Selasa, 02 November 2010

Pintaan Maaf dari Si Pendurhaka

Pagi itu si pendurhaka berenung diri. Cerah matahari dan beningnya langit biru tak menyesuaikan dengan hatinya. Segumpal bara api di kolong hatinya, terredamkan oleh rendaman kaki aliran sungai Serayu.

Kalbunya bertutur.. "Hai yang terdurhakai, Hai Tuhan, aku berbicara pada semuanya.. Alam adalah saksi tirisnya hati ini. Manakah yang konon harus ku durhakai? ENGKAU atau engkau? Ketika aku harus tak mendurhakai satunya, maka aku telah mendurhakain satunya lagi. Aku sekedar anak pendurhaka biasa, tak lebih dari itu."

Benaknya pun menimpali "Hai Tuhan, salahkah diri ini jika aku harus mendurhakai salah satunya, agar ku tak lagi berketurunankan para pendurhaka. Salahkah? Kami para pemberontak diri, para pendurhaka, kami masih pula menjadi penyanjung langit yang setia."

Nuranipun menyela "Hai diri pendurhaka, hai Tuhan dan hai sang terdurhakai.. Aku tak bisa mengelabui diri. Kami para pendosa. Kami para pendurhaka. Namun kami sekedar menyiasati diri, sekedar mempertahankan diri. Kami tak lagi bisa berdusta. Kami terpaksa menjadi pendurhaka.. agar kelak tak lagi spesies pendurhaka ini ada.

Hai jiwa-jiwa yang merasa terdurhakai, harapku terbukalah mata nurani, bukan nafsu hati.. agar jiwa kalian yang sepi, senantiasa jeli, terhadap apapun yang terjadi pada sesama.. yang kau anggap pendurhaka..
Karena pendurhaka tak pernah ingin berdurhaka.. Pada alam, pada manusia, ada Tuhan.. Harapku jangan ada lagi sumpah supata.. Jangan lagi hati merah pemuja diri tersulutkan api durjana..

Janganlah sakit hati.. Kami berwakil Nurani, hanya menandaskan tentang jiwa yang sepi, hati kelam sunyi, oleh kata kutuk Durhaka, dari yang terdurhakai.. Semogalah terterimakan kata nurani ini, sebagai pintaan maaf dari pendurhaka
.. Harapku.. Semoga terdengarlah dari segenap penjuru langit..
"

Sebuah Liris dari Sang Pendusta

58 komentar:

  1. Ku mulai , silakan kau timpali
    PERTAMAX

    BalasHapus
  2. mana ada eike olahraga *ngakak*
    baru aja bangun tidur, ck ck

    BalasHapus
  3. sama sama pendurhaka jangan tersinggung mbak hahahahaa

    BalasHapus
  4. hahaha santai mas, sesama pendurhaka tidak akan saling memarahi

    BalasHapus
  5. JALAN DULU ya



    kerja kerja, ra ngempi wae

    BalasHapus
  6. tetep gak mudeng :((
    ah, otakku kelempar...

    BalasHapus
  7. eh kita belum kenalan ya dari kemarin.
    kenalin Ihwan, situ?

    *ngajak salaman*

    BalasHapus
  8. makhluk paling maniezt di bumi ini..
    *tangan belepotan lumpur*

    wkwk,,, mumpung lik bim lagi jalan2, cari2 kesempatan ahh

    BalasHapus
  9. udaaaaah jadiiin ajaa, silakan berta'aruf lewat MP, saya siap jadi wali hakim di MP aja

    BalasHapus
  10. padahal cari2 kesempatan nambah daftar DFC :((
    hiks...

    *rag doyan ta'aruf, doyanne langsung senggol towel :)) wahaaakkk

    BalasHapus
  11. manisnya asli apa pemanis buatan? boleh icipin ga? #ditabok

    BalasHapus
  12. Aku ngarepin endingnya ada plesetan, tapi keburu sadar kalo kita emang beda gaya
    Btw, runutan kalimat yang menarik, Bim!

    BalasHapus
  13. ni icipin aja lumpurnya *ngasi lumpur seember*

    BalasHapus
  14. Kadang kita ini suka berdusta dan mendustai kok..hehehehehe

    BalasHapus
  15. wuahh,,, ada si tengil satu ikut-ikutan :))

    dibumbu kecap mau tak ??

    BalasHapus
  16. sesama tengil dilarang bacok-bacokan..:))

    bumbu rujak aja dech...enak

    BalasHapus
  17. yahh,,padahal udah siapin cangkul :((

    pengen rujak es krim, arghttttt

    BalasHapus
  18. Beruntunglah para pendurhaka tidak dikutuk jd emas... Pdhl saya sudah nyiapin pahatan...

    BalasHapus
  19. Dikutuk jadi Mak Lampir semua kalheee..pasti dikau yg diembat..hehehehehe

    BalasHapus
  20. Postingan ini enaknya dikirim kemana ya?

    BalasHapus
  21. :)) lain kali saya buat plesetan menyebalkan mas kakakakak

    BalasHapus
  22. dan suka didustai..

    *nonton pertunjukan sulap

    BalasHapus
  23. OOT juga boleh mbak

    *thingak thinguk cari mas Tri

    BalasHapus
  24. yang penting mau minta maaf kok mas hahahaha

    PEMINTA MAAF itu lebih beruntung daripada pemberinya.. Ini buktinya

    1. Meminta maaf adalah kebesaran jiwa
    2. Memberi maaf adalah kemuliaan diri
    3. Mendapat maaf dalah keberkahan diri

    Tuuh kan 2 buat pemintanya kekekekkek

    BalasHapus
  25. turut berbahagia mbak.. Saya pendurhaka PEMIMPIN

    *sejak dulu

    BalasHapus
  26. ....... dan menunduk dihadapan yang TERDURHAKAI adalah jalan akhir dari segala kegamangan hati.

    BalasHapus
  27. sip mbak, ming sayang sing didurhakai lagi dolan nang merapi

    *terdurhakai pendurhaka

    BalasHapus
  28. hainjih mekaten ........ menapa sampun ngempal para ibu-ibu pkk menika, kok ketok sepi ta ...... gething aku .........

    BalasHapus
  29. Lha menika sedoyo nembe sami dhahar siang lan banjur malah sami ngantuk.. dene kulo piyambak malah radi benget bade mangsuli menopo menika

    BalasHapus
  30. wooooo .... cethane ra dhong piyayi siji kiyi ....... lha aku ki "mbak" rak medeni cah cilik .......... wkekekekek

    BalasHapus
  31. Klo gt, qt perbanyak salah deh Om spy rajin2 minta maaf haha..

    BalasHapus
  32. ya perbanyak berbuat saja, perkara salah nanti baru kita minta maaf hahahah

    BalasHapus
  33. masbuq tetep kontrol,
    nek perlu nambah rong botol

    BalasHapus
  34. dimasbuq cinta hiks
    mastur nuwun kangs hiks

    BalasHapus
  35. iya.. mbak, sekarang mantau merapi nih :(

    BalasHapus
  36. aishh, aku ketiunggal;an meneh ikk....

    Kang bima duraka jugaaa

    BalasHapus