Sabtu, 18 Juni 2011

Manusia yang tak boleh curhat

Kata curhat muncul sekitar akhir 90 an. Curhat dianggap sebagai kependekan dari mencurahkan isi hati. Sejak adanya kata curhat ini, akhirnya menceritakan uneg-uneg menjadi bagian yang justru biasa bagi semua orang. Pada masa sekarang justru lebih hebat lagi. Curhat, menceritakan uneg-uneg, sharing, atau apapun namanya dilakukan di dunia elektronik. Entah lewat SMS, Telpon berjam-jam, chatting, fesbukan, dan jelas MP.

Pada kondisi wajar, Curhat dimaksudkan untuk berbagi, membagi perasaan dengan teman dekat atau para sahabat yang dipercaya menerima curhat itu. Pada kondisi wajar juga, curhat hanya dilakukan untuk sekedar berbagi seperlunya, baik perlu nangis sebentar, atau minta solusi, atau kadang curhat kita justru untuk membuat contoh pelajaran bagi orang lain. Kondisi tidak wajar dari sebuah curhat adalah mencurahkan masalah yang dianggap sebagai alasan untuk legitimasi, justifikasi dan pembelaan diri karena suatu kegagalan atau kekecewaan. Ini yang sekarang justru berkembang. Seorang anak menuliskan sebuah fake status di dalam facebooknya tentang diusilin teman, agar orang tuanya mengerti dia sedang dalam masalah.. sehingga tidak memarahinya karena suatu kesalahan. Hal ini sekarang sudah sering terjadi.

Curhat, tidak dilakukan oleh orang kecil yang banyak masalah, atau seorang penipu saja. Curhat terbukti juga dilakukan para pembesar negara, dari legislasi hingga presiden. Justru untuk Indonesia konon presiden sekarang dikenal sebagai tukang curhat. Kena fitnah curhat, diincer teroris curhat, belum naik gaji juga curhat.. Duh padahal curhat saya adalah "Mengapa saya belum bisa maksimal menggaji orang.. Pak presiden mau saya naikin gaji?? Kerja yang maksimal dong jangan kebanyakan curhat"

--------------------------------

"Sungguh beruntung orang yang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain"
"Orang yang gagal mengambil pengalaman dirinya sendiri adalah orang yang merugi, sedangkan orang lain justru mengambil pengalaman itu"
"..Sungguh beruntung orang yang dapat menyimpan penderitaannya di hadapan orang lain.."

Kata-kata seperti itu saya temukan di dalam kumpulan hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Seharusnya kita bisa menjadikan diri kita menjadi tempat curhat dan mengambil pelajaran bagi curhatan orang lain. Termasuk curhatan presiden.

Pada tahun 2004 dalam sebuah masalah, saya mencoba menceritakan pada teman dekat yang ada di luar Jawa melalui SMS. Tiba-tiba dia membalas dengan sebuah SMS yang membuat saya langsung bangkit. "In the time of difficulties don't ever say:Hey God I have a big problem... But instead:Hey problems.. I Have a BIG GOD.. Everything will be allright.. God bless you" Kata-kata itu saya ingat dan saya sebarkan ke seluruh teman yang sedang curhat menye-menye.. Sebagian besar diantara mereka langsung mengubah sikap saat itu.. Kandungan kata-kata itu luar biasa, artinya kita tidak sekedar berhenti pada curhat meskipun curhat itu pada Tuhan dan kita meninggalkan masalah. Namun kita memang seharusnya kita hadapi dan di belakang kita ada Maha Beking yang sangat kuat.. Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar