Sabtu, 17 Juli 2010

Tentang Ibadah dan Fungsi Sosial Manusia

Ya, mumpung belum lupa Jumatan kemarin, mencoba menambah dan mengurangi kata-kata pak Ustadz Khotib Jumatan,biar nggak lupa

 

Tujuan Diciptakan dan Asal-usul Manusia

 

"Tidak diciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Ku"

 

Menurut Tuhan, itulah yang dimaksudkan sebagai maksud dan tujuan diciptakannya manusia dan jin, dengan dimensi yang berbeda.. Manusia pada dimensi fisik versi manusia, dan jin terletak pada dimensi gaib versi manusia..

 

"Kholaqol insaana min tsulalaatin min thin wa kholaqol janna min-naari makiin" -

 

Diciptakan manusia dari saripati tanah yang menjijikkan dan diciptakan jin dari api yang menyala

 

Sangkan Paraning Dumadi. Asal-usul kejadian manusia. Ternyata kita memang berasal dari sesuatu zat yang kalau kita lihat saja jijik. Setetes air mani, atau saripati tanah yang menjijikkan. Sehingga dengan demikian seharusnya tidak boleh ada kesombongan pada diri kita. Tuhan menjadikan kita berproses meningkat dan meningkat, dan akhirnya menjadi seperti ini.

 

 

Fungsi Sosial

 

Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari dan pendiri Muhammadiyyah KH Akhmad Dahlan, berguru pada guru yang sama, namun mereka memiliki fungsi dan area tugas yang berbeda. Jika mbah Hasyim diarahkan untuk membina manusia yang telah bergerak dalam sisi "rasa", maka pak Ahmad Dahlan bekerja pada sisi yang berbeda. Suatu ketika murid pak Ahmad Dahlan protes pada gurunya:"Kyai, kok saya main ke Jawa Timur, di sana murid-murid pak Hasyim sudah khatam Quran, sementara saya belum apa-apa disini, Al Mauun lagi , Al Mauun lagi"

 

Pak Akhmad Dahlan mengatakan : "Lha sudah apal belum Al Ma'uun nya"

Murid: "Sudah"

Pak Akhmad Dahlan : "Sudahkah kamu amalkan?"

Murid: "Belum"

Pak Akhmad Dahlan : "Itulah kalian yang ada di sini, ditugaskan untuk aktif di sisi itu"

 

Dan konon, itulah sebabnya mengapa lebih banyak lembaga pendidikan, rumah sakit, dan panti asuhan yang terorganisasi cenderung dari ormas muhammadiyah daripada Nahdlatul Ulama yang memiliki misi yang berbeda.

 

"

Ara aitalladzi yukadzibu biddiien

Fa dzaalikalladzi yadu'ul yatiiem

Wa laa yaa hudzu alaa tho amil miskien

Fa wailul lil mushollien..

Alladziina hum an sholatihim fahun

Alladziina hum yuraa un..

Wa yam naunal maa'uun

 

"

 

 

"

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

Itulah orang yang menghardik anak yatim,

dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

orang-orang yang berbuat riya,

dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

"

 

Surat itu menjelaskan tentang pendustaan agama oleh orang yang beribadah, namun dia lalai dalam ibadahnya, dan rusak akibat riya. Amat sering kita lihat berbagai macam pejabat negara, tatkala acara peringatan hari besar agama, mereka hadir dengan gemerlap. Tatkala terjadi bencana, mereka pura-pura melihat ke lokasi, namun mereka lupa tanggung jawab sosial mereka yang utama.

 

 

Distorsi itu berupa Pamer, Harta, Jabatan, Julukan

 

"Semisal anda yang masih menjadi seorang pemuda, melihat seorang nenek mau menyeberang di pinggir jalan, dan anda kasihan dan ikhlas untuk menolongnya. Sesampai di seberang jalan, ternyata anda baru sadar tindakan anda dilihat oleh seorang gadis belia yang cantik. Apa yang terlintas dalam pikiran anda?"

 

Kejadian seperti itu akan sangat mengganggu keikhlasan kita. Dan memang setan ditugaskan untuk melakukan testing terhadap niat manusia, cara-cara seperti itulah yang akan dilangsungkan terus menerus oleh Syaithon.

 

Manusia dikaruniai hati dan akal, dikaruniai kemampuan untuk mempertahankan diri (survival) dan kemampuan untuk mengembangkan diri. Seringkali proses-proses itu mengalami kontra dengan proses-proses sosial. Orang dalam mengembangkan diri sebagai pemimpin sering kali tidak mengingat proses apa saja yang telah dilewati. Halal atau tidak? Berpengaruh di lingkungan sosial atau tidak? Seseorang kaya di desa yang lebih memilih mengkuliahkan anaknya dengan biaya ratusan juta rupiah sementara tetangga kiri kanan masih butuh sokongan dana, jika anda pada posisi itu, bagaimanakah anda akan berlaku? Jika dalam acara sholat Jumat tiba-tiba ada seorang non-muslim di pinggir jalan sana membutuhkan pertolongan anda, apakah anda akan membatalkan sholat jumat anda?

 

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil-alamien, rahmat bagi sekalian manusia. Dimana satu manusia dengan manusia lain akan dapat saling membantu, saling berguna bagi yang lain. Mengapa dalam al-QUran perintah Sholat selalu diikuti dengan perintah Zakat? tentu karena Zakat memiliki andil besar dalam peranan sosial. Dalam zakat termaktub makna besar. Selain kepatuhan pada Tuhan sebagai ibadah langsung, zakat memiliki fungsi sosial terhadap individu, dan memiliki fungsi control terhadap batin manusia yang melakukannya. Apakah dia akan melakukannya dengan senang hati? Ataukah dia akan melakukannya dengan muka yang amat masam.

 

Kepedulian sosial sebenarnya tidak hanya berupa zakat, namun saling pengertian antar tetangga, sangat tinggi nilai ibadahnya. Sampai-sampai Rasululloh mengatakan : ”Tidak beriman seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari ancaman lidah dan tangannya” dan segudang hadits lainnya tentang tetangga. Hidup bertetangga, sangat lebih dihormati oleh agama daripada hidup dengan saudara. Karena tetangga inilah yang akan banyak membantu tatkala kita mendapat gangguan, masalah, musibah dan lain-lainnya.

 

”Innama A’malu binniyaat”

Ini adalah keyword dalam melakukan suatu amal. Jika anda telah berniat amal ternyata hasilnya adalah gagal, maka pahala adalah satu pahala, dan jika hasilnya adalah benar maka akan dinilai dua pahala. Jika perbuatan benar, tetapi tidak diniatkan dari awal? Semua tergantung pada niat

 

Maka, pertanyaan yang sama dengan di atas, jika dalam lima tahun terakhir ini anda berbuat baik secara ikhlas, dan tiba-tiba anda dicalonkan menjadi kepala daerah, dan anda merasakan:”wah untung saya kemarin berbuat baik”, maka ibadah selama lima tahun ini bisa menjadi bahaya bagi anda. Analogi yang sama kadang berjalan juga pada seorang calon pejabat yang siap di promosikan menduduki posisi yang lebih tinggi, tiba tiba dia mendadak bergelar MM, atau bahkan Dr. Orang lebih cenderung mengejar apa yang terlihat sebagai gelar. Ir, Dr, ST, MM, PhD hanya sekedar untuk gelar. Seorang guru saya mengatakan:”Harusnya anda malu memiliki gelar sarjana, karena itu adalah sebuah tanggung jawab terhadapnya”.

 

Seorang Haji juga bisa terancam hal yang sama. Teringat seorang kyai yang belum berhajji ditanya oleh pejabat (sudah hajji-hajji juga) yang ’minta-restu’:”Bapak nanti akan kita uruskan hajji gratis”. Beliaupun menjawab:”Pantaskah saya pergi berhajji, sementara tetangga kanan kiri saya masih kelaparan?”. Ungkapan yang sama pernah dikatakan oleh kyai artistik negeri ini.

 

Pengorbanan Sosial

Sangat banyak dijumpai di Indonesia, orang yang kadang memaksakan diri untuk memberikan sesuatu untuk tetangganya disaat kondisinya juga pas-pasan saja. Bolehkah hal itu dilakukan? Berbuat baik, tidak ada yang salah, bahkan pernah diceritakan dalam sebuah hadits dimana seorang sahabat Nabi yang terbatas makanannya, rela tidak makan namun rela menemani tamu sambil pura pura makan dalam gelap, hanya untuk tamunya bisa makan, dan malam itu malaikat tertawa terbahak-bahak, sambil membawa sebesar-besar rahmat dari Alloh SWT.

Berbagi, memang diutamakan adalah untuk keluarga tanggungan lebih dahulu, kemudian baru ke sekitar kita. Memang segala sesuatu yang berlebihan akan kurang baik, maka kita letakkan pada porsi yang sebaik-baiknya. Namun jika kita pada posisi mampu, maka hindarilah beberapa sifat seperti disindir pada surat at Takatsur dan Al Humazah

 

 

Alhakumut Takatsur

Hatta zurtumul maqobbir

Kallaa tsaufa ta’lamuun

Tsumma Kallaa tsaufa ta’lamuun

Kallaa lauta’ lamuuna ilmal yaqiin

Latarawunal Jahim

Tsumma latarawunnaha ’ainal yaqiin

Tsumma latus ‘alunna yaumaidziin ‘aninna’im

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
sampai kamu masuk dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,
dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin,
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

 

 

Wailulikulli humaazatil lumazah

Alladzii jama'a malaw wa'adddadah

Yahsabu anna maalaa hu akhladah

kalla layumbadzana fil huthomah

wamaa adroka mal huthomah

naarullohil muqodah

Allati taththolli'u alal af idah

Innaha alaihim mu'shodah

Fii amadim mumaddadah

 

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,

sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan dalam Huthamah.

Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?

(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,

Yang (naik) sampai hati.

Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,

(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

 

19 komentar:

  1. ini critanya rangkuman khutbah jum'at pak??hehe..
    tapi matur nuwun ilmunya, bener juga kita hrs py jiwa sosial terutama buat org terdekat dulu, bukan mengutamakan yg jauh tp yg deket malah terabaikan...

    BalasHapus
  2. Iya mbak, mumpung kelingan :D, dan itu juga merupakan peringatan buat saya yang kurang akrab banget dengan para tetangga.. heheheh

    BalasHapus
  3. emang tinggalnya apa didaerah perumahan pak??alhamdulillah saya tggl didesa yg lumayan ramah2 dan rasa gotong royongnya luamyan bgusah..beda kala saya dulu tinggal sm org didaerah perumahan yg individualis,,,masak ada tetangga laian g dijenguk......itu ksus yg parah mnrt saya...

    BalasHapus
  4. Di desa kok mbak, hanya saja saya khan pendatang, dan kehidupan saya lebih banyak di tempat kerja. Itu yang menjadikan istri saya jauh lebih kenal tetangga hingga ke lain kampung dibanding saya

    BalasHapus
  5. walah kl githu mah dimaklumi pak...itu kayak bapak saya..kita tggl di daerah asal ibu dan bpk saya dirumah hy pas kamis malam aja.Soalnya bpk kerja di wonogiri dan pulang hy 1 minggu sekali..kamis malam bpk pulang dan jumat pagi hrs sudah balik ke wonogiri...tp alhamdulillah bapak akrab2 aja sm tetangga, soalnya pas kamis malem tuh pulang krn ada pengajian bpk2 didesa, kdg tetangga juga maen kerumah kl bapak pulang,,jd intensitas perjumaan g menghalangi keakraban,,hehhe

    BalasHapus
  6. harapan saya sih, tahun-tahun ke berikutnya setelah perusahaan sudah bsa jalan baik, saya ingin bnyak spare waktu buat tetangga.. tapi alhamdulillah sekarang pun juga sudah cukup banyak kenal disana kok..

    BalasHapus
  7. yah semoga harapannya terwujud pak,,^-^

    BalasHapus
  8. amien. cuma sayangnya adalah saya rencana pindah tempat hehehe, tidak terasa dua tahun di desa yang indah itu.. ya ada sedikit keinginan bahwa saya ingin mendapat tempat tinggal disana.. Ya Wallohua'lam

    BalasHapus
  9. inih yang selalu saya nanti....
    ket wingi mondar mandir goleti postingan sing kayong kiye, suwun.

    BalasHapus
  10. sami sami kang, ditunggu gilirane njenengan

    BalasHapus
  11. nglakoni bismillah wae urung gableg kon gawe tulisan dawa kayong kiye ya saru jenenge....

    BalasHapus
  12. yo ra saru.. nulis e nang fesbuk :D

    BalasHapus
  13. mengembalikan si nenek ke tempat semula, dan ambil si gadis.



    (kwakakaka.... mlayu)

    BalasHapus
  14. Bukannya ini mudah banget dijawab? Batalkan aja jumatannya.

    BalasHapus
  15. wakakakakaaaaaa. cerdas.. bener kang, pisahkan amal dengan yang bukan amal.. sama nenek , itu amal, sama gadis itu kesenagan ya

    BalasHapus
  16. pertanyaan ini menjadi sangat dilematis bagi orang orang yang tidak memilki jiwa sosial seperti njenengan... tapi pernah di jalan raya saya liat ada seorang IKHWAN yang melihat seorang AKHWAT mengalami kecelakaan ringan tetapi perlu pertolongan.. dia memilih pergi daripada menolong.. ternyata dia lebih memilih penyelamatan dirinya dari melihat yang bukan muhrimnya, daripada menolong jiwa..

    *atau males ya hehehehe

    BalasHapus
  17. jadi ingat cerpennya AA Navis, Robohnya Surau Kami

    BalasHapus
  18. jadi ingat juga puisi cah nun tentang masjjid

    BalasHapus