Resign atau pengunduran diri, sepertinya akan dapat dialami siapapun, bahkan seorang mantan bos saya yang selama ini terlihat tenang saja, akhirnya merasakan 'mencabut nyawa' dari perusahaan yang disetiainya. Pengunduran diri bisa memiliki banyak sebab, namun biasanya dari banyak sebab itu, niat atau keadaan sangat menentukan semuanya. Entah mau usaha sendiri, entah mau konsentrasi tidak mau selingkuh pekerjaan, entah adanya kontra dengan teman atau bos di tempat kerja, entah diminta keluar karena mengikuti keluarga, atau anti kemapanan. Kondisi terakhir itulah yang beberapa family menuding saya...
Di sisi saya, selama ini saya merasa, saya membuat pengunduran diri justru lebih banyak dari melamar pekerjaan. Tercatat beberapa pengunduran diri baik melalui surat ataupun tidak adalah sebagai berikut: empat pengunduran diri sesaat setelah diterima kerja, dua permintaan pengunduran diri yang ditolak, satu pengunduran diri saat posisi masuk ke ranah manajemen, dan satu pengunduran diri baik sebagai staff, manajemen maupun owner. Sementara melamar pekerjaan telah saya lakukan kadang jika jaman dulu dengan malas mengirimkan quick post lewat situs biro lapangan kerja. Pernah mencoba nginguk ke kampus untuk melihat lowongan, eh nggak tertarik... pulang lagi.
Sementara pekerjaan yang paling lama saya tekuni, justru tidak karena saya melamar. Tercatat pula saya tiba-tiba ditarik untuk bekerja pada satu team, atau instansi swasta, hingga kadang akhirnya terkesan rebutan. Dulu ketika saya masih ada di posisi teknisi jaringan di lingkungan perpustakaan UGM tiba-tiba ditarik oleh perusahaan holding dan menjadi tenaga lapangan yang siap tempur di luar jawa sana. Baru tiga bulan, muncullah status karyawan tetap, yang membuat saya harus makin siap dengan wira-wiri. Belum satu tahun, anak perusahaan mulai mengintai, dan dimintalah saya sebagai 'pemain pinjaman' yang akhirnya berubah juga menjadi karyawan tetap di anak perusahaan.
Di sanalah akhirnya saya benar-benar menyatakan mengundurkan diri ketika posisi telah memasuki ranah manajemen. Banyak yang menanyakan mengapa saya keluar dari posisi itu. Namun jujur secara pasti saya hanya bisa menjawab : Saya ingin mengkontrol nasib saya sendiri. Di masa mempersiapkan menjelang resign itu, terciumlah oleh sekelompok teman yang berseparatis mendirikan lembaga sendiri.. Maka ditariklah saya sebagai sama sama owner pada calon lembaga itu yang mana saya hanya dapat bertahan selama dua tahun di sana.. Saya pun keluar di bulan Juli secara lahir bathin, setelah membuat Counter Down pada Multiply saya selama seratus hari :D (http://bimosaurus.multiply.com/calendar/item/10039/)
Sebuah cerita lucu terjadi minggu-minggu lalu di mana sebuah berita tidak enak (berita bohong) tentang diri saya menyebar di kalangan perusahaan lama saya dan beberapa rekanan. Bagi saya tidak masalah, selama tidak mengganggu langsung pada saya. Di samping saya juga yakin bahwa justru dengan beberapa client yang menghubungi saya mengharap kerjasama secara personal dengan saya adalah bentuk Fakta dan Data berbicara.. Bukan kata..
Namun saya pun harus mengalami marah besar tatkala berita bohong ini disebar di lingkungan keluargaku saat saya tidak ada di rumah. Si pencerita bercerita panjang lebar ( dan disana terekam oleh sistem perekam di rumah saya) yang tidak ditanggapi oleh orang tua saya karena memang sedang ada tamu. Cerita itu menceritakan tentang proyek dan sejumlah uang yang konon saya terima. Untungnya adalah Bapak saya hanya percaya hal seperti itu jika dibuktikan hitam diatas putih. Hari minggu lalu, saya menambah record 'ditarik' lagi ketika saya saya datangi sumber berita tersebut, sama sama kita ceritakan kronologis, dimana kronologis saya dinyatakan tidak diterima dan tidak masuk akal, dan justru beliau bisa mengelaki kebohongannya dengan kata-kata : "Ini adalah intrik agar mas Bimo emosi dan main ke sini, tentang ke orang tua sopan atau tidak, kasarnya adalah saya tidak urusan, karena saya kalau ngomong memang jelek" .... Lho????
Setelah usut punya usut, ternyata memang pekerjaan yang dia ceritakan adanya itu tidak demikian, dia mengakui nilainya juga bohong. Sedangkan dia justru menceritakan sebuah tawaran agar saya bergabung dengan timnya yang usahanya sedang harus berganti format karena masalah legalitas. Dia membutuhkan SDM yang sanggup mendukung team dari sisi yang lain , dimana secara record, pengalaman tentang pekerjaan itu ada pada saya. Duh dunia bisnis demikian kejam tanpa tata krama sama sekali. Dalam hatipun saya menyatakan : saya tidak perlu menunggu resign untuk tidak bergabung dengan team anda.. karena saya juga tidak ingin banyak berinteraksi dengan pihak yang tidak membuat hati saya nyaman, dan berpotensi buruk pada keluarga. Kerjasama yang ada adalah saya jual anda beli. Enggan beli atau tidak sesuai harga ya sudah tidak usah, tidak perlu mencoba menawarkan dengan kata-kata kerjasama..
Kini saya ingin berusaha sendiri, bekerja sama dengan orang yang nyaman di hati, ingin bebas berkarya dan berkomunitas tanpa rasa cemas.. Saya juga sebenarnya tidak ingin lagi ada kata resign atau mengundurkan diri apalagi dari usaha yang dibuat sendiri. Sungguh resign sekecil apapun tetap membawa perubahan yang berarti dalam diri dan keluarga...
Bagi yang pengin resign selamat resign, bagi yang tidak ingin ya semoga sukses dengan pekerjaan yang digeluti, jangan mengeluh yang terjadi, dan bagi yang berfreelancer... Tos...
Di sisi saya, selama ini saya merasa, saya membuat pengunduran diri justru lebih banyak dari melamar pekerjaan. Tercatat beberapa pengunduran diri baik melalui surat ataupun tidak adalah sebagai berikut: empat pengunduran diri sesaat setelah diterima kerja, dua permintaan pengunduran diri yang ditolak, satu pengunduran diri saat posisi masuk ke ranah manajemen, dan satu pengunduran diri baik sebagai staff, manajemen maupun owner. Sementara melamar pekerjaan telah saya lakukan kadang jika jaman dulu dengan malas mengirimkan quick post lewat situs biro lapangan kerja. Pernah mencoba nginguk ke kampus untuk melihat lowongan, eh nggak tertarik... pulang lagi.
Sementara pekerjaan yang paling lama saya tekuni, justru tidak karena saya melamar. Tercatat pula saya tiba-tiba ditarik untuk bekerja pada satu team, atau instansi swasta, hingga kadang akhirnya terkesan rebutan. Dulu ketika saya masih ada di posisi teknisi jaringan di lingkungan perpustakaan UGM tiba-tiba ditarik oleh perusahaan holding dan menjadi tenaga lapangan yang siap tempur di luar jawa sana. Baru tiga bulan, muncullah status karyawan tetap, yang membuat saya harus makin siap dengan wira-wiri. Belum satu tahun, anak perusahaan mulai mengintai, dan dimintalah saya sebagai 'pemain pinjaman' yang akhirnya berubah juga menjadi karyawan tetap di anak perusahaan.
Di sanalah akhirnya saya benar-benar menyatakan mengundurkan diri ketika posisi telah memasuki ranah manajemen. Banyak yang menanyakan mengapa saya keluar dari posisi itu. Namun jujur secara pasti saya hanya bisa menjawab : Saya ingin mengkontrol nasib saya sendiri. Di masa mempersiapkan menjelang resign itu, terciumlah oleh sekelompok teman yang berseparatis mendirikan lembaga sendiri.. Maka ditariklah saya sebagai sama sama owner pada calon lembaga itu yang mana saya hanya dapat bertahan selama dua tahun di sana.. Saya pun keluar di bulan Juli secara lahir bathin, setelah membuat Counter Down pada Multiply saya selama seratus hari :D (http://bimosaurus.multiply.com/calendar/item/10039/)
Sebuah cerita lucu terjadi minggu-minggu lalu di mana sebuah berita tidak enak (berita bohong) tentang diri saya menyebar di kalangan perusahaan lama saya dan beberapa rekanan. Bagi saya tidak masalah, selama tidak mengganggu langsung pada saya. Di samping saya juga yakin bahwa justru dengan beberapa client yang menghubungi saya mengharap kerjasama secara personal dengan saya adalah bentuk Fakta dan Data berbicara.. Bukan kata..
Namun saya pun harus mengalami marah besar tatkala berita bohong ini disebar di lingkungan keluargaku saat saya tidak ada di rumah. Si pencerita bercerita panjang lebar ( dan disana terekam oleh sistem perekam di rumah saya) yang tidak ditanggapi oleh orang tua saya karena memang sedang ada tamu. Cerita itu menceritakan tentang proyek dan sejumlah uang yang konon saya terima. Untungnya adalah Bapak saya hanya percaya hal seperti itu jika dibuktikan hitam diatas putih. Hari minggu lalu, saya menambah record 'ditarik' lagi ketika saya saya datangi sumber berita tersebut, sama sama kita ceritakan kronologis, dimana kronologis saya dinyatakan tidak diterima dan tidak masuk akal, dan justru beliau bisa mengelaki kebohongannya dengan kata-kata : "Ini adalah intrik agar mas Bimo emosi dan main ke sini, tentang ke orang tua sopan atau tidak, kasarnya adalah saya tidak urusan, karena saya kalau ngomong memang jelek" .... Lho????
Setelah usut punya usut, ternyata memang pekerjaan yang dia ceritakan adanya itu tidak demikian, dia mengakui nilainya juga bohong. Sedangkan dia justru menceritakan sebuah tawaran agar saya bergabung dengan timnya yang usahanya sedang harus berganti format karena masalah legalitas. Dia membutuhkan SDM yang sanggup mendukung team dari sisi yang lain , dimana secara record, pengalaman tentang pekerjaan itu ada pada saya. Duh dunia bisnis demikian kejam tanpa tata krama sama sekali. Dalam hatipun saya menyatakan : saya tidak perlu menunggu resign untuk tidak bergabung dengan team anda.. karena saya juga tidak ingin banyak berinteraksi dengan pihak yang tidak membuat hati saya nyaman, dan berpotensi buruk pada keluarga. Kerjasama yang ada adalah saya jual anda beli. Enggan beli atau tidak sesuai harga ya sudah tidak usah, tidak perlu mencoba menawarkan dengan kata-kata kerjasama..
Kini saya ingin berusaha sendiri, bekerja sama dengan orang yang nyaman di hati, ingin bebas berkarya dan berkomunitas tanpa rasa cemas.. Saya juga sebenarnya tidak ingin lagi ada kata resign atau mengundurkan diri apalagi dari usaha yang dibuat sendiri. Sungguh resign sekecil apapun tetap membawa perubahan yang berarti dalam diri dan keluarga...
Bagi yang pengin resign selamat resign, bagi yang tidak ingin ya semoga sukses dengan pekerjaan yang digeluti, jangan mengeluh yang terjadi, dan bagi yang berfreelancer... Tos...
Control Our Destiny Self... Or Some One Else Will
bimosaurus..
The Resigner?
Gambar burung ini berasal dari http://www.ciracar.com/img/animals/bird_in_flight_part3/bird_in_flight_part331.jpg dan saya pilih karena melambangkan bebasnya dia berterbang di angkasa... pagi berangkat dengan perut kosong, pulang dengan perut kenyang....
To Contact dulu ah...
BalasHapusMerdeka!!!!
BalasHapusKapan yo ketemu
BalasHapusMales bgt tuh caranya. Kasar.
BalasHapusSoal mengontrol nasib itu, suka sekali kata-katanya :) aku lg merintis jalan biar bisa 'tos'-an sama mas Bimo haha. Biar karir pegawai bawahan ini bisa seketika berubah jadi bos, hahay, amin dah ;)
BalasHapusKeyen, tp msh dikit org yg berani kaya mas bimo.
BalasHapusfreelance itu enak, kita sendiri yang mengatur, kita sendiri yang menetukan arahnya. Susah enggaknya ya tergantung usaha. Ikut orang juga ada susahnya. Sami mawon.
BalasHapusGa tau komen apaan, ga pengalaman :)
BalasHapushmmmm...
BalasHapusreseh amat tu orang. gebukin aja mentalnya biar kapok, tp jangan gebukin orangnya ya. bisa dituntut hukum ntar :P
BalasHapussukses Mas! :)
BalasHapusMerdeeka juga bung... Minggu-minggu ngarep aku sering nang salatiga ngancani mbakku, ketoke bakal tak manfaatke nang Semarang... ya mengko tak kontak wae mas
BalasHapusTiadakah cara yang lebih gentle bisa dilakoninya...?
BalasHapusSejelek-jeleknya orang terdidik, apalagi ini masih berhubungan dengan ranah kerja sebagai penyambung hidup, tak ada yang lebih durhaka dibanding harus membuat cerita palsu didepan orang tua. Dimana didikan luhur dan bertata-krama itu...?
Anak macan saya kira tak akan sekejam itu, yaitu menjadikan dirinya "musuh" pada induk macan sepermainannya. Anak macan justru akan bertindak "andap-asor" serta berlaku baik terhadap "induk macan" dalam mencari musuh sejati, dan ketika telah tercabik mangsanya, justru mereka bersama-sama menikmatinya.
Itu adalah sifat macan yang terkenal dengan buasnya. Meskipun buas toh masih terlihat sekali otak serta "manner"nya.
Lah itu temen sampean, manusia ato bukan sihh...?????
Kalo manusia kok gak gentle, kalo mansuia kok gak punya otak karena tega menyakiti orangtua...????
Berpikir mengenai bisnis. Memang tiada menjadi salah karenanya, yang membuat salah adalah perlakuan kita sebagai subject-nya ini. Kita selalu terbuai pada nilai profit pun benefit berujud mata uang, padahal kebenarannya menurut saya masih teramat banyak sisi-sisi, baik profit pun benefit itu bukan melulu mata uang.
BalasHapusMemikirkan revenue memang bukan satu kekeliruan, akan tetapi untung dan rugi itu tak semata-mata juga berujud materi. Ada yang lebih berharga dari semua yang berujud materi itu. Dan ini hanya bisa ditemukan ketika kita mampu mengambil makna akan segala keadaan yang sudah, sedang, serta akan dihadapi.
taruh aja bupeb, sesalah-salah kita, seharusnya kita bisa selesaikan dengan cara yang baik khan..
BalasHapusdulu pernah ada peserta pelatihan saya, dia menanyakan sesuatu dan saya tidak ada di rumah, dia nitip surat... begitu khan lebih baik...
amieeen mas... setidaknya dengan BERSENDIRI alias resign ini , kita tidak lagi perlu menyalahkan rekan kerja :)... dan memaksa diri untuk bisa
BalasHapussebenarnya ketakutan juga ada mbak... cuma memang ada alasan bahwa tetap berada di dalam itu lebih buruk.. saya juga mungkin tidak akan resign jika perusahaannya mampu menjamin normalnya roda kehidupan keluarga
BalasHapusleres mbak.... ming nek nabrak ya nabrak dewe ya to hahaha
BalasHapuslha ini komeng
BalasHapusdospundi mah dep
BalasHapuskemarin saya bahas bersama adik dan saudara. orang itu harusnya sudah dapat masuk dalam pasal pencemaran nama baik dan pembohongan publik. seharusnya sih bisa dituntut.. tapi biarlah dulu... kalau memang harus hitungan salah benar, dan itu tetap mengganggu keluarga, pengadilan adalah cara yang baik... sebenarna saya tidak tega dengan teman sendiri seperti itu.. tapi ini dia tega dengan orang tua... coba kalau kaget atau gimana jadi penyakit...
BalasHapusmaturnuwuuuun..... sukses juga
BalasHapusyupe, setuju, bukannya mengarang berita jelek apalagi di depan ortu kita
BalasHapusyang ada bukannya gabung , yg ada mah malahan ngajak brantem tuh namanya
yen agama berkata mas, kita itu mencari berkah.. kita dalam taraf 'jualan' yang lebih tinggi.. salah satu hitungan resign saya dua tahun lalu mas, saya hidup di content provider yang mereka sering membuat ide 'mencuri pulsa'.. hal itu mereka lakukan karena alasan 'dikejar target MIR operator seluler'.. Ya memang mas selama kita bisa mencari alasan.. maka kita akan selalu 'benar'..
BalasHapusPak Mario Teguh bilang : "kita sepenting alasan kita"
mmmm... ini mas... ya semoga kali ini kita bisa menunjukkan , tidak perlu nyampah pun bisa dapat uang :) dan manfaat buat sesama
amieen
kemarin memang setelah saya ketemu bapak, bapak berkata seperti ini: "sebenarnya mau ditanggapi tapi nggak enak ada tamu yang lain". Kemarin itu kebetulan istri saya langsung merasa ada masalah.. dan langsung merekam dengan hp. dan hasilnya adalah, apa yang ada di rekaman itu, dan saya tanyakan ke orangnya, sudah berbeda fakta... ketika saya tanya, dia masih mau bilang : saya tidak ngomong gitu :))
BalasHapusduuh ra mlaku buffering e :(
BalasHapusoooh yaaa wis wis kelingan... :) maturnuwun mas
BalasHapus“be proud and unbending in defeat, yet humble and gentle in victory”
BalasHapusbanggalah ketika kalah dan rendah hatilah ketika menang
ya semoga saja mas dimanapun kita bisa "menang tanpa ngasorake"
BalasHapus*kipas2i likbim*
BalasHapusfiyuuhh fyuuhh
sebuli adiik... fuuuuh
BalasHapus*muncrat
heh!!
BalasHapusyo wis tak ngalih
BalasHapusjempol buat istrinya kang bimo
BalasHapuscepet tanggap
btw, lain kali kalau ada hal2 seperti ini siapin tape recorder tersembunyi biar ntar bisa dituntut ke hukum kalau macem2..
BalasHapuswah kok lhe carane ngajak kerjasama urik kuwi, terobosan baru ya? kudu siap2 dimartil nek modele ngono kuwi :D
BalasHapus:) iya bupeb... dan kebetulan dia tidak keluar nemuin... kalau saya yang jadi dia ya malah nggak kepikiran itu...
BalasHapusjaman seperti ini memang kita harus waspada .. tapi kadang kewaspadaan yang berlebih jadi buruk sangka... tapi tidak waspada, ditelan teman :(
BalasHapushehe....berani resign ya mesti berani konskwensi-nya :-)
BalasHapussiapke pengacara wae... martel e martel e pengacara
BalasHapusbetul maaaas... Tooos..
BalasHapusasal jangan RESIGN dari Multiply
BalasHapushahaha...mbuh iki....tergantung nanti aja
BalasHapussekarang yg awalnya teman bisa jadi preman.. yg kita cari dan percaya sekarang adalah sahabat, bukan teman.. :)
BalasHapusmeh ngundang si poltak opo OC kalinggis?
BalasHapusdiselesein aja di bakmi kadin
BalasHapus*klontengan panci*
nek bos e tetep elek ngono ya kita milih resign mas hhahaha
BalasHapusmending sesama preman di MP... bekerja keras menggempur sianu dengan alpocong
BalasHapuswegiah.... podo wae.. pangan poltak mengko hahaha
BalasHapusah ngomong thok
BalasHapushayoo tombok nggo mbayari pengacare malahan wkwkwkwk
BalasHapushahahaaaa.....
BalasHapusoteh oteh oteh owh teh
memang ketoke nggolek preman ya? podo2 mbayar, limangatus rupiah wae wis karo cuthik guwang kalen
BalasHapusayah marah ni!!
BalasHapus*pelok-pelok zaki*
BalasHapus*sembunyiin zaki*
ayah mertua gak boleh marah yaa....
HAAAAAAAAAAAAAAAA???????
BalasHapusadek kok berasa pedopil sih? mesake kunam2 pengangguran sik menunggumu lho dek
BalasHapuspenganggurane langsung do lemes...
BalasHapus*kawer kawer
wkwkwkwk wis gek ndang jum'atan yoh kang bimo dadi imame, kono gek ndang ceramah, aku tak makmum wae
BalasHapusheehh!!! mejigkom diem !!!
BalasHapus*ngeluarin pesona dopil-dopil*
gawe jumatan di multiply
BalasHapusmejigkom???
BalasHapushttp://anotherorion.multiply.com/journal/item/489
BalasHapusjangan nganu ah. ndak baik.. mending ngunu.. #kosakata tingkat tinggi
BalasHapusbaru sekali resign....
BalasHapus*menyedihkan*
sing penting sego ne
BalasHapushahahah, udah tobat dari perpocongan je... takuuud dibawa ke amrik
BalasHapussing MP ojo lho mbak...
BalasHapusbidang opo bisnis nya skrg mas bimo?
BalasHapusnuthul rejeki dhewe wae. iso milih ngendi pari ngendi tai. Nek diwehi wadah mbek wong liyo, gak mesti isine pari.
BalasHapusitu siapa yg pekok mengadu domba kang?
BalasHapusmasih saama kok mbak... bidang TI juga... tapi mungkin dalam cakupan lebih luas tidak sekedar teknis.. rencana juga pengambangan konten juga
BalasHapus*duh salah username* *mlipir*
BalasHapusmasih IT kok mbak, hanya kita luasin ke konten juga...
BalasHapusmending nek diwenehi.. lha nek blas ra diwenei opo opo... ngising wae ra iso mbah heheheh
BalasHapuspitik babon khan munine PEKKKKKOOOK PEKOOOK ngono M.. hehehe ndak berani sebut buntut nang kene
BalasHapususername?? hehehe piye
BalasHapussoale iki *dobelden* kang *malu* hahaha
BalasHapushahahahahaaaaa.. rapopo
BalasHapussemoga om Bimo segera menemukan passionnya dalam bekerja dan berkarya. kalau kata Rene CC, Your Job is Not Your Career lah ;-)
BalasHapusTQ bro.. mari tetap bergerak... sukses juga buat sampeyan
BalasHapusAmin.........
BalasHapusyaaah... lama nggak ketemu di internet cuma bilang amin... ya udah tak terusin ke amin rais
BalasHapushehehe.... ya di terusin ke amin rais juga anaknya baru aja nikah kemaren, patah hati neh T.T
BalasHapusAndai saya bisa melakukan hal itu saat ini, akan sy lakukan.
BalasHapusJangan devi... melakukan itu butuh persetujuan hebat dari orang dekat... itu ibarat kita akan menceburkan diri dalam laut dari atas kapal. Tentu kita tidak akan lakukan itu tanpa sebab. Dan kalau sebabnya cuma sebiji kutu, jelas kita rugi...
BalasHapusnggak mau di lanjutin, nanti jadinya curhat
BalasHapusKalau kata om @nukman orang yg membakar kapal disaat kapal lain tidak menghasilkan NEKAT tapi rak popo kang kenekatan dgn keyakinan menemukan passion dalam karir hasil akhirnya akan manis. kita tetep harus ketemu di kick andy :D
BalasHapuskaya lagune halloween ...... eagle fly free..... walo mungkin qta cuman perkutut, tapi ndak ada salahnya fly free .... wong bisa.... merdekaaa!!!
BalasHapus