Rabu, 03 November 2010

Scripturalis VS Substansialis

Baru lihat orang bertengkar hihkikikikik, yang satu berlandaskan 'UNDANG-UNDANG' yang satu berdasarkan 'LOGIKA' hik

A : Ini lho, lihat pasal ini ayat ini, kamu itu salah karena
B : Tidak bisa.. saya melakukan itu karena berkaitan keselamatan orang lain
Bimosaurus : Karepmu leeee.. teeengggg!!!!
A : Ya secara kasat mata situ tetep salah karena jelas tidak sesuai dengan ini
B : Ya tidak bisa, lha wong saya itu jelas banget melakukan untuk kebaikan orang lain




Kaum scripturalis murni adalah kaum yang patuh pada aturan tertulis, pasrah bongkokan, terserah apapun sebabnya

Kaum substansialis murni adalah yang selalu mengedepankan suatu substansi dasar adanya peraturan, yang akan dia jadikan acuan bertindak




Silakan para peserta ikut yang mana

NONTOOOONN!!!!

28 komentar:

  1. encore.. lagi lagi....

    *tanggung eui*

    BalasHapus
  2. lagi nonton mbak hahahaha, siaran pandangan mata

    BalasHapus
  3. wah nek secara pribadi aku ra tau nggawe peraturan nggo awaku, ora iso ngikutin soale mending opo sik iso yo dilakoni, ngono

    BalasHapus
  4. opo e , nanti aja hahhaha koneksi tidak baik untuk alagu

    BalasHapus
  5. sami kang TOOOS, ming aku lagi nonton iki hahaha

    BalasHapus
  6. Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
    Bahwa di atas langit masih terdapat lapisan langit
    Bahwa di atas langit masih terdapat berlapis surga tak berujung lapis
    Sehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi

    Aku katakan sabda batu kepada api
    Di bawah tanah masih terdapat dataran tak berpijak
    Di bawah tanah masih terdapat berlapis-lapis kerak neraka
    Sehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta

    Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
    Perihal bentangan kalam puputan yang lahir pasca rubuhnya dua menara
    Pasca sebuah akhir zaman yang mengawali pancaroba tanah dan angkasa
    Kala semua ujung senjakala pembangkangan ini bermuara

    Aku katakan sebuah sabda raja batu kepada lidah-lidah api
    Bahwa ada adalah tiada dan kekosongan itu bernyawa
    Bahwa ketidakberujungan semesta adalah kehampaan bernyala
    Bagi mereka yang bernazar hidup tanpa hamba dan paduka

    Aku katakan sabda batu kepada api
    Perihal makna wahdatul wujud mengusung kebesaran nama semesta
    Dimana pada setiap hembusan nafas, kami bersenyawa
    Kami yang tak memiliki apapun, tak juga surga, tak juga neraka
    Kami yang tak memiliki apapun, tak juga surga, tak juga neraka
    Kami pula yang dapat menghadirkan keduanya bersenyawa di atas surga dunia
    Tak ada tuan, tak ada hamba
    Kehampaan ini bernyawa

    Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
    Perihal riwayat hidup yang menggenang di bawah bendera klaim kebenaran
    Perihal jemaat yang merasa jumawa saat merasa
    Memiliki jejak riwayat kuasa yang meminta patuh semua nyawa

    Aku katakan kepada kalian kutukan batu kepada api
    Perihal sebuah kuasa yang berfana taklid pada kebenaran ala massifikasi
    Perihal tuhan jejadian kontra kehidupan perihal datangnya kala
    Mereka yang telah keluar dari sarang-sarang mereka
    Dari pintu-pintu pabrik
    Dari gerbang-gerbang korporasi
    Dari jendela gedung-gedung parlemen
    Mendatangi pintu-pintu rumah kalian
    Menumbalkan semua masa depan keturunan kalian
    Perihal tuhan jejadian kontra kehidupan perihal datangnya kala
    Mereka yang keluar dari sarang-sarang mereka

    Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
    Bahwa di atas langit sana masih terdapat berlapis surga tak berujung lapis
    Sehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi
    Sehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta

    Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
    Semua ujung senjakala pembangkangan ini bermuara
    Pasca sebuah akhir zaman yang mengawali pancaroba tanah dan angkasa

    Sabda batu kepada api
    Api kepada kaki-kaki langit
    Manunggaling kawula gusti mengusung Anok
    Tanah ini berbisik perihal suaka pada kekosongan strata
    Tak ada tuan, tak ada hamba
    Ada adalah tiada, dan kehampaan ini bernyawa

    BalasHapus
  7. ho oh.. terima lagu panjang wae nang kene

    BalasHapus
  8. Asli puisine Syekh SJ di gawe lagu,lali sopo sing nyanyi

    BalasHapus
  9. Saya opoertunis deh.mana yg menguntungkan haha..

    BalasHapus
  10. aku melu nonton weh ........ *karo slonjor neng pojokan*

    BalasHapus
  11. podo mbah.. santai santai karo update merapi

    BalasHapus
  12. iki kok persis kaya wong udur merga tanduran nang sawah dipangan sapi taa...

    giliran endinge ditakoni sapine endi, sawahe endi.. wangsulane mung umpamaa... huuuu rak mutuuuu

    BalasHapus
  13. hakakakakaka, debat tanpo fakta..

    BalasHapus
  14. hanya bisa nonton sambari prihatin, semoga akan ada titik temu

    BalasHapus
  15. Skripturalis = Kontinental (Belanda, Indonesia, Muhammadiyah)

    Substansialis = Anglo-saxon (Inggris, AS, Nahdatul Ulama)

    BalasHapus