Rabu, 15 Agustus 2012

Perjuangan dalam berbagai bentuk


Sekian puluh tahun lalu, bangsa ini berjuang demi sebuah harga kemerdekaan. Jikalau kita hidup di saat itu, tentu kita akan mengalami kesusahan dalam bersikap. Karena saat itu Indonesia belum ada, maka kita tidak bisa mengatakan bahwa kita  adalah Indonesia. Adanya pemerintahan yang diatur oleh penjajahan dan pemerintahan oleh kerajaan pribumi, tentu akan membuat persepsi dalam diri kita masing-masing. Bisa saja ketika kita menjadi pemihak bangsa kita sendiri, kita akan dikejar-kejar sebagai penjahat oleh pihak kolonial. Bahkan jikalau sampai negeri ini hingga saat ini adalah menjadi daerah di bawah kekuasaan kolonial, pejuang-pejuang yang kita sebut pahlawan akan tetap dinamakan sebagai pemberontak, alias extremis.

Dengan demikian siapapun yang mengadakan perjuangan perlawanan, hanya ada dua kata : Merdeka, atau Mati. Jikalau sampai kalah, maka sang pejuang hanya akan menjadi kerbau seretan sang penjajah. Maka dari itu, muncul kata : "Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai". Jikalau si pejuang kalah, maka orang yang berpihak pada musuhlah yang akan menjadi pahlawan. Selain pejuang melawan penjajah, dan pejuang berpihak/dibayar pada penjajah, ada juga orang yang memiliki posisi abu-abu, yaitu hanya akan mengambil keuntungan dari hasil pemanfaatan situasi. Ketika A menang, maka dia akan mendekati A, menjilat habis, dan begitu juga jika A kalah.

Perjuangan, memiliki bentuk sesuai dengan karakter, pola berpikir, dan kemampuan masing-masing. Ada kaum moderat yang memilih sedikit memberi toleransi kooperatif pada pihak musuh, ada juga radikal yang memilih non-kooperatif sama sekali. Ada juga yang memilih berjuang dengan caranya sendiri, seperti misal berjuang di sisi kemanusiaan. Siapapun yang sakit maka dia tolong. Semua memiliki bentuk tersendiri. Perjuangan jaman Rasulullah pun juga memiliki berbagai dinamika seperti itu. Pengkhianatan juga mewarnai cerita perjuangan sebuah bangsa. Pengkhianatan adalah bahasa dari sisi lain. Dari sisi yang memihak adanya pengkhianatan akan dinamakan tipu muslihat. Seperti yang dilakukan oleh Salman Al Farisi ketika memecah belah Yahudi. Tidak masalah bagi kita melihat Salman Al Farisi, selama dia memiliki sikap dan siap memikul resiko tatkala dia kelak dalam posisi kalah, pasti dia akan menjadi sasaran pertama. Sikap, menjadi sangat berperan penting dalam nilai sebuah perjuangan, entah kita akan menjadi siapapun. Apakah akan berjuang pada pihak tertentu, atau kita akan berpihak pada diri sendiri saja.

Para pahlawan bangsa, entah sudah mendapat gelar pahlawan atau belum, seperti Pak Karno, Pak Sudirman, Pak Hatta (bukan pake Rajasa) , Pak Urip dan sebagainya adalah orang yang harusnya menjadi panutan sikap dalam perjuangan bangsa kita, jika kita memang merasa cocok berpihak dengan mereka. Boleh saja mengatakan mereka adalah penjahat beruntung, jika kita adalah orang yang merasa ada di sisi seberang perjuangan mereka.

Namun, siapapun mereka, kita akan melihat bahwa tanggal 17 Agustus kelak, bangsa ini baru 67 tahun menyatakan merdeka. Banyak selebrasi seremonial yang akan digelar oleh mereka, entah ketabrak momen Ramadan atau tidak. Kadang ada yang memasang bendera di puncak Gunung Merapi, atau sekedar memasang bendera di kampung dan mengikuti tirakatan peringatan kemerdekaan, membuat rekor-rekor nasional dan internasional,  permainan-permainan rakyat, atau bahkan melakukan vandalisme mengingat bahwa bangsa kita dulu juga suka mengorek-orek MERDEKA ATAOE MATI, atau model lain yang unik.

Di kampung saya, tentu orang macam bapak saya, akan selalu diminta bercerita tentang masa perjuangannya. Bapak saya adalah salah seorang pejuang 45 yang tergabung dalam Korps Cacad Veteran RI. Dalam suatu rapat Korps Cacad Veteran di suatu tempat, tiba-tiba kita bisa membayangkan bahwa orang-orang macam itu adalah orang yang memiliki sikap tegas pada diri sendiri untuk menolak dijajah. Resiko mereka jelas, jika kalah mereka habis. Jika menang, kelak mereka juga akan terlupa dalam sejarah. Mereka tidak butuh gelar pahlawan. Mereka hanya sekedar berjuang. Memberontak.

Selamat Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus kelak. Semoga kita semua makin bisa mempelajari para pejuang bangsa ini dengan tetap memiliki sikap tegas, mau kemana kita.




bimosaurus - Ganti HetSot Merah Putih


gambar dari : sini

34 komentar:

  1. sugih men, aku ming kuat premium

    BalasHapus
  2. ya kui adalah enak versi kapit-alis. Nek aku enak kapit liyane mbak

    BalasHapus
  3. tukudomain : mapanturu.com

    tetep ucapkan : enyah multupid!

    BalasHapus
  4. Hi...hi...sugih jasad tapi kan batinnya kering, Mas.

    BalasHapus
  5. semangat kemerdekaan taun ini adalah DUIIIITTTTT
    *anjisss di istana buat upacara aja angkanya ampe sekian M, buat dokumentasi videonya, ngalah ngalahin produksi iklan tv ... bangkek

    BalasHapus
  6. Merdikaaaa..!


    Wanine ngajak kancaaaaaa.....

    BalasHapus
  7. kolonialis ki bisa meliputi blogger lho hahahaha

    BalasHapus
  8. Maklum bung, pencitraan adalah penting sekarang.

    BalasHapus
  9. luweh, yen ra gelem dijak ya wis kana njaluka dijajah stef

    BalasHapus
  10. Blogger menjajah blogger lainnya, artine. Ya bisa saja, sih. Tapi sebenarnya bodoh yang dijajah, wong sebenarnya haknya sama, kedudukannya sama. Kenapa mau dijajah? Ha...ha...ha. Penjajahan pemikiran, itu lebih susah ditangkis, Mas....soalnya gak berasa, tapi tau2 seperti kerbau dicucuk hidungnya saja.

    BalasHapus
  11. akeh wong pinter ning kene... tapi sing pikirane terbuka karo mau nyermati iku sitik...
    mesa'ke sing salah arah.... Merdeka.... *nunggu kupatan

    BalasHapus
  12. multiply belum merdeka selama masih dikangkangi antek kompeni

    BalasHapus
  13. Kan udah punya celurit, mbaaak.

    BalasHapus
  14. semakin banyak senjata tajam, khan semakin manteb...*kejem*

    BalasHapus
  15. Padahal celuritnya buat potong rumput dan bambunya jd tiang jemuran tuuhhh.

    BalasHapus
  16. tapi kalo buat nyilet dan nusuk masih tajem kok, mbak Sum...*udah gatel tangan*

    BalasHapus
  17. Rajaaammm! Rajaaammm! *kompor mledug*

    BalasHapus
  18. sing penting dudu wong pinter mas.. jare pak Bob Sadino, wong pinter ki kalah karo wong bodho.. http://bimosaurus.multiply.com/journal/item/417/Bodoh_vs_Pintar

    BalasHapus
  19. dijajah kumpeni landa isih mending, lah iki dijajah kumpeni alay lan landa afsel

    BalasHapus
  20. arit lan palu.. nggo gawe tratag

    BalasHapus
  21. oooo... kejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnyakejamnya kejamnya kejamnya

    BalasHapus
  22. Horeeeeeee, ada yang mau nyateeee.. *elus perut*

    BalasHapus
  23. Perjuangan tiada henti! Lawan utama kali ini Multiply. Avante!

    BalasHapus