Kamis, 13 Oktober 2011

Mr Resigner

Resign atau pengunduran diri, sepertinya akan dapat dialami siapapun, bahkan seorang mantan bos saya yang selama ini terlihat tenang saja, akhirnya merasakan 'mencabut nyawa' dari perusahaan yang disetiainya. Pengunduran diri bisa memiliki banyak sebab, namun biasanya dari banyak sebab itu, niat atau keadaan sangat menentukan semuanya. Entah mau usaha sendiri, entah mau konsentrasi tidak mau selingkuh pekerjaan, entah adanya kontra dengan teman atau bos di tempat kerja, entah diminta keluar karena mengikuti keluarga, atau anti kemapanan. Kondisi terakhir itulah yang beberapa family menuding saya...


Di sisi saya, selama ini saya merasa, saya membuat pengunduran diri justru lebih banyak dari melamar pekerjaan. Tercatat beberapa pengunduran diri baik melalui surat ataupun tidak adalah sebagai berikut: empat pengunduran diri sesaat setelah diterima kerja, dua permintaan pengunduran diri yang ditolak, satu pengunduran diri saat posisi masuk ke ranah manajemen, dan satu pengunduran diri baik sebagai staff, manajemen maupun owner. Sementara melamar pekerjaan telah saya lakukan kadang jika jaman dulu dengan malas mengirimkan quick post lewat situs biro lapangan kerja. Pernah mencoba nginguk ke kampus untuk melihat lowongan, eh nggak tertarik... pulang lagi.

Sementara pekerjaan yang paling lama saya tekuni, justru tidak karena saya melamar. Tercatat pula saya tiba-tiba ditarik untuk bekerja pada satu team, atau instansi swasta, hingga kadang akhirnya terkesan rebutan. Dulu ketika saya masih ada di posisi teknisi jaringan di lingkungan perpustakaan UGM tiba-tiba ditarik oleh perusahaan holding dan menjadi tenaga lapangan yang siap tempur di luar jawa sana. Baru tiga bulan, muncullah status karyawan tetap, yang membuat saya harus makin siap dengan wira-wiri. Belum satu tahun, anak perusahaan mulai mengintai, dan dimintalah saya sebagai 'pemain pinjaman' yang akhirnya berubah juga menjadi karyawan tetap di anak perusahaan.

Di sanalah akhirnya saya benar-benar menyatakan mengundurkan diri ketika posisi telah memasuki ranah manajemen. Banyak yang menanyakan mengapa saya keluar dari posisi itu. Namun jujur secara pasti saya hanya bisa menjawab : Saya ingin mengkontrol nasib saya sendiri. Di masa mempersiapkan menjelang resign itu, terciumlah oleh sekelompok teman yang berseparatis mendirikan lembaga sendiri.. Maka ditariklah saya sebagai sama sama owner pada calon lembaga itu yang mana saya hanya dapat bertahan selama dua tahun di sana.. Saya pun keluar di bulan Juli secara lahir bathin, setelah membuat Counter Down pada Multiply saya selama seratus hari :D (http://bimosaurus.multiply.com/calendar/item/10039/)

Sebuah cerita lucu terjadi minggu-minggu lalu di mana sebuah berita tidak enak (berita bohong) tentang diri saya menyebar di kalangan perusahaan lama saya dan beberapa rekanan. Bagi saya tidak masalah, selama tidak mengganggu langsung pada saya. Di samping saya juga yakin bahwa justru dengan beberapa client yang menghubungi saya mengharap kerjasama secara personal dengan saya adalah bentuk Fakta dan Data berbicara.. Bukan kata..

Namun saya pun harus mengalami marah besar tatkala berita bohong ini disebar di lingkungan keluargaku saat saya tidak ada di rumah. Si pencerita bercerita panjang lebar ( dan disana terekam oleh sistem perekam di rumah saya) yang tidak ditanggapi oleh orang tua saya karena memang sedang ada tamu. Cerita itu menceritakan tentang proyek dan sejumlah uang yang konon saya terima. Untungnya adalah Bapak saya hanya percaya hal seperti itu jika dibuktikan hitam diatas putih. Hari minggu lalu, saya menambah record 'ditarik' lagi ketika saya saya datangi sumber berita tersebut, sama sama kita ceritakan kronologis, dimana kronologis saya dinyatakan tidak diterima dan tidak masuk akal, dan justru beliau bisa mengelaki kebohongannya dengan kata-kata : "Ini adalah intrik agar mas Bimo emosi dan main ke sini, tentang ke orang tua sopan atau tidak, kasarnya adalah saya tidak urusan, karena saya kalau ngomong memang jelek" .... Lho????

Setelah usut punya usut, ternyata memang pekerjaan yang dia ceritakan adanya itu tidak demikian, dia mengakui nilainya juga bohong. Sedangkan dia justru menceritakan sebuah tawaran agar saya bergabung dengan timnya yang usahanya sedang harus berganti format karena masalah legalitas. Dia membutuhkan SDM yang sanggup mendukung team dari sisi yang lain , dimana secara record, pengalaman tentang pekerjaan itu ada pada saya. Duh dunia bisnis demikian kejam tanpa tata krama sama sekali. Dalam hatipun saya menyatakan : saya tidak perlu menunggu resign untuk tidak bergabung dengan team anda.. karena saya juga tidak ingin banyak berinteraksi dengan pihak yang tidak membuat hati saya nyaman, dan berpotensi buruk pada keluarga. Kerjasama yang ada adalah saya jual anda beli. Enggan beli atau tidak sesuai harga ya sudah tidak usah, tidak perlu mencoba menawarkan dengan kata-kata kerjasama..

Kini saya ingin berusaha sendiri, bekerja sama dengan orang yang nyaman di hati, ingin bebas berkarya dan berkomunitas tanpa rasa cemas.. Saya juga sebenarnya tidak ingin lagi ada kata resign atau mengundurkan diri apalagi dari usaha yang dibuat sendiri. Sungguh resign sekecil apapun tetap membawa perubahan yang berarti dalam diri dan keluarga...

Bagi yang pengin resign selamat resign, bagi yang tidak ingin ya semoga sukses dengan pekerjaan yang digeluti, jangan mengeluh yang terjadi, dan bagi yang berfreelancer... Tos...


Control Our Destiny Self... Or Some One Else Will




bimosaurus..

The Resigner?


Gambar burung ini berasal dari http://www.ciracar.com/img/animals/bird_in_flight_part3/bird_in_flight_part331.jpg dan saya pilih karena melambangkan bebasnya dia berterbang di angkasa... pagi berangkat dengan perut kosong, pulang dengan perut kenyang....



89 komentar:

  1. Soal mengontrol nasib itu, suka sekali kata-katanya :) aku lg merintis jalan biar bisa 'tos'-an sama mas Bimo haha. Biar karir pegawai bawahan ini bisa seketika berubah jadi bos, hahay, amin dah ;)

    BalasHapus
  2. Keyen, tp msh dikit org yg berani kaya mas bimo.

    BalasHapus
  3. freelance itu enak, kita sendiri yang mengatur, kita sendiri yang menetukan arahnya. Susah enggaknya ya tergantung usaha. Ikut orang juga ada susahnya. Sami mawon.

    BalasHapus
  4. Ga tau komen apaan, ga pengalaman :)

    BalasHapus
  5. reseh amat tu orang. gebukin aja mentalnya biar kapok, tp jangan gebukin orangnya ya. bisa dituntut hukum ntar :P

    BalasHapus
  6. Merdeeka juga bung... Minggu-minggu ngarep aku sering nang salatiga ngancani mbakku, ketoke bakal tak manfaatke nang Semarang... ya mengko tak kontak wae mas

    BalasHapus
  7. Tiadakah cara yang lebih gentle bisa dilakoninya...?

    Sejelek-jeleknya orang terdidik, apalagi ini masih berhubungan dengan ranah kerja sebagai penyambung hidup, tak ada yang lebih durhaka dibanding harus membuat cerita palsu didepan orang tua. Dimana didikan luhur dan bertata-krama itu...?

    Anak macan saya kira tak akan sekejam itu, yaitu menjadikan dirinya "musuh" pada induk macan sepermainannya. Anak macan justru akan bertindak "andap-asor" serta berlaku baik terhadap "induk macan" dalam mencari musuh sejati, dan ketika telah tercabik mangsanya, justru mereka bersama-sama menikmatinya.

    Itu adalah sifat macan yang terkenal dengan buasnya. Meskipun buas toh masih terlihat sekali otak serta "manner"nya.
    Lah itu temen sampean, manusia ato bukan sihh...?????
    Kalo manusia kok gak gentle, kalo mansuia kok gak punya otak karena tega menyakiti orangtua...????

    BalasHapus
  8. Berpikir mengenai bisnis. Memang tiada menjadi salah karenanya, yang membuat salah adalah perlakuan kita sebagai subject-nya ini. Kita selalu terbuai pada nilai profit pun benefit berujud mata uang, padahal kebenarannya menurut saya masih teramat banyak sisi-sisi, baik profit pun benefit itu bukan melulu mata uang.

    Memikirkan revenue memang bukan satu kekeliruan, akan tetapi untung dan rugi itu tak semata-mata juga berujud materi. Ada yang lebih berharga dari semua yang berujud materi itu. Dan ini hanya bisa ditemukan ketika kita mampu mengambil makna akan segala keadaan yang sudah, sedang, serta akan dihadapi.

    BalasHapus
  9. taruh aja bupeb, sesalah-salah kita, seharusnya kita bisa selesaikan dengan cara yang baik khan..
    dulu pernah ada peserta pelatihan saya, dia menanyakan sesuatu dan saya tidak ada di rumah, dia nitip surat... begitu khan lebih baik...

    BalasHapus
  10. amieeen mas... setidaknya dengan BERSENDIRI alias resign ini , kita tidak lagi perlu menyalahkan rekan kerja :)... dan memaksa diri untuk bisa

    BalasHapus
  11. sebenarnya ketakutan juga ada mbak... cuma memang ada alasan bahwa tetap berada di dalam itu lebih buruk.. saya juga mungkin tidak akan resign jika perusahaannya mampu menjamin normalnya roda kehidupan keluarga

    BalasHapus
  12. leres mbak.... ming nek nabrak ya nabrak dewe ya to hahaha

    BalasHapus
  13. kemarin saya bahas bersama adik dan saudara. orang itu harusnya sudah dapat masuk dalam pasal pencemaran nama baik dan pembohongan publik. seharusnya sih bisa dituntut.. tapi biarlah dulu... kalau memang harus hitungan salah benar, dan itu tetap mengganggu keluarga, pengadilan adalah cara yang baik... sebenarna saya tidak tega dengan teman sendiri seperti itu.. tapi ini dia tega dengan orang tua... coba kalau kaget atau gimana jadi penyakit...

    BalasHapus
  14. yupe, setuju, bukannya mengarang berita jelek apalagi di depan ortu kita
    yang ada bukannya gabung , yg ada mah malahan ngajak brantem tuh namanya

    BalasHapus
  15. yen agama berkata mas, kita itu mencari berkah.. kita dalam taraf 'jualan' yang lebih tinggi.. salah satu hitungan resign saya dua tahun lalu mas, saya hidup di content provider yang mereka sering membuat ide 'mencuri pulsa'.. hal itu mereka lakukan karena alasan 'dikejar target MIR operator seluler'.. Ya memang mas selama kita bisa mencari alasan.. maka kita akan selalu 'benar'..

    Pak Mario Teguh bilang : "kita sepenting alasan kita"

    mmmm... ini mas... ya semoga kali ini kita bisa menunjukkan , tidak perlu nyampah pun bisa dapat uang :) dan manfaat buat sesama

    amieen

    BalasHapus
  16. kemarin memang setelah saya ketemu bapak, bapak berkata seperti ini: "sebenarnya mau ditanggapi tapi nggak enak ada tamu yang lain". Kemarin itu kebetulan istri saya langsung merasa ada masalah.. dan langsung merekam dengan hp. dan hasilnya adalah, apa yang ada di rekaman itu, dan saya tanyakan ke orangnya, sudah berbeda fakta... ketika saya tanya, dia masih mau bilang : saya tidak ngomong gitu :))

    BalasHapus
  17. oooh yaaa wis wis kelingan... :) maturnuwun mas

    BalasHapus
  18. “be proud and unbending in defeat, yet humble and gentle in victory”
    banggalah ketika kalah dan rendah hatilah ketika menang

    BalasHapus
  19. ya semoga saja mas dimanapun kita bisa "menang tanpa ngasorake"

    BalasHapus
  20. jempol buat istrinya kang bimo
    cepet tanggap

    BalasHapus
  21. btw, lain kali kalau ada hal2 seperti ini siapin tape recorder tersembunyi biar ntar bisa dituntut ke hukum kalau macem2..

    BalasHapus
  22. wah kok lhe carane ngajak kerjasama urik kuwi, terobosan baru ya? kudu siap2 dimartil nek modele ngono kuwi :D

    BalasHapus
  23. :) iya bupeb... dan kebetulan dia tidak keluar nemuin... kalau saya yang jadi dia ya malah nggak kepikiran itu...

    BalasHapus
  24. jaman seperti ini memang kita harus waspada .. tapi kadang kewaspadaan yang berlebih jadi buruk sangka... tapi tidak waspada, ditelan teman :(

    BalasHapus
  25. hehe....berani resign ya mesti berani konskwensi-nya :-)

    BalasHapus
  26. siapke pengacara wae... martel e martel e pengacara

    BalasHapus
  27. asal jangan RESIGN dari Multiply

    BalasHapus
  28. hahaha...mbuh iki....tergantung nanti aja

    BalasHapus
  29. sekarang yg awalnya teman bisa jadi preman.. yg kita cari dan percaya sekarang adalah sahabat, bukan teman.. :)

    BalasHapus
  30. diselesein aja di bakmi kadin
    *klontengan panci*

    BalasHapus
  31. nek bos e tetep elek ngono ya kita milih resign mas hhahaha

    BalasHapus
  32. mending sesama preman di MP... bekerja keras menggempur sianu dengan alpocong

    BalasHapus
  33. wegiah.... podo wae.. pangan poltak mengko hahaha

    BalasHapus
  34. hayoo tombok nggo mbayari pengacare malahan wkwkwkwk

    BalasHapus
  35. memang ketoke nggolek preman ya? podo2 mbayar, limangatus rupiah wae wis karo cuthik guwang kalen

    BalasHapus
  36. *pelok-pelok zaki*
    *sembunyiin zaki*
    ayah mertua gak boleh marah yaa....

    BalasHapus
  37. adek kok berasa pedopil sih? mesake kunam2 pengangguran sik menunggumu lho dek

    BalasHapus
  38. penganggurane langsung do lemes...

    *kawer kawer

    BalasHapus
  39. wkwkwkwk wis gek ndang jum'atan yoh kang bimo dadi imame, kono gek ndang ceramah, aku tak makmum wae

    BalasHapus
  40. heehh!!! mejigkom diem !!!

    *ngeluarin pesona dopil-dopil*

    BalasHapus
  41. jangan nganu ah. ndak baik.. mending ngunu.. #kosakata tingkat tinggi

    BalasHapus
  42. baru sekali resign....

    *menyedihkan*

    BalasHapus
  43. hahahah, udah tobat dari perpocongan je... takuuud dibawa ke amrik

    BalasHapus
  44. nuthul rejeki dhewe wae. iso milih ngendi pari ngendi tai. Nek diwehi wadah mbek wong liyo, gak mesti isine pari.

    BalasHapus
  45. itu siapa yg pekok mengadu domba kang?

    BalasHapus
  46. masih saama kok mbak... bidang TI juga... tapi mungkin dalam cakupan lebih luas tidak sekedar teknis.. rencana juga pengambangan konten juga

    BalasHapus
  47. masih IT kok mbak, hanya kita luasin ke konten juga...

    BalasHapus
  48. mending nek diwenehi.. lha nek blas ra diwenei opo opo... ngising wae ra iso mbah heheheh

    BalasHapus
  49. pitik babon khan munine PEKKKKKOOOK PEKOOOK ngono M.. hehehe ndak berani sebut buntut nang kene

    BalasHapus
  50. soale iki *dobelden* kang *malu* hahaha

    BalasHapus
  51. semoga om Bimo segera menemukan passionnya dalam bekerja dan berkarya. kalau kata Rene CC, Your Job is Not Your Career lah ;-)

    BalasHapus
  52. TQ bro.. mari tetap bergerak... sukses juga buat sampeyan

    BalasHapus
  53. yaaah... lama nggak ketemu di internet cuma bilang amin... ya udah tak terusin ke amin rais

    BalasHapus
  54. hehehe.... ya di terusin ke amin rais juga anaknya baru aja nikah kemaren, patah hati neh T.T

    BalasHapus
  55. Andai saya bisa melakukan hal itu saat ini, akan sy lakukan.

    BalasHapus
  56. Jangan devi... melakukan itu butuh persetujuan hebat dari orang dekat... itu ibarat kita akan menceburkan diri dalam laut dari atas kapal. Tentu kita tidak akan lakukan itu tanpa sebab. Dan kalau sebabnya cuma sebiji kutu, jelas kita rugi...

    BalasHapus
  57. nggak mau di lanjutin, nanti jadinya curhat

    BalasHapus
  58. Kalau kata om @nukman orang yg membakar kapal disaat kapal lain tidak menghasilkan NEKAT tapi rak popo kang kenekatan dgn keyakinan menemukan passion dalam karir hasil akhirnya akan manis. kita tetep harus ketemu di kick andy :D

    BalasHapus
  59. kaya lagune halloween ...... eagle fly free..... walo mungkin qta cuman perkutut, tapi ndak ada salahnya fly free .... wong bisa.... merdekaaa!!!

    BalasHapus