Kamis, 15 April 2010

Ngeyel, pat gulipat, memalukan, peristiwa Priok

Semua orang tentu tahu, gusuran di Jakarta, akan selalu membawa perlawanan.. Semua orang juga tahu, jika yang digusur adalah sebuah perlambang, tentu saja perlawanan akan jauh lebih besar.. Semua juga tahu masyarakat akan selalu dikalahkan dengan "tanah ini dimiliki oleh pihak xxxx". Dan semua juga akan tahu, bahwa semua orang akan bilang: Mbah Priok lebih duluan disitu daripada Pelindo..
Semua juga tahu, penggusuran, hanya akan membenturkan rakyat kecil dengan rakyat kecil.. Pol PP bertempur dengan masyarakat, Polisi brigadir bertemu dengan msyarakat juga..
Semua juga tahu, cara tidak cerdas seperti itu hanya akan membawa korban, dan hanya akan sia sia.. Semua juga tahu Pol PP dengan kemampuan terbatas harus berhadapan dengan rakyat yang notabene adalah kawannya sendiri (mengapa Pol PP tidak diambilkan dari STPDN / IPDN yang dilatih membunuh ya)

Semoga, para pengambil keputusan itu membaca blog-blog seperti ini, supaya tidak bodoh-bodoh amat, dan akhirnya tidak memalukan di muka umum.. Kasihan juga saya melihat wagub dan wakil-wakil pemerintahan harus menemui wakil dari pemuka masyarakat dan ormas yang merasa menang melawan pemerintah..

Semua juga tahu.. kewibawaan pengambil keputusan ini akan dipertaruhkan, melawan perasaan menang dari orang-orang yang menyusup di dalamnya..


21 komentar:

  1. M ki mau mbuka blog iki suwe tenan, meh komen kok komenane ditutup? jebul pancen loadinge rung full... dadi lali tho meh komen opo :P

    BalasHapus
  2. tidak ada prajurit yang salah; yang ada komandan yang keliru.

    BalasHapus
  3. ya ngono kuwi Mas kualitas pejabat kita

    BalasHapus
  4. hemmm.....
    sing pinter produser lan sutradara ne Mas....

    BalasHapus
  5. nduwe utek sak jane..
    neng ra digunakke..
    mesaknee..

    miris tenan..

    BalasHapus
  6. Pasal 1 : Komandan tidak pernah Keliru
    Pasal 2 : Jika Komandan Keliru lihat pasal 1

    BalasHapus
  7. hagz, hagz, hagz.... jaman ospek mbien kalimat iki sing nggo senjata senior nggo jajah bocah anyar.... afu tenan.

    BalasHapus
  8. Ada kekeliruan di atas: bos-bos Satpol PP adalah lulusan IPDN/STPDN. Jadi maklum kalau masalah selalu diselesaikan dengan kekerasan. Karena itu wajib adanyaIPDN dihapus dari muka bumi. Selain budaya kekerasa, juga pemborosan dan korupsi. Seorang pejabat Pemda di Aceh yang anaknya sekolah di IPDN cerita kalau Depdagri itu menganggap IPDN adalah lahan basa. Bayangkan ada 5 (?) IPDN. Tiap sekolah ada 1000 praja. Uang makan saja sehari: 5x1.000x20.000 = 100 juta, tinggal dikalikan 365 dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
    Inilah lingkaran setan kekerasan dan korupsi

    BalasHapus
  9. makin ngeri ya kondisi negri nieh..

    BalasHapus
  10. duwe mbak ning di dekek dengkul :D, wathon chaos

    BalasHapus
  11. komen dadi abot mergo ono iklan seko admin sing dodolan kui

    BalasHapus
  12. komandan bilang: kesalahan Tuhan menciptakannya :D

    BalasHapus
  13. semoga mas, kejadian kejadian seperti ini sudah berakhir kali ini, tidak perlu lagi ada acara bodoh seperti itu

    BalasHapus
  14. bener mas, paling pinter ya yang maha pinter dan Maha Sutradara itu

    BalasHapus
  15. Yng saya takutkan adalah otak yang dipakai untuk kepentingan, ngeyel, dan memanfaatkan situasi

    BalasHapus
  16. dan akhirnya yang terjadi rakyat melaawan rakyat

    BalasHapus
  17. untung aku melawan opspek.. kakak tingkatku do tak takoni: ada yang berani menyalahkan ospek ku? heheheh

    BalasHapus
  18. matur nuwun infonya bos.. setuju saja kalau sekolah praja yang mengajak nggak bener itu DIHAPUSKAN

    BalasHapus
  19. semoga segera pulih menjadi lebih baik mbak.. takut juga kalau keadaan seperti ini memang disengaja

    BalasHapus
  20. Satpol PP sering bertindak terlalu keras, sama dengan polisi biarpun yang melawan sudah diamankan masih aja dapat jatah bogem mentah, kembaliin aja fungsi satpol PP sebagai pengaman gedung2 pemerintah, daripada selalu menjadi kepanjangan tangan pemerintah

    BalasHapus