Jumat, 25 Februari 2011

Terbukti aku tak meyakini [Sebuah episode REPOST]

http://bimosaurus.multiply.com/journal/item/225


Pagi ini saya tiba-tiba membaca blog saya yang pernah saya posting beberapa tahun lalu.. Isinya sebagai berikut...

Pagi itu saya di-sms saudara diminta menjemput dan mengantarnya ke tempat tugas. Langsung ku bangun, mandi dan mengantarnya.

Pagi itu saya masih tidur, dan ada telepon masuk, menjelaskan bahwa server saya down.. Langsung saya bangun dan menindak lanjuti, kuhandle, hingga server up

Siang beberapa hari lalu, saya di sms oleh bapak pemilik kontrakan, saya langsung bangun dan berangkat menemuinya..

Beberapa bulan lalu saya diminta pergi ke luar kota. Malam hari kusiapkan hingga dinihari.. Pagi buta saya telah siapkan dan berangkat

Beberapa tahun lalu, kudatangi gunung angker itu, sendirian, dan tiba-tiba sebuah group pendaki dari kota lain memintaku bergabung memandu mereka. Tiba-tiba aku menjadi amat berani.. Seakan siapa yang berani melawanku? Setan? Binatang buas?


Betapa hebat aku.. sangat hebat, semua kuhandle dengan baik



Tapi...

Tiap pagi kudengar adzan, dengan semangat kubersihkan tempatku tidur, dan kutidur kembali dengan nyamannya.. tak merasa kuterburu dengan calling Tuhan.. Adzan itu hanya miscall bagi ku

Siang itu aku lewat sebuah jalan, kudihadapkan pemandangan, seorang ibu tua meminta-minta. Tiba-tiba ku tarik gas motorku, tak sadar bahwa dia mungkin adalah mata-mata Tuhan yang kelak menjadi saksi mata bagi pengadilan abadi

Siang itu.. dengan lancar dan senang kudengar gosip-gosip terbaru dari tv dan teman-teman tentang orang-orang yang sama sekali tak kukenal apalagi bersalah pada saya. Yang artislah atau yang siapa lah.. Nikmat sekali. Seakan tak percaya bahwa larangan itu ada.

Malam itu perasaan takut menyelinap, hanya untuk pergi ke kakus.. sendirian di ujung lorong kantor.. Dimana keberanianku di gunung, hutan? Ternyata benar, aku berani karena haus pujian.

Kini terbukti,
Aku tak percaya ke-kongkrit-an Allah SWT
Aku tak mendalami sifat Wujud Allah SWT
Aku tak yakin ada kehidupan setelah mati
Aku tak yakin ada pengadilan abadi
Aku berbuat hanya untuk kini dan kini
Terbukti semua..
Terbukti juga, Sholatku, ibadahku hanya berdasar keyakinan yang salah.. Sebuah keyakinan:"aku sholat supaya aman jika surga neraka benar-benar ada, jika tak ada toh aku tak rugi"

Terbukti seluruhnya, aku tak ikhlas dalam segala hal..

Dan kutanya hatiku sekali lagi.. apa tujuanku menuliskan ini? Apakah aku masih kalah dengan kisah seorang pelacur yang masuk surga karena tulus turun ke sumur untuk memberikan minum akan hausnya seekor anjing?




Tiba-tiba aku sedih dengan semua ini..
Saya sama sekali tidak pernah IKHLAS..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar