Kemarin muncul Bahan Bakar air. Kenyataannya : NOL Besar. Kini muncul lagi Pembangkit Listrik Tenaga Hampa. Belum jelas benar apa yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Hampa.. Tapi sepertinya jika proses cara kerja alat tersebut menyalahi Hukum Kekekalan Energi, Hukum Thermodinamika 1 dan Hukum Thermodinamika 2, dijamin petinggi negara membuat blunder besar dengan membeli dan memesannya.
Banyak kasus yang melibatkan hal-hal yang tidak wajar dan kurang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di negeri ini
Hukum kekekalan energi = Hukum Thermodinamika 1
BalasHapusEnergi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, namun Energi dapat dikonversi menjadi bentuk energi yang lain.
HUkum ini disebut juga dengan hukum Konversi Energi
Hukum Thermodinamika 2 = buko sik
BalasHapusNanti malam, saya mau bikin Tenaga Listrik Tenaga Galau
BalasHapustak pikir nek tenaga gemblung
BalasHapus*tetep buka
Hukum Thermodinamika Kedua: menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik
BalasHapus(wikipedia)
moco, tp ga mudheng karo cara kerjae
BalasHapusaku ya ra mudeng madep.... mengko gek kasus e kacau kaya jaman kepungkur kui
BalasHapussiap2 ditumpaki pejabt yg mau pencitraan doang pak embing
BalasHapusyang saya sesalkan, yang pesan alat itu adalah pak DI. Memang pak DI memesan untuk tujuan pengujian. Namun sebaiknya menurunkan tenaga ahli dulu. Apakah universitas di Indonesia tidak cukup tenaga ahli dari mahasiswa hingga dosen dan peneliti?.
BalasHapusini bukannya PLTA ya mas?
BalasHapusoh ya, rancu.. saya edit.. maksud saya adalah Bahan Bakar Air.. :) maturnuwun koreksinya
BalasHapusHweeeeeeeeeeeeennngg... Bingung bacanya!! Ternyata percuma nilai mata kuliah Dasar Konversi Energi ku dapet A.. *jedotinkepala*
BalasHapusIni yang bikin bingung : "Alat generator tanpa BBM yang mirip solar cell (panel surya) tersebut memanfaatkan arang batok kelapa sebagai karbon monoksida yang ditempelkan di panel".. Hwaaaaaaaa... Karbon monoksida bukannya gas?? Tempel gimana?? Katanya mirip panel surya?? Aku pikir arang batok kelapa nya ditempeli gituh... Trus itu gas diapain sampe jadi listrik? Gasnya dibakar?? Bener2 mbulet deh... jadi sumpah mati penasaran pengen liat alatnya....
Eh, ada denk gambarnya.. tapi gak jelas komponen nya =___=
BalasHapusntar deh nin, kita lihat apakah alat ini akan tenggelam atau bagaimana
BalasHapussemoga aja ada orang indonesia yang membongkar hukum termodinamika
Heheheheee :D
BalasHapusTenaga batok kelapa kali ye, meski aku ya bingung cara kerjanya gimana sih sebenarnya, meski di artikel itu sudah dijelaskan. Di paragraf sebelumnya disebut mirip listrik bertenaga solar panel, eh di paragraf berikutnya dibilang mirip batu bara. Jadi yang manah?
BalasHapusPenamaannya juga membingungkan. Kata penciptanya disebut "tenaga hampa" karena gak ada bunyinya. Loh? Gimana seeeehhh... kan kalau tenaga hampa itu konotasinya gak pake sumber daya apa-apa, bukan masalah bunyinya. Dibilang gak pakai BBM atau tenaga surya. Tapi kan bukan berarti gak ada sumber dayanya sama sekali. Lah batok kelapa (kalau memang itu sumbernya) dan aki buat pemicunya itu apaan yak?*geleng-geleng kepala*
nek nganti gagal ya mengko rak entuk jurus tendangan tanpa alasan seko rakyat
BalasHapusMeski pun aku termasuk pesimis akan "penemuan" ini. Tapi ada baiknya juga kalau dilakukan penelitian lebih lanjut oleh para pakar yang memang mumpuni. Mungkin...mungkin saja nih ya, keterbatasan pengetahuan dan bahasa teknis/ngilmiah dari si penciptanya ini yang menjadi hambatan baginya untuk menjelaskan tentang cara kerjanya. Bisa juga karena saking takutnya akan penjiplakan, si pencipta ini sengaja ngeblunder tentang cara kerja mesin ciptaannya.
BalasHapusPaling enggak Kang, kalau DI udah naruh perhatian dan diliput di koran kayak gini, jika betul terbukti penemuannya memang unik dan berhasil, maka orang tahu kalau Slamet Haryanto lah yang pertama menemukan.
ya mbak, aku lebih melihat pak DI itu memang memperhatikan sisikmelik yang ada di tingkat bawah. Jadi dia juga siap dengan resiko.
BalasHapusKalaupun Slamet Haryanto ini berhasil tentu heboh dunia.. doain saja :)
Di sini juga pernah Kang, ada wacana membuat bahan bakar dari jagung sebagai alternatif minyak bumi dan batu bara. Tapi setelah diitung2, ternyata cost-nya lebih besar daripada hasilnya, karena dibutuhkan banyak sekali jagung sebagai bahan bakarnya. Mendingan dipangan....he...he. Nah, kalau memang bahan bakarnya PLTH ini batok kelapa, mungkin kasusnya akan sama dengan wacana PLTJ (bukan nama resminya sih...tapi J buat Jagung lah).
BalasHapusjagung, dimakan, terus energinya buat nggenjot sepeda, sepedanya dihubungkan ke dinamo, dan nyala listriknya.. gitu malah rasional hehehe..
BalasHapustapi memang yang ini tidak jelas, semoga saja ada value ilmiah yang mungkin kita belum tahu
Hi...hi... iyaa... mendingan buat bahan pangan. Semoga Kang. Selamat tidur sebelum sahur.
BalasHapussugeng sare juga, maturnuwuuun , udah kriyip2 iki
BalasHapusApus-apus! berani taruhan?
BalasHapushttp://martoart.multiply.com/journal/item/33/Blue_Energy_Terbukti
sapa sing nyekel bab sing nyalahi hukum alam, ya kalah taruhan... aku mah manutd wae mbah... www.manutd.com wae
BalasHapus