Di era ini, dunia Islam berkembang pesat dengan berbagai firqah yang ada. Firqah ini muncul dari sebuah hadits Rasulullah yang muncul berbagai macam versi yang kurang lebih demikian:
"Setelahku, akan muncul banyak firqah, yaitu sebanyak 73 firqah, dan semuanya itu di neraka, kecuali satu kelompok saja"
Manusia berhak menafsirkan apapun yang dia tangkap, termasuk hadits ini. Meski memang dalam menafsirkan, kita dianjurkan juga untuk juga memandang toleransi dan memahami bagaimana orang lain berpikir, serta tidak hanya berpikir satu sisi. Dengan itu diharapkan akan memperkaya pengertian dalam diri masing-masing, dan akan membuat cita-cita agama sebagai kebaikan universal itu tercapai.
Sayangnya penafsiran itu, justru membuat orang-orang yang -harusnya- saleh (karena rajin mengaji sana sini), justru menjadi orang yang menganggap dirinya adalah ada dalam firqah paling benar dan akan masuk surga. Hingga selanjutnya, kebanyakan dari orang-orang yang sibuk mengklaim dirinya adalah firqah surga, juga sibuk mencari pembenaran diri dan penyalahan pihak lain yang mereka 'inginkan' berada dalam sisi salah dan masuk ke neraka. (Saya menulis 'inginkan' bukan 'anggap')
--
Dunia internet dan teknologi layanan web versi 2.0 ke atas, mendorong orang cenderung sharing dan mempublikasi apa yang ada dalam benaknya, dengan berbagai tujuan. Entah memang bertujuan sharing belaka, pencerahan, diskusi, hingga misi, atau sekedar bertujuan ingin mencapai kepuasan diri ketika pihak lain terpojok, atau ingin merasa menang dengan perasaan benarnya. Saya pun dalam menulis journal ini juga ada perasaan 'benar'. Tidak masalah ketika kita tidak dapat mencapai kebenaran hakiki, namun setidaknya ada kebenaran yang kita yakini dalam hati nurani kita, tidak bertujuan menyerang, memojokkan, mengintimidasi, apa lagi dengan fakta palsu yang diada-adakan.
Demikian juga dunia para pemuja firqah. Mereka pun ternyata sangat rajin update dalam berbagai situs jejaring sosial. Mereka juga membuat group, membuat tulisan bersifat SARA, dan selanjutnya di tag pada siapapun orang yang mereka kenal dan mereka harap bisa me Retweet, Share, dan Like, atau justru target tag akan merasa tersudutkan.
Saya memiliki pengalaman pribadi sebagai simpatisan beberapa jamaah. Dua diantaranya adalah Jamaah Tabligh dan pernah juga mengikuti pengajian Salafi. Terus terang saja, ada beberapa hal yang membuat saya akhirnya mengikuti pengajian itu adalah sebatas wacana pada bagian yang baik. Karena dalam beberapa kajian ada beberapa hal yang mengherankan:
Sebenarnya sejak pasca Erupsi Merapi 2010, saya malas membahas hal seperti ini lagi di blog. Namun belakangan saya sedikit agak mangkel ketika belakangan email yahoo saya (yang saya gunakan sebagai email untuk akun FB saya) kebanjiran permintaan tag wall dan share yang berisikan tentang tulisan yang memojokkan pihak lain. Antara lain: page-page dan group-group tentang Bukti Kesesatan Syiah, Kesesatan Ahmadiyah, Kesesatan Muhammadiyyah, Kesesatan NU, Siapa Ahmadinejad dan segudang tulisan-tulisan dakwah yang mengandung unsur negatif.
Sebenarnya sah-sah saja sih mereka menulis berbagai macam propaganda tentang apapun mereka inginkan. Namun sayang sekali orang-orang yang harusnya berpotensi baik dalam menyebarkan kebaikan universal, justru bangga menjadi kaum militan yang sibuk mencari apapun kesalahan manusia lain. Hmm, kalau saya? Dianggap mencari kesalahan orang lain? Ah biarin aja, pendosa ini...
Note: Mau sebut? Ada kontak-kontak salafi, tablig, fpi, pengaku ahli sunnah, dan lain sebagainya.. ya daripada membuat hati saya makin mendosa, mending di mute aja... Oh ya di MP dulu ada lho, tapi mereka tahu diri dan sudah mengundurkan diri..
"Setelahku, akan muncul banyak firqah, yaitu sebanyak 73 firqah, dan semuanya itu di neraka, kecuali satu kelompok saja"
Manusia berhak menafsirkan apapun yang dia tangkap, termasuk hadits ini. Meski memang dalam menafsirkan, kita dianjurkan juga untuk juga memandang toleransi dan memahami bagaimana orang lain berpikir, serta tidak hanya berpikir satu sisi. Dengan itu diharapkan akan memperkaya pengertian dalam diri masing-masing, dan akan membuat cita-cita agama sebagai kebaikan universal itu tercapai.
Sayangnya penafsiran itu, justru membuat orang-orang yang -harusnya- saleh (karena rajin mengaji sana sini), justru menjadi orang yang menganggap dirinya adalah ada dalam firqah paling benar dan akan masuk surga. Hingga selanjutnya, kebanyakan dari orang-orang yang sibuk mengklaim dirinya adalah firqah surga, juga sibuk mencari pembenaran diri dan penyalahan pihak lain yang mereka 'inginkan' berada dalam sisi salah dan masuk ke neraka. (Saya menulis 'inginkan' bukan 'anggap')
--
Dunia internet dan teknologi layanan web versi 2.0 ke atas, mendorong orang cenderung sharing dan mempublikasi apa yang ada dalam benaknya, dengan berbagai tujuan. Entah memang bertujuan sharing belaka, pencerahan, diskusi, hingga misi, atau sekedar bertujuan ingin mencapai kepuasan diri ketika pihak lain terpojok, atau ingin merasa menang dengan perasaan benarnya. Saya pun dalam menulis journal ini juga ada perasaan 'benar'. Tidak masalah ketika kita tidak dapat mencapai kebenaran hakiki, namun setidaknya ada kebenaran yang kita yakini dalam hati nurani kita, tidak bertujuan menyerang, memojokkan, mengintimidasi, apa lagi dengan fakta palsu yang diada-adakan.
Demikian juga dunia para pemuja firqah. Mereka pun ternyata sangat rajin update dalam berbagai situs jejaring sosial. Mereka juga membuat group, membuat tulisan bersifat SARA, dan selanjutnya di tag pada siapapun orang yang mereka kenal dan mereka harap bisa me Retweet, Share, dan Like, atau justru target tag akan merasa tersudutkan.
Saya memiliki pengalaman pribadi sebagai simpatisan beberapa jamaah. Dua diantaranya adalah Jamaah Tabligh dan pernah juga mengikuti pengajian Salafi. Terus terang saja, ada beberapa hal yang membuat saya akhirnya mengikuti pengajian itu adalah sebatas wacana pada bagian yang baik. Karena dalam beberapa kajian ada beberapa hal yang mengherankan:
- Larangan membaca buku-buku karangan orang yang dianggap Syiah atau keturunan Yahudi, sementara mereka justru belum pernah membacanya
- Larangan membaca buku terbitan penerbit yang dianggap Syiah, meski itu adalah buku sains, dan mereka justru belum pernah membacanya
- Mereka tetap menggunakan teknologi terbitan bangsa keturunan Yahudi, seperti televisi, internet, telepon seluler, dan lain sebagainya, namun mereka menganggap bahwa untuk teknologi boleh digunakan
- Sibuknya mencari kesalahan seseorang yang mereka anggap sebagai 'target' (bukan musuh) pemojokan mereka. Kadang mereka sibuk mencari tulisan berbagai literatur, dan bukan mengambil apa yang baik, namun justru mengambil : "apa yang buruk dari sang target". Kadang hanya karena dianggap ada darah Yahudi, kebaikan dan semangat seseorang figur dapat dicerca dalam usaha pembunuhan karakter pada situs-situs jejaring sosial. Sedangkan agama menyarankan : "..Hindarilah banyak sangka, sesungguhnya sebagian sangka adalah dosa.."
- Penyudutan hati korban bencana, dengan mengarahkan paradigma bahwa korban bencana adalah pelaku dosa besar.
- Mereka menolak tidak menggunakan Facebook dan Sosial Media lain yang nyata-nyata buatan Yahudi entah apa sebabnya
Sebenarnya sejak pasca Erupsi Merapi 2010, saya malas membahas hal seperti ini lagi di blog. Namun belakangan saya sedikit agak mangkel ketika belakangan email yahoo saya (yang saya gunakan sebagai email untuk akun FB saya) kebanjiran permintaan tag wall dan share yang berisikan tentang tulisan yang memojokkan pihak lain. Antara lain: page-page dan group-group tentang Bukti Kesesatan Syiah, Kesesatan Ahmadiyah, Kesesatan Muhammadiyyah, Kesesatan NU, Siapa Ahmadinejad dan segudang tulisan-tulisan dakwah yang mengandung unsur negatif.
Sebenarnya sah-sah saja sih mereka menulis berbagai macam propaganda tentang apapun mereka inginkan. Namun sayang sekali orang-orang yang harusnya berpotensi baik dalam menyebarkan kebaikan universal, justru bangga menjadi kaum militan yang sibuk mencari apapun kesalahan manusia lain. Hmm, kalau saya? Dianggap mencari kesalahan orang lain? Ah biarin aja, pendosa ini...
Note: Mau sebut? Ada kontak-kontak salafi, tablig, fpi, pengaku ahli sunnah, dan lain sebagainya.. ya daripada membuat hati saya makin mendosa, mending di mute aja... Oh ya di MP dulu ada lho, tapi mereka tahu diri dan sudah mengundurkan diri..
Tulisan ini boleh dibaca siapapun.
BalasHapussetuju Akh. Ekstrimitas memang mendorong orang terlalu mengekspose kesalahan jamaah yang tidak sefaham, lupa dengan misi utama agama itu sendiri.
BalasHapusya tentu harapan saya adalah agama menjadi jalan berlomba kebaikan , berlomba terhadap siapapun. Jika antara sesama agama saja masih gontok-gontokan, bagaimana dengan yang lain.
BalasHapusharapan berikutnya adalah saling menyadari bahwa tak ada yang sempurna.. sudah sering kita saksikan, seorang yang sempurna, ternyata memiliki nilai cacat di depan pihak lain. Dengan demikian semoga kita bisa saling menerima pendapat pihak lain. :)
Inget orang gebleg yang mojokin Mbak Nita, kampret tenan itu emper satu :|
BalasHapushihihi kayaknya saya pernah tahu... sebenarnya saya malu lho Anaz, jika ada pihak yang seperti itu, dan lebih malas lagi yang diserang adalah orang yang justru lebih bermanfaat dan berguna untuk orang lain.
BalasHapusMereka gak mikir ke situ, Mas :(
BalasHapusOwh ya, Mas jadi curhat ini
Dulu Anaz rajin ikut kajian2, sampai akhirnya sampai pada sebuah ama'ah . Di situ, saya menemukan sebuah file tentang penyesatan jema'ah2 lainnya dari yang tarbiyah, tabligh, HTI, NII (seinget Anaz ada 7) Mulai dari situ Anaz malah mundur ikut pengajian2. Tapi masih ikutan juga, sih di beberapa tempat kadang2. Sekarang gak pernah deh :|
mungkin sih sebatas memperkaya wacana itu tidak masalah. namun memang ada yang aman, dan ada yang tidak aman. Semacam NII jelas sangat tdak aman. Dulu saya pernah mereka dekati, tapi mereka mundur, karena saya punya kartu anggota Pemuda Panca Marga hahahaha..
BalasHapussaya pikir, mending tenaga kita kerahkan untuk gerakan seperti yang anaz bangun sekarang justru sangat berguna.. tenan lho saya pengin berkegiatan seperti itu..
Iya, Mas. Tapi yang diburukan itu juga kan memburukan #halagh hehehe
BalasHapushahaha, yang penting sekarnag kita jamaah mulkipliyah.
BalasHapusWehehehe, Mas Bimo, komennya mau Anaz edit
BalasHapustapi wis kadung dieply jew :|
Ndak enak curcol beginian :|
aku edit naz
BalasHapusquote tak ilangi :D
BalasHapusMakasihhh
BalasHapushahahhaa
Yang view siapa aja, Mas? :D
nggak ada kok, baru yang reply aja ;)
BalasHapusSekarang aku paham...
BalasHapus72 Bidadari itu sebenarnya jatah mereka2 yang masuk neraka...
....mlipir...
BalasHapus*merasa jadi tertuduh..
maddona dan kawan kawan siap menemani hahahaha
BalasHapusnganggone multiply
BalasHapusjd ingat jamaah salahudin #ehh
BalasHapusSalah udin
BalasHapusaku masuk grup di lapak tetangga gara2 iseng pengen baca orang2 (yg ngerasa) pinter keliatan bodho krn saling serang, saling maki soal apa yg mereka anut *geleng2
BalasHapuswoooo aku mbiyen seneng nyerang.. saiki mending nonton seka pinggir karo keplok-keplok.. penak nonton yaa
BalasHapusSalah~fi...kih ;)
BalasHapuspenak tenan kang. saru eh seru ;))
BalasHapusnonton, golek hiburan sisan ben reti watek wong ;))
semoga gak termasuk orang2 yang kaya gini ya mas
BalasHapus"Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa), menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka." (HR. Muslim).
Ja ngono mbah.. aku jebolan pengajian salahf lho
BalasHapusaku pernah dapat pitutur dari seseorang. Kira-kira seperti ini
BalasHapus"Sayogyane dadi wong kang bisa momong liyan. Momong sing galak, momong sing alus, momong sing ngeyel. Wong momong mesti ndarbeni pangerten kang luwih luhur"
Uyeeee
BalasHapussemuanya tentu tidak ingin menjadi seperti di terquote itu mas. Secara pribadi saya berharap, kita berlomba itu adalah untuk kemanfaatan bersama untuk hal yang lebih baik. Secara pandangan duniawi saja, kan malu jika orang terlihat sebagai ahli ibadah, namun dalam bertindak sampai kalah dengan pihak lain..
BalasHapusuye juga
BalasHapusmohon maaf bila salaf... hihihi
BalasHapusaku juga mohon maaf bila saraf
BalasHapustadi sore saya nonton DAAI TV mas, sebagai muslim saya malu sekali belum mampu seperti mereka, mereka bukan cuma memberi tapi memberdayakan orang untuk memberi walaupun hanya recehan. Uang recehan dari orang2 yang pernah mereka bantu dikumpulkan dalam celengan2 bambu lalu orang2 itu dgn sukarela memberikannya kepada para relawan Yayasan Budha Tzu Chi
BalasHapusAku tak trima ngarep-arep gadisdesa waelah. Jamaah kafiriah isih ditampa. N
BalasHapusNek ngarep-arep bidadari ndak malah dadi rebutan karo JakaTarub... ;)
saling memaafkan bila syakieb saraf...
BalasHapusYo situ sama mas joko tarub aja..
BalasHapusMbah Marto,
BalasHapusaku malah maunya ama Malinkundang je mbah... ;)
Lumayan bisa jualan nasi padang daripada jualan ayat
aku melu jamaah "al kafirun" waelah, ora ngarep-arep kenthu karo bidadari.
BalasHapusAha,
BalasHapusakhire dah dapet calon imambesar, Al Tampah...
yo situ ngenthu joko tarub wae mas bro...
BalasHapustrisam karo gotrex
sedikit penjelasan bisa dibaca di sini
BalasHapushttp://www.rumahfiqih.com/ust/e2.php?id=1174133413
Sedikit penjelasan ttg hadits itu bisa dibaca di
BalasHapushttp://www.rumahfiqih.com/ust/e2.php?id=1174133413
*Lumayan bisa jualan nasi padang* <<<< iki mesti pernah digratisi ning rumah makan padang :p
BalasHapusgotrek 3some karo Joko Lodang
BalasHapusGue alergi sama orang2 begini. Dan mereka ga kalah alergi sama gue XD
BalasHapussaya pernah lho diwawancara DAAI TV...
BalasHapus*pamer hehehe....
saya ikut pengajian Darut Tauhid aja. adem.....
BalasHapusApalagi Aa Gym langsung mempraktekkan ilmunya #kode...
males nek ketemu wong kaya kuwe..
BalasHapussemoga kita bisa, setidaknya melalui apa yang kita bisa bergerak dulu... di blog misalnya hehehe
BalasHapuslha kui manutd karep e dewe dewe ... gadis desa nang wonosobo isih keren - keren
BalasHapusmbah marto membuka luka lama. aku kan mantane
BalasHapussetuju
BalasHapusmalinkundang?? kenthu karo watu
BalasHapusha yo... wong njenengan kagunan garwa.. lha lik gotri?
BalasHapusmaturnuwun mas infonya..saya baca dan saya cek..
BalasHapusaku nate ra sengaja gratis.. tak arani wis dibayari jebul durung..
BalasHapuswis kandani kok , karo watu malingkondang
BalasHapussesama alergi dan alergen.. golek obat dextamine
BalasHapuswoh jadi dai
BalasHapushuu mau enaknya ngak mau anaknya
BalasHapusning piye piye kudu siap ketemu kang. Soale wong ngono ki akeh, ya muga sing gedhe lan jembar segara ati kanggo momong sakabehane
BalasHapusada rekamannya ndak mas, upload dong :D
BalasHapusngati ati mas, se MP bisa semafut
BalasHapus*mabur
suwe neng njekardah seng digolek gadis desa? rak keren mblass...
BalasHapus*ngacir
Wakakak....
BalasHapusRak keren ya bennn....
wong nggadis Jekardah mung menang larang benges lan pupuran owkk.... #ngeles