Ratusan Nasabah Tuntut Pengembalian Investasi
Selasa, 01 Mar 2011 14:21:00
Oleh : Heru Suyitno / Mahmudah
Berdasarkan pantauan di Wonosobo, Selasa, para nasabah mulai berdatangan di Kantor PT BSS sekitar pukul 08.00 WIB, namun karena kantor masih tutup mereka menunggu di halaman kantor dan trotoar Jalan Kiai Muntang dan Jalan Sidomulyo.
Mereka mendatangi Kantor PT BSS yang bergerak dalam bisnis emas tersebut untuk mendengarkan penjelasan dari pihak perusahaan sehubungan dengan penundaan pembayaran keuntungan atau penarikan dana investasi di PT BSS Wonosobo sejak Jumat (25/2) hingga Senin (28/2).
Setelah para nasabah menunggu beberapa jam, Direktur Operasional PT BSS Wonosobo, Eko Cahyono datang sekitar pukul 10.25 WIB dengan mengendarai mobil Kijang Super.
Eko Cahyono yang didampingi beberapa aparat kepolisian memberikan klarifikasi kepada nasabah di halaman Kantor PT BSS yang relatif sempit tersebut dan nasabah memenuhi Jalan Sidomulyo untuk mendengarkan keterangannya.
Eko mengatakan, asset investasi nasabah masih utuh, namun sekarang dalam pemblokiran Polri dan Bapepti.
"Pemblokiran tersebut sebagai upaya untuk melindungi konsumen atau nasabah agar dana tidak hilang dan saya bertanggung jawab sepenuhnya atas dana investasi tersebut," katanya.
Ia belum bisa menjanjikan kapan dana nasabah bisa dicairkan.
"Namun, kami akan berusaha secepatnya dana nasabah bisa dicairkan. Paling tidak membutuhkan waktu sekitar dua bulan, karena harus menunggu pemblokiran, pemeriksaan, dan baru prises pencairan. Pencairan tidak bisa cepat karena dana tidak sedikit," katanya.
Ia mengatakan, keterangan lebih lanjut para nasabah diminta menghubungi koordinator masing-masing.
Menanggapi pernyataan nasabah bahwa koordinator sulit untuk dihubungi, dia berjanji akan menjadwal para koordinator untuk bertugas di kantor melayani nasabah.
Seorang nasabah warga Wonosobo, Ilham mengatakan dengan mencuatnya kasus PT BSS ini maka Pemkab Wonosobo harus selektif memberikan izin bagi perusahaan pengelola investasi yang menarik dana dari masyarakat.
"Selama ini ada beberapa perusahaan sejenis yang beroperasi di Wonosobo dan akhirnya nasabah yang dirugikan. Ke depan pemkab harus selektif dalam memberikan izin," katanya.
Ia mengaku telah menanam modal di perusahaan tersebut Rp100 juta lebih. Selama ini perusahaan selalu memberikan keuntungan atau komisi kepada nasabah Rp20 ribu per hari setiap investasi Rp2,5 juta yang bisa diambil seminggu sekali.
Namun, sejak Jumat (25/2) pemberian komisi tidak berjalan normal bahkan pada Senin (28/2) kantor tutup.
Perekonomian Wonosobo, kemungkinan bisa dikatakan dalam kondisi yang sangat tidak baik, menyusul runtuhnya PT SSSWI yang mulai mengurangi karyawannya dari 3000an orang menjadi kurang dari seribu orang. Efek lanjutnya adalah hilangnya matapencaharian penduduk sekitar pabrik, angkutan dan para supplier.
BalasHapusBulan lalu dikejutkan juga oleh runtuhnya BowoJenggot, Rajawali dan Sinar Sejahtera.. Ratusan orang tergiur mudahnya berinvestasi dan mendapatkan keuntungan, tapi jangankan dapat persen, malah uangnya yang pada hilang. Konon Wonosobo sendiri sebanyak 185 M kemungkinan tidak bisa kembali dari BowoJenggot. Ada seorang teman saya yang harus kehilangan ratusan juta uang hasil pinjam bank untuk mengikuti tiga perusahaan 'investasi' itu.. Ada juga teman yang menjadi karyawan di salah satu perusahaan itu yang menjadi kaya raya, hampir rumah satu desa dia beli, namun ya akhirnya dia harus menjadi buruan para nasabah..
Kata seorang teman di W