan.. Saya secara pribadi , secara naluri, lebih enak menerima sesuatu yang tidak mengandung paksaan, ancaman, penilaian buruk ketika tidak melakukan, terhadap suatu nilai-nilai yang diberikan pada diri kita.
BalasHapusBuat kang vethilahmed, terimakasih komentarnya. Sepertinya Akun anda masih kosong ya? Sepertinya dibuat sesaat sebelum mereply disini, dan hanya untuk kepentingan berdebat. Jadi saya belum bisa menerima permintaan perkawanan anda, karena disini saya utamakan kerukunan. Perbedaan pendapat tetap pasti ada, dan bisa dibahas dengan cara kekeluargaan yang nyaman
Ditempat sy jg bnyak yg kayak gt kang, dikit2 bidah. Saya pernah jg mau salaman tp d tolak, alasan nya bidah. Sy jwb aja, emg situ ky idup d zaman Rasulullah aja, emg salaman masuk neraka. Diem tuh org. Maaf cm share aja.
BalasHapus