Surat Tantangan

Iseng-iseng buka email Yahoo, saya mendapatkan surat yang seorang rekn saya sampaikan melalui facebook.. kira kira begini

---

.
.
.
Bos.. wengi bos, ki aku ki pengin ngece sitik. Kabare kono wis metu seko perusahaan kerjaanmu mbiyen? Heahahahaa, aku wis mbatin kaya kui.. Mbiyen kono pas duwe gaji apik, aku pas kethoyo-thoyo urip e.. Ning Alhamdulillah siki wis mulai apik.. Kiye, aku arep cerito setitik.. Aku ngerti yen kono saiki mesti bingung muter-muter mikir usaha anyar.. Aku Yakin kui.. Aku ngalami koyo kui kok.. Ming yo kui, untunge awake dewe sempat munggah nggunung bareng.. Mbuh ki tekan saiki, kono nggowo aku nang nggunung sumbing kae kepikir terus amben dino.. Lha, iki wingi nemu usermu, tak add, kelingan terus kiye.. Nah iki aku tak cerito

Tulung baca cerita ini, aku ganti bahasa:
Aku inget banget tahun 99 sasi April, dirimu dijaluki Ardi kancaku kon ngeterke nang nggunung Sumbing. Aku kelingan banget pas nang base camp kamu ngomong tidak digubris. Kamu memberi sedikit briefing yang sangat-sangat berguna, tapi sama sekali tidak diperhatikan. Aku inget kamu bilang gini:"Saya sudah berkali-kali ke sini tapi tidak dapat menjamin saya sendiri kehabisan semangat, apalagi anda. Semangat hanya bisa dijamin bareng-bareng, maka hindari mengeluh.. Saya menabukannya di gunung saya ini"
Mengapa aku inget? Karena kata-katamu kayak keramat. MENABUKAN

Aku juga inget ketika 2-3 jam pendakian pertama, kamu mulai jengkel karena ada yang bilang:"ngapain kita ke gunung kayak gini dingin dingin, mendingan di rumah mandi air panas, tidur di kasur empuk dengan lampu yang kencar-kencar"

Aku juga inget kamu jengkel juga dengar kata-kata:"Ah tidur sini aja ah, yang mau muncak, silakan muncak, aku mau disini dan turun"

Aku juga inget kamu denger kata-kata ini di deket puncak:"Wah, mana sih puncaknya, nggak keliatan, keliatan, katanya udah dekat.." Dan aku yakin, kau pun juga mulai down semangat dan tidak begitu yakin apa yang kau ingat bahwa puncak itu telah dekat..

Aku juga inget, kamu cuma bilang:"Saya nggak mau siapa yang saya pandu ke sini kok nggak muncak.. Percayalah.. kita pasti sampai puncak.. dan kalian sebenarnya tahu itu.. Dan ingat, perjalanan menjelang puncak adalah yang paling berat. Karena kecuraman kian miring, udara kian tipis, energi telah habis, dan suara-suara sumbang kian banyak. Pokoknya kalian tetep jalan, ku tunggui sampai kapanpun, toh matahari terbit masih lama"

Dan aku juga inget, setelah sampai puncak, semua orang yang mengeluh itu bersukaria, dan hanya satu yang duduk berdiam diri memandang matahari, yaitu : kamu.. Aku tahu, bahwa kamu sadar sepenuhnya, bahwa kamu memikirkan rekan-rekanmu dalam perjalanan pulang yang sebenarnya tujuan sebenarnya...


Aku hanya mau bilang, aku ingin saat ini jadi kamu dalam pemandu pendakian gunung yang jauh lebih berat. Wirausaha. Aku menantangmu, dan aku siap memandumu sampai puncak.. Dan ingat, perjalanan ke puncak adalah paling berat seperti tadi.. Tapi kita tahu, bahwa kita pasti akan sampai, selama kita tetap berjalan.. Aku menantangmu.. Aku mau tahu, apakah kamu yang dulu tidak akan turun sebelum muncak, sekarang akan turun? Aku mau lihat sekarang... Sekarang aku tahu, kau sedang mendapatkan posisi paling susah.. kecuraman tinggi, keluhan kanan kiri.. Cuma, kalau kamu dulu bilang ke aku:itu tandanya kamu mau sampai puncak... kini aku bilang:"percayakah kamu kalau ku bilang, kamu juga akan sampai puncak?"



Sorry dab, sekedar tantangan
.
.
.

---

Busyet, tantangan ini tak pernah kuduga sebelumnya.. Memang kemarin saya sempat ngobrol dengan beberapa teman tentang pendakian.. Tetapi saya lupa bahwa sekarang saya sendang melalui pendakian yang super hebat..  Yang saya belum tahu.. bisakah melaluinya?

Saya share, semoga berguna