Sabtu, 24 Oktober 2009

Ke Pulau Emas.. [1st part of Trip To Asmat]

Tulisan ini belum dapat menampilkan Foto akibat sinyal seluler yang kurang bagus sebagai satu-satunya alternatif berinternet di Agats, Asmat. Tulisan ini akan kami ulangi lagi kelak dengan foto dan video yang sepanjang perjalanan kami dapatkan.


18 Oktober 2009

Perjalanan menuju pulau Papua ini kami mulai dengan keberangkatan kami ke Bandara Adisucipto Yogyakarta. Kunjungan dinas kali ini terasa berbeda dengan perusahaan kami yang baru. Dengan pengalaman memanage perjalanan dinas yang masih minim, kami berangkat dengan peralatan yang berbeda karena menghadapi medan yang berbeda juga.. Ke pulau Emas kami menuju.. Papua..

Pukul 6.10 Pesawat Merpati kami tinggal landas meninggalkan Jogja tercinta menuju suatu tempat, Ujungpandang untuk melakukan transit. Kami mendapatkan tempat duduk 17 A, B, C, D, yang akhirnya saya duduk diantara seorang bapak asli Jogja yang bekerja sebagai PNS di Sorong, dan seorang ibu PNS juga yang berdomisili di Merauke. Perjalanan menuju Makassar ini terasa santai dan cukup membawa suasana yang segar. Kurang dari dua jam, mendaratlah kami di bandara Internasional Hassanuddin yang luarbiasa bagusnya.

Selanjutnya dalam 30 menit ternyata pesawat Makassar - Timika telah siap berangkat. Berangkatlah kami menuju pulau emas itu. Kamipun duduk berderet seperti tadi di kursi nomer 6 A, B, C,D. Hampir saja kami terlambat pesawat. Dan ternyata juga sebelah Aji, teman kami, terdapat satu orang ang lebih terlambat dari kami. Berkenalanlah Aji ini dengan mas Tri, orang dari Jawa Timur tersebut. Mas Tri ini ternyata akibat buru-burunya mengalami musibah: HP tertukar saat pemeriksaan barang.

Singkat kata, sampailah kami di bandara Mozes Kilangin, Timika. Mas Tri bingung dengan HP nya yang telah sampai Ternate, dan kami bingung dengan tempat tinggal. Alhamdulillah mas Tri menawarkan tempat tinggalnya di Timika. Kebetulan mas Tri ini adalah seorang WIrausahawan juga bidang Elektronik Desain dan Teknologi Informasi. Untuk yang terakhir ini, beliau masih baru dalam dunia ini. Sembari pulang, kami mencari informasi pesawat kecil untuk menuju Agats, Asmat. Namun sialnya, pesawat baru ada satu minggu lagi.. WEEEEKSSS, dan akhirnya kami berencana menunggu kapal, dengan jadwal awal : Kamis berikutnya. Berangkatlah kami ke tempat tinggal mas Tri..

19 Oktober 2009
Hari pertama, Senin di Timika, diertemukanlah kami dengan pak Akhiri Iribaram. Orang ini adalah salah seorang pejabat Samsat Timika, beliau orang asli Papua yang beristrikan Bunda Rahmi, yang berasal dari Makassar. Bunda Rahmi ini berbisnis bersama Mas Tri dan rekan Mas Tri yang jago main keyboard: Bang Syarif dari Bugis. Pak Akhiri adalah seorang muslim yang memang putra daerah Papua. Beliau seorang ustadz yang baik. Beliau senang sekali dikenalkan dengan kami yang memiliki beberapa pandangan dan konsep yang memerlukan pupuk dukungan dari semua pihak.. Kami pun diajak makan siang di sebuah Rumah Makan Padang dan terjadilah keakraban dan brainstorming disana. Sambil memantau barang kiriman dari Jakarta dan barang dari jogj, kamipun mulai mempersiapkan diri untuk menuju Agats dengan cara kami, yaitu sewa SpeedBoat yang beriklan di Surat Kabar setempat. Deal!! 12 juta dari Timika Agats dengan kapasitas penumpang 8 orang.

20 Oktober 2009
Selasa pagi kami berangkat dari Timika menuju pelabuhan Pomako yang berjarak 1 jam perjalanan melewati hutan-hutan Papua yang sangat gelap dan rimbun.. Luar biasa.. Indonesia benar benar kaya.. Sesampai di Pomako, kami pun mulai bersiap ke kapal, yang hanya berisi 6 penumpang. 2 penumpang lagi diluar diri kami adalah 2 orang honorer PNS Agats.
Satu.. Dua.. Tiga.. berlayarlah kami dengan dijurumudi oleh seorang bapak yang berasal dari penduduk setempat.. SEpertinya si bapak ini memang telah sangat kenal dengan keadaan alam.. Masuk ke laut Aru kami pun mulai dikenalkan dengan gelombang yang agak setengah gila...

30 menit, tiba tiba boat balik arah menuju Timika, dengan alasan Mesin tidak normal. "Tidak normal mesin.. Kembali ke Timika.. Gas Sudah habis mesin tidak mau lari!!" Begitu ujar sang bapak pengemudi..

Sesampai di Pomako, pak Budi Purwanto , pemilik kapal boat tersebut melakukan checking kapal. Setelah 2 kali test, akhirnya kapal dinyatakan OK. Hanya saja, pengeudi tidak lagi berani mengemudikannya di siang hari. Dia memilih tunda hingga malam lagi. Dan kami memandang cukup profesional, ketika alasan keamanan kami menjadi penyebab. Bahkan mereka siap mengantar kami dan menjemput di malam hari nanti untuk melakukan perjalanan laut kembali

Sesampai di Timika, alangkah terkejutnya mas Tri dan senangnya ketika kami masih mampu melanjutkan pekerjaan jaringan di Timika hingga sore. Pekerjaan jaringan di Pengadilan Agama Timika, selesai sudah. Dan sebagai persekot hadiah, kami pun mendapat makan malam dengan lauk kepiting besar wehehehe.. inilah kesukaan saya.. Kepiting, kopi susu dan segepok prospek PROYEK... Slurp

21 Oktober 2009
Malam-malam kamipun dijemput pak Budi, dan lanjutlah kami ke Pomako.. Di malam gelap itu, berjalanlah boat di Rawa-rawa menuju laut Aru..
Mengarungi laut tiba-tiba saya merasa aneh.. Sinyal Telkosel yang penuh dengan tulisan : PORT SITE. Ya.. kami melewati sebuah pelabuhan Freeport yang luarbiasa megahnya. Gemerlapnya Portsite di malam hari seakan menjadi wakil dari sepersekianjuta  gemerlap emas yang telah dikeruknya..

Kami sempat dikuntit sebuah kapal boat lagi setelah  saya melakukan foto Port Site. Menurut informasi, Port Site ini adalah pelabuhan langsung dari Freeport yang berasal dari Gunung TEmbagapura dan disalurkan melalui terowongan bawah tanah yang berada di bawah hutan-hutan Papua.. Oh negeriku..

Bersambung..

8 komentar:

  1. Wowww ..

    *speechless*

    Ngga sabar nunggu kelanjutan ceritanya, Mas ..
    Ati2 yaaa .. :)

    BalasHapus
  2. nek rung ono fotone ijih diangep hoax

    BalasHapus
  3. Siaaap.. pasti di MP akan ku share

    BalasHapus
  4. santai, begitu VSAT dipasang mengko langsung aplot2 hahahah

    BalasHapus
  5. wow, nice description.
    lagi ada acara apa di sana ??? kerja di sana ya ???

    BalasHapus
  6. ndak bro, ada project disini.. lumayan bisa sambil jalan2 dengan tetep ber base di Jogja

    BalasHapus
  7. waw harga sewanya mengejutkan dengan hanya fasilitas tanpa lampu dan navigasi hihihi

    BalasHapus
  8. nek sing nganggo lampu, navigasi dll mungkin lebih murah ya ahahaha, tapi njempalik

    BalasHapus