Tidak beralasan: Warung / Restoran harus tutup siang hari selama Ramadan

Imbauan tokoh, anjuran ormas, dan permintaan banyak pihak (termasuk pemerintah) untuk meminta warung dan restoran tutup siang hari selama bulan Ramadan bagi saya sungguh sangat tidak masuk akal. Tidak ada hubungannya antara ibadah puasa dan warung makan / restoran yang buka. Ibadah siyam Ramadan adalah ibadah yang sangat khusus dibanding ibadah maghdoh wajib lainnya.

Hampir semua rukun Islam selain puasa berhubungan dengan orang lain. Misal Bersyahadat (bersaksi dan penyaksi), Sholat (berjamaah), zakat (pezakat dan terzakati), dan tentu saja Hajji. Ibadah Siyam Ramadan jelas hanya diri sendiri yang tahu. Toh bisa saja orang ngaku puasa, di dalam kamar ngemil.Sehingga ketika orang sudah berkeyakinan ibadah puasa dari dia sendiri dan hanya untuk Allah Ta'ala, warung buka atau tutup pun tidak menjadi masalah. Membuat kepingin makan?? Saya pikir tidak segitunya orang puasa itu. Toh seorang ibu yang baru nyuapin anaknya ketika puasa, kepengin pun dia tidak akan ikut makan. Sedang warung tidak buka pun, kalau pengin makan ya makan saja toh di rumah

Pertanyaan lainnya yang muncul adalah : kemana orang yang tidak berpuasa harus mencari makan? Seperti orang non-muslim, orang sakit, orang sedang berhalangan, musafir, turis-turis non muslim yang sedang berkunjung?

Nah buat yang suka sok-sokan sweeping-sweeping, berani nggak sih sweeping pasar dan warung-warung serta resto, di hari Senin dan Kamis?