DEMOKRAT. Pastilah terlihat sebagai partainya orang-orang yang sangat mencintai demokratisasi. Kebebasan terhadap pendapat, menghargai pendapat, hasil karya, karakter dan properti orang lain. Sebuah arti yang mencerminkan sebuah usaha mengutamakan musyawarah/diskusi untuk mencapai suatu mufakat, menghargai kata mufakat, dan baru akan voting setelah deadlock terjadi. Itupun dengan konsekuensi MENGHARGAI apapun hasilnya.
NAMA.. adalah sebuah pengharapan, dan pengharapan adalah doa.
Demokrat. Ternyata hanyalah sebuah nama.. bukan pengharapan. Sebuah nama pasaran/brand, sebuah nama yang marketable untuk menyedot pangsa untuk mendapatkan polling atau nilai vote setinggi-tingginya.
Pengharapan besar.. itulah yang muncul dalam benak saya sebagai anak bangsa.. ketika Partai dengan nama bagus tersebut muncul sebagai pemenang dan sebagai pemilik person yang menjadi mandataris MPR, alias Presiden.. Besar harapan saya untuk Indonesia maju pesat dengan demokratisasi yang dalam angan-angan tergambar..
KECEWA BERAT..
Itu yang saya rasakan ketika mandataris MPR sering mengeluh dengan perilaku anak bangsa yang memang berbeda-beda karena beda isi kepala
Itu yang saya rasakan ketika rapat Pansus menjadi ajang debat kusir dengan Man of The Match adalah dari kalangan Demokrat, dengan model buruk urakan tanpa etika sengaja atau dengan sengaja, mengacaukan rapat.. dimana dia tidak dapat menghargai kata-kata orang lain. Memotong kata dengan kata yang lebih keras, jelas bukan ajaran dari pendiri bangsa yang luhur ini
Itu juga yang saya rasakan ketika orang yang selama ini menjadi buah bibir (karena pengakuan dirinya akan kepandaian IT nya), teryata hanyalah seorang yang tidak lebih dari supporter Persebaya alias bonek, dimana tidak dapat menghargai hasil rapat bukanlah ciri dari demokratisasi.. Seorang bergelar ningrat yang demokrat meneriakkan cemoohan terhadap orang yang sedang membacakan suatu hasil rapat. ya begitulah kualitas ningrat negeri ini!! Ningrat bukan prestasi!!!
Saya juga merasakan hal itu ketika seorang jubir Demokrat ketika PEMILU memasarkan presidennya dengan melecehkan tanah kelahiran capres lain, yang padahal itu adalah tanah kelahiran dia sendiri . "...orang dari xxxxxx belum pantas memimpin negeri ini"
Kali ini selain kecewa saya juga memastikan:
- Pemilu adalah ajang mencari tirani baru
- Demokrat adalah partai perdagangan.. yang tidak siap diberikan amanah untuk mengelola bangsa ini
- Ningrat itu bukan prestasi.. hanya nama dagang saja
- Nama, hanyalah sebuah BRAND. Nama yang terdengar baik, belum tentu memiliki kualitas yang baik, hanya memiliki nilai dagang belaka.. Masalah di After sales? Salah sendiri pembeli mau beli!!
Mohon maaf bagi yang merasa keclekit hatinya.. karena ini hanya sebuah omongan anak bangsa yang kecewa dengan perilaku orang-orang yang mengaku demokrat, namun sama sekali jauh dari demokratisasi
mestinya kita tdk boleh terlalu berharap, hidup akan jalan terus, dan kita tetap hrs langkahkan kaki, apapun dan siapapun yg diatas, tak usah pedulikan, sama halnya mereka tak peduli dengn hidup kita ...
BalasHapusDemo...krat..crazy...
BalasHapusgemblung kabeh, kecewa aku.... malu....malu....
apa isi kepala kalian....?
Betul sekali mas Unggul.. kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan apa yang kita pilih.. aplagi yang tidak kita pilih.. tapi .. mari kita yang masih bersih dari debu politik, kita tunjukkan pada dunia, bahwa bangsa ini tidak harus lewat politik untuk bisa berkembang.. Semoga kita bisa membangun bangsa dari ketikan blog ini
BalasHapusberingin lama versi milenium
BalasHapussemoga mereka bisa membaca jeritan hati kita ini dan mereka bisa sadar kembali ke jalan yang benar.. dan semoga yang tidak pantas menjadi anggota dpr segera mengundurkan diri :))
BalasHapuskalau dipikir, ternyata iya ya.. beringin milenium heheheheh
BalasHapusamiiiin ....
BalasHapusayo mas, kita mulai ...
Moga kaum pinter itu cepet pada sadar kalo emosi gak nyelesein masalah..
BalasHapussaya yang harus memulai mas.. mas Unggul sudah duluan nyolong start :D
BalasHapusmoga yang nggak pinter yang ngaku pinter segera lengser
BalasHapusgregetan sama demokrat dan sby euy!! grrr...
BalasHapusmari kita berdoa agar emreka segera sembuh
BalasHapuspiye kang yen kabeh dilebokke pakem wae? yak'e njuk dho waras. atau sebaliknya, doktere dho tobat kabeh merga ngopeni wong uakeh tur ra isa mari... wakakakakaaaakkk...!!!
BalasHapusbener mbak.. istilah sing apik: dikuliahke nang UNG = Universitas Negeri Grhasia PAKEM.. sing do sok dadi wakil rakyat mikir telih-e partaine masing masing kui...
BalasHapus*GUANG