Jakarta - Aksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bermalam di rumah petani Kulon Progo memang baru saja berlalu. Namun tidak sampai di situ, langkah ini akan ditularkan kepada aktivis mahasiswa.
Dahlan akan mengajak 200 mahasiswa sekaligus menantangnya bermalam di rumah rakyat termiskin Jakarta. Aksi mahasiswa yang biasanya sangat kritis ini akan dilakukan satu hingga dua hari mendatang.
"Sebenarnya saya punya maksud, lagi meminta 200 aktivis mahasiswa untuk tinggal di rumah rakyat termiskin di Jakarta selama satu minggu. Dalam satu, dua hari ini akan dimulai," ucap Dahlan saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (4/4/2012) malam.
Ajakan bermalam Dahlan kepada mahasiswa bertujuan untuk merasakan kehidupan masyarakat kelas bawah. Serta diharapkan bermunculan ide 'out of the box' dari mahasiswa dalam mengatasi kemiskinan kaum urban.
"Nanti ada 100 lokasi. Dua orang dalam satu rumah. Kita minta, mereka punya pemikiran apa yang perlukan," katanya.
"Kita perlu pikiran segar dan bukan tradisional. Kita harapkan teman-teman mahasiswa yang menjadi aktivis, punya pikiran yang cerdas. Ada jalan keluar yang blm pernah didengar," paparnya.
Tantangan 200 mahasiswa ini didapat Dahlan dari hasil secara mandiri. Pemuda datang dari seluruh daerah di Indonesia. "Mereka sudah latihan untuk tidur di rumah rakyat miskin di Bandung, tapi belum terlalu miskin," imbuhnya.
(wep/ang)
Dahlan akan mengajak 200 mahasiswa sekaligus menantangnya bermalam di rumah rakyat termiskin Jakarta. Aksi mahasiswa yang biasanya sangat kritis ini akan dilakukan satu hingga dua hari mendatang.
"Sebenarnya saya punya maksud, lagi meminta 200 aktivis mahasiswa untuk tinggal di rumah rakyat termiskin di Jakarta selama satu minggu. Dalam satu, dua hari ini akan dimulai," ucap Dahlan saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (4/4/2012) malam.
Ajakan bermalam Dahlan kepada mahasiswa bertujuan untuk merasakan kehidupan masyarakat kelas bawah. Serta diharapkan bermunculan ide 'out of the box' dari mahasiswa dalam mengatasi kemiskinan kaum urban.
"Nanti ada 100 lokasi. Dua orang dalam satu rumah. Kita minta, mereka punya pemikiran apa yang perlukan," katanya.
"Kita perlu pikiran segar dan bukan tradisional. Kita harapkan teman-teman mahasiswa yang menjadi aktivis, punya pikiran yang cerdas. Ada jalan keluar yang blm pernah didengar," paparnya.
Tantangan 200 mahasiswa ini didapat Dahlan dari hasil secara mandiri. Pemuda datang dari seluruh daerah di Indonesia. "Mereka sudah latihan untuk tidur di rumah rakyat miskin di Bandung, tapi belum terlalu miskin," imbuhnya.
(wep/ang)
Bukannya udah ada kkn? Itu masih ada gak sih?
BalasHapusKeren banget, mas.
BalasHapusKalo sudah terjun langsung kumpul bersama rakyat termiskin pasti muncul ide-ide segar dan bisa jadi out of the box.
saiki KKN lebih banyak diarahkan ke tematik dan riset mbak.. memang masih ada. tapi apa ada yang bener2 seperti jaman njenengan dan kita.. KKN mengejar nilai.. contoh:lha wong plang masih ada, kok ada plangisasi lagi
BalasHapussemoga mas.. soale terus terang saya kadang merasa ada pergeseran karakter mahasiswa sekarang.. rata-rata mahasiswa sekarang ya jarang sentuh masyarakat bawah. Mereka memilih nyaman di kos nya, menunggu lulus, setelah itu bekerja.. Kita mencari mahasiswa yang bisa membongkar masalah negeri ini
BalasHapusprogram macam ini semoga bisa menghasilkan mahasiswa yang tidak cuma pintar di otak, tapi pintar di hati ya mas
'jika aku menjadi' versi pak DI. . .
BalasHapus*Dong'e anggota DPR kok sik kon melu ki. . .
haaa?? mana mau? wis do mikir balik modal mbak.. nek mhs semoga wae masih bisa dibibitkan dengan baik
BalasHapusmas... kok aku ga bisa baca artikelnya ya?
BalasHapushehehe pake mode panorama ya mbak? sebentar tak ganti font
BalasHapuscoba mbakk
BalasHapushahaha. . .ho'oh yo. . .
BalasHapusSeperti tayangan transtv 'jika aku ingin menjadi' karo 'pengabdian'
mungkin cocok buat mahasiswa asal perkotaan, kelas ekonomi atas/menengah yg sulit berinteraksi langsung dengan orang miskin dan terpinggirkan.
BalasHapusMeski banyak kurang disana sini, KKN menurutku salah satu cara efektif memperkenalkan desa kepada mahasiswa.
harusnya bagus ngono kui, ming kadang kita sering tahu bahwa dibalik acara jika aku menjadi, itu dibayar...
BalasHapusnek njenengan tentunya pernah menjelajah di beberapa desa. Biasanya kaum yang berkomunitas ki lebih sering melakukan bakti sosial, bagiku sebenarnya itu bisa menjadi pelajaran..
BalasHapusKKN, wah nek aku tengok di univ sing jare pencanang KKN ternyata sekarang mengajarkan kapitalisme dan KKN (korupsi kolusi dan nepotis) sekaligus..
aku wis kadung antipati dengan program-program acara settingan.
BalasHapusMales ah...mending tuku citra beauty lotion
BalasHapuswis mas, mendingan nyetting VPN wae hahahah
BalasHapuslha kok genit
BalasHapusTimbang sok pencitraan
BalasHapusKan ideologi nasional saiki..P.E.N.C.I.T.R.A.A.N
mending PENCIT wae ah
BalasHapusPENCIT seger
BalasHapusdirujak nggo wong hamil manteb
BalasHapusBetul, ini jiwanya hampir mirip dg program Indonesia Mengajar-nya Anies Baswedan, jadi para pengajar tahu bagaimana susahnya masyarakat di wilayah tertinggal dlm upayanya mendapatkan pendidikan yg layak. Jadi, para pengajar yg ikut programnya di situ diharapkan bisa memberikan masukan yg baik dalam mengatasi carut-marutnya dunia pendidikan.
BalasHapusiyo, penak nyetting piye carane ben ra gampang ditembus dari luar :)
BalasHapuskemaren doi bermalam di perumnas (berita di detikcom)
BalasHapuseh, wallpapermu apik (eh, opo kui jenenge yo nek di MP)
saya rumahnya di desa ya dah memahami sedikit tentang kemiskinan. Tapi kemiskinam di desa dan di kota beda jauh sih ya. Walau penghasilan sama tapi kok di desa tetep adem ayem aja.
BalasHapussebenarnya teman-teman blogger juga banyak yang sudah membuat program-program yang bermanfaat untuk kalangan bawah mas.. semoga kita bisa menyusul
BalasHapusui background image wae kok , di repeat
BalasHapusjaman 98, saya pernah survey ke desa desa, mereka jarang yang punya uang, tapi mereka tetep hidup.. kalau dikota ga punya uang bener2 mumet
BalasHapusbaru baca di detik jg...
BalasHapusemang bener... jd biar para mahasiswa jgn cuman bisanya mengkritisi doang... mereka kudu punya ide seger... dan harus bisa jawab tantangan tuh,,
di kampung M, walo nggak ndeso2 amat... misal dirumah ga ada lAwuh. tinggal ngelongok ke tetangga... dan kita terbiasa take en give... tradisi macam itu tuh yg ga ada dikota.. samping rumah mau kaya kayak apa, kalo kita kelaparan ya kelaparan aja,..
BalasHapusKok pejabat bumn gak sekalian diberi tantangan yg sama?
BalasHapusMantappppppp idene
BalasHapusjangankan sama tetangga.. teman 'serumah' aja kadang udah nggak peduli :D
BalasHapuskudune pejabat liyane sadar... dan malu :D
BalasHapusrung mesti nek dewe di posisi itu melakukan hal itu
BalasHapusPertanyaan yang sama...
BalasHapusKenapa gak pejabat yang diajak begituan..?
Kenapa gak lebih mengaplikasikan hal itu pada program KKN yang sudah berjalan tapi -menurutku- salah arah itu, kenapa harus bikin yang baru...?
Kenapa kenapa kenapa..... Kurang sounding sensasinyakah kalo harus nerusin yang sudah ada...?
nek DI aku kok lihat dia kaya dengan ide kreatif yang sifatnya shock terapi otak je mas.. memang banyak program lama tapi sering orang lupa...
BalasHapusPernah dalam satu dagelan dengan teman-teman IAIN (UIN) kami berangkat sholat maghrib, dia bilang : Ngati ati lho ntar jadi kebiasaan, kontan kami sedikit marah...kok gitu??? ternyata yang dia maksud adalah, sesuatu yang telah menjadi adat dan kebiasaan, biasanya telah kehilangan makna..
Semoga DI DI yang lain ada untuk memberi kejut otak kita dengan cara yang baik... Karena membuat perbaikan itu tidak bisa dilakukan dengan cara buruk