Rabu, 04 April 2012

Pencitraan yang baik

Dimana-mana memang pencitraan.. Tapi sepertinya pencitraan memang perlu jika itu adalah teladan.. Ini adalah tempelengan pak DI buat bangsa kita.. Bisakah saya seperti dia.
Jakarta - Aksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bermalam di rumah petani Kulon Progo memang baru saja berlalu. Namun tidak sampai di situ, langkah ini akan ditularkan kepada aktivis mahasiswa.

Dahlan akan mengajak 200 mahasiswa sekaligus menantangnya bermalam di rumah rakyat termiskin Jakarta. Aksi mahasiswa yang biasanya sangat kritis ini akan dilakukan satu hingga dua hari mendatang.

"Sebenarnya saya punya maksud, lagi meminta 200 aktivis mahasiswa untuk tinggal di rumah rakyat termiskin di Jakarta selama satu minggu. Dalam satu, dua hari ini akan dimulai," ucap Dahlan saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (4/4/2012) malam.

Ajakan bermalam Dahlan kepada mahasiswa bertujuan untuk merasakan kehidupan masyarakat kelas bawah. Serta diharapkan bermunculan ide 'out of the box' dari mahasiswa dalam mengatasi kemiskinan kaum urban.

"Nanti ada 100 lokasi. Dua orang dalam satu rumah. Kita minta, mereka punya pemikiran apa yang perlukan," katanya.

"Kita perlu pikiran segar dan bukan tradisional. Kita harapkan teman-teman mahasiswa yang menjadi aktivis, punya pikiran yang cerdas. Ada jalan keluar yang blm pernah didengar," paparnya.

Tantangan 200 mahasiswa ini didapat Dahlan dari hasil secara mandiri. Pemuda datang dari seluruh daerah di Indonesia. "Mereka sudah latihan untuk tidur di rumah rakyat miskin di Bandung, tapi belum terlalu miskin," imbuhnya.

(wep/ang)

37 komentar:

  1. Bukannya udah ada kkn? Itu masih ada gak sih?

    BalasHapus
  2. Keren banget, mas.
    Kalo sudah terjun langsung kumpul bersama rakyat termiskin pasti muncul ide-ide segar dan bisa jadi out of the box.

    BalasHapus
  3. saiki KKN lebih banyak diarahkan ke tematik dan riset mbak.. memang masih ada. tapi apa ada yang bener2 seperti jaman njenengan dan kita.. KKN mengejar nilai.. contoh:lha wong plang masih ada, kok ada plangisasi lagi

    BalasHapus
  4. semoga mas.. soale terus terang saya kadang merasa ada pergeseran karakter mahasiswa sekarang.. rata-rata mahasiswa sekarang ya jarang sentuh masyarakat bawah. Mereka memilih nyaman di kos nya, menunggu lulus, setelah itu bekerja.. Kita mencari mahasiswa yang bisa membongkar masalah negeri ini

    program macam ini semoga bisa menghasilkan mahasiswa yang tidak cuma pintar di otak, tapi pintar di hati ya mas

    BalasHapus
  5. 'jika aku menjadi' versi pak DI. . .

    *Dong'e anggota DPR kok sik kon melu ki. . .

    BalasHapus
  6. haaa?? mana mau? wis do mikir balik modal mbak.. nek mhs semoga wae masih bisa dibibitkan dengan baik

    BalasHapus
  7. mas... kok aku ga bisa baca artikelnya ya?

    BalasHapus
  8. hehehe pake mode panorama ya mbak? sebentar tak ganti font

    BalasHapus
  9. hahaha. . .ho'oh yo. . .
    Seperti tayangan transtv 'jika aku ingin menjadi' karo 'pengabdian'

    BalasHapus
  10. mungkin cocok buat mahasiswa asal perkotaan, kelas ekonomi atas/menengah yg sulit berinteraksi langsung dengan orang miskin dan terpinggirkan.

    Meski banyak kurang disana sini, KKN menurutku salah satu cara efektif memperkenalkan desa kepada mahasiswa.

    BalasHapus
  11. harusnya bagus ngono kui, ming kadang kita sering tahu bahwa dibalik acara jika aku menjadi, itu dibayar...

    BalasHapus
  12. nek njenengan tentunya pernah menjelajah di beberapa desa. Biasanya kaum yang berkomunitas ki lebih sering melakukan bakti sosial, bagiku sebenarnya itu bisa menjadi pelajaran..

    KKN, wah nek aku tengok di univ sing jare pencanang KKN ternyata sekarang mengajarkan kapitalisme dan KKN (korupsi kolusi dan nepotis) sekaligus..

    BalasHapus
  13. aku wis kadung antipati dengan program-program acara settingan.

    BalasHapus
  14. Males ah...mending tuku citra beauty lotion

    BalasHapus
  15. wis mas, mendingan nyetting VPN wae hahahah

    BalasHapus
  16. Timbang sok pencitraan

    Kan ideologi nasional saiki..P.E.N.C.I.T.R.A.A.N

    BalasHapus
  17. dirujak nggo wong hamil manteb

    BalasHapus
  18. Betul, ini jiwanya hampir mirip dg program Indonesia Mengajar-nya Anies Baswedan, jadi para pengajar tahu bagaimana susahnya masyarakat di wilayah tertinggal dlm upayanya mendapatkan pendidikan yg layak. Jadi, para pengajar yg ikut programnya di situ diharapkan bisa memberikan masukan yg baik dalam mengatasi carut-marutnya dunia pendidikan.

    BalasHapus
  19. iyo, penak nyetting piye carane ben ra gampang ditembus dari luar :)

    BalasHapus
  20. kemaren doi bermalam di perumnas (berita di detikcom)

    eh, wallpapermu apik (eh, opo kui jenenge yo nek di MP)

    BalasHapus
  21. saya rumahnya di desa ya dah memahami sedikit tentang kemiskinan. Tapi kemiskinam di desa dan di kota beda jauh sih ya. Walau penghasilan sama tapi kok di desa tetep adem ayem aja.

    BalasHapus
  22. sebenarnya teman-teman blogger juga banyak yang sudah membuat program-program yang bermanfaat untuk kalangan bawah mas.. semoga kita bisa menyusul

    BalasHapus
  23. ui background image wae kok , di repeat

    BalasHapus
  24. jaman 98, saya pernah survey ke desa desa, mereka jarang yang punya uang, tapi mereka tetep hidup.. kalau dikota ga punya uang bener2 mumet

    BalasHapus
  25. baru baca di detik jg...
    emang bener... jd biar para mahasiswa jgn cuman bisanya mengkritisi doang... mereka kudu punya ide seger... dan harus bisa jawab tantangan tuh,,

    BalasHapus
  26. di kampung M, walo nggak ndeso2 amat... misal dirumah ga ada lAwuh. tinggal ngelongok ke tetangga... dan kita terbiasa take en give... tradisi macam itu tuh yg ga ada dikota.. samping rumah mau kaya kayak apa, kalo kita kelaparan ya kelaparan aja,..

    BalasHapus
  27. Kok pejabat bumn gak sekalian diberi tantangan yg sama?

    BalasHapus
  28. jangankan sama tetangga.. teman 'serumah' aja kadang udah nggak peduli :D

    BalasHapus
  29. kudune pejabat liyane sadar... dan malu :D

    BalasHapus
  30. rung mesti nek dewe di posisi itu melakukan hal itu

    BalasHapus
  31. Pertanyaan yang sama...
    Kenapa gak pejabat yang diajak begituan..?

    Kenapa gak lebih mengaplikasikan hal itu pada program KKN yang sudah berjalan tapi -menurutku- salah arah itu, kenapa harus bikin yang baru...?

    Kenapa kenapa kenapa..... Kurang sounding sensasinyakah kalo harus nerusin yang sudah ada...?

    BalasHapus
  32. nek DI aku kok lihat dia kaya dengan ide kreatif yang sifatnya shock terapi otak je mas.. memang banyak program lama tapi sering orang lupa...

    Pernah dalam satu dagelan dengan teman-teman IAIN (UIN) kami berangkat sholat maghrib, dia bilang : Ngati ati lho ntar jadi kebiasaan, kontan kami sedikit marah...kok gitu??? ternyata yang dia maksud adalah, sesuatu yang telah menjadi adat dan kebiasaan, biasanya telah kehilangan makna..

    Semoga DI DI yang lain ada untuk memberi kejut otak kita dengan cara yang baik... Karena membuat perbaikan itu tidak bisa dilakukan dengan cara buruk

    BalasHapus