Mumpung masih pada rame-rame cerita kartu kredit, saya juga mau cerita.. Ini adalah tentang pengalaman telinga saya mendengarkan dan melihat bagaimana praktek perkreditan berjalan. Sedang saya? Maaf kali ini saya jarkoni (iso mujar ning ra nglakoni - bisa bercerita tanpa melakukannya)
CC sepertinya telah menjadi gaya hidup, meskipun bagi sebagian pihak, CC ini adalah hal yang sangat berguna. Di medio 1998-2005 dulu CC adalah gaya hidup para cracker dan netter
Beberapa teman saya, tiap pekan rajin ke suatu hotel di jalan solo untuk mengambil paket yang datang dari sebuah perusahaan ekspedisi, kalau tidak salah yang terkenal adalah DHL saat itu. Ternyata teman saya itu berbagi pin CC di mIRC dan mereka membeli banyak barang dengan menggunakan CC orang lain tersebut.. Ada yang dapat 2 PC, HP Vodafone, Laptop yang jaman itu masih jarang, TV, atau paling lunak ya buku atau domain.. meski konon kata teman saya buku yang beli dari hasil nggak bener itu selalu nggak bisa dipelajari.. Konon juga di hotel tersebut yang merupakan agen cabang ekspedisi tersebut, ramai juga orang antre untuk mengambil belanjaannya.
Pada tahun 2003 mulailah penertiban dilakukan polisi yang konon juga bekerja sama dengan interpol, dan akhirnya antrean di hotel tersebut habis gusissss... Disamping itu, Online Shopping mulai melakukan aksi blacklist terhadap para pemesan dari Indonesia. Cerita CC itupun reda..
Sejak dulu, disamping cerita itu, banyak juga kabar tentang Debt Collector. Yaitu kroco yang dibayar untuk menagih utang yang menunggak kredit. Mereka rata-rata adalah berasal dari outsourcing perorangan yang disewa oleh pihak Bank. Jika jaman dulu, Debt Collector menagih utang yang bukan dari kartu kredit, di masa kini, dimana kartu kredit marak, Debt Collector dikirim dengan wajah kebencian untuk menagih utang para kreditor. Beberapa cerita yang terdapat di televisi kiranya telah cukup untuk membuat kita malas menghadapi para Debt Collector. Entah sudah berpa kasus yang akhirnya membawa korban..
Sayangnya, godaan untuk memiliki kartu kredit sepertinya amat cantik, secantik suara mbak-mbak telemarketing CC yang rajin sekali telpon pada calon pelanggan, meski si calon pelanggan tersebut telah meninggal. Di kantor saya, jagoan kartu kredit dulu telah meninggal setahun lalu, namun entah bank-bank masih saja telpon mencari dia dengan iming-iming mendapatkan kredit yang lebih gede lagi.. Ah mbaknya ini ada-ada aja.. Mau kredit berapapun, ya kalau sudah meninggal jangan diiming-imingi.. Kalau bangun khan takut tuh.... Suara cantik, wajah cantik dan senyum lebar ketika menawarkan dan mendata client tersebut ternyata ibarat BMW... kasarnya.. atau bahasa Jogjanya WAWO.. Mau tahu singkatannya? BMW adalah Bokong mengalahkan wajah.. atau artinya: senyum si mbak itu hanyalah pantat indah dari bank.. sedangkan wajah aslinya adalah si preman bayaran tersebut. Sedang WAWO: ketika melihat pertama kali dari belakang, maka ekspresi kita bilang : WAAAAAA... setelah lihat aslinya kita akan bilang : WOOOOOOOOOOOO
Di Jakarta, di berbagai tempat, saya melihat kenyataan yang aneh dalam diri petugas ketika sedang mendata.. Mereka sering menyarankan agar nilai gaji juga dinaikkan tidak masalah, karena katanya hanya untuk memudahkan ACC nya aplikasi kita.. Padahal persyaratan gaji, perlu agar si kreditur dapat terjamin membayar cicilannya. Nah kalau sudah nekat, akhirnya mecicil khan? Tidak cuma CC saja. Kredit barang-barang pun mereka memilih menyarankan ada manipulasi daftar gaji.. Sayangnya perusahaan tempat bekerja si kreditur pun juga melakukan ACC... buh... aneh. Nah, sekarang, jelas bisa ditebak kira-kira hasilnya seperti apa. Banyak yang nunggak cicilan, dan akhirnya jika sampai pedasnya, algojo dikirim.. Jelas jadi error...
Siapa yang salah? Bisa dikatakan jika kejadiannya seperti ini, semua pihak telah melakukan kesalahan. Si penghutang juga salah karena berhutang diluar kemampuan cicilannya, si kantor gegabah memberikan slip gaji palsu, dari pihak bank juga salah dalam cara mencari laba, si sales CC dan petugas juga salah karena minimal tidak cermat dalam penerimaan aplikasi.. Konon hampir semua bank melakukan hal itu..
Konon, tidak hanya bank. Seorang teman saya, membeli motor Vixion pada tahun 2007/2008 yang harganya saat itu di angka 18, diminta melakukan pembelian secara kredit selama sekian puluh bulan dengan angka akhirnya adalah 21 juta... 3 juta sendiri ya labanya.. Lucunya, ketika teman saya bilang:"Saya itu malas mikir lama-lama.. nih kalau mau uang, 21 juta pun saya cash.." Jawabannya adalah:"Wah bapak malah bisa kena penalti"
Jaman sekarang, siapa yang tidak lagi terkena kredit?? Karena saya yang berusaha tidak kredit saja malah juga tetep utang terhadap perorangan, dan satu kredit: LAPTOP yang buat ngempi ini...
Huh Kredit
*banyak konon karena memang perkononan
gambar dari sini
CC sepertinya telah menjadi gaya hidup, meskipun bagi sebagian pihak, CC ini adalah hal yang sangat berguna. Di medio 1998-2005 dulu CC adalah gaya hidup para cracker dan netter
Beberapa teman saya, tiap pekan rajin ke suatu hotel di jalan solo untuk mengambil paket yang datang dari sebuah perusahaan ekspedisi, kalau tidak salah yang terkenal adalah DHL saat itu. Ternyata teman saya itu berbagi pin CC di mIRC dan mereka membeli banyak barang dengan menggunakan CC orang lain tersebut.. Ada yang dapat 2 PC, HP Vodafone, Laptop yang jaman itu masih jarang, TV, atau paling lunak ya buku atau domain.. meski konon kata teman saya buku yang beli dari hasil nggak bener itu selalu nggak bisa dipelajari.. Konon juga di hotel tersebut yang merupakan agen cabang ekspedisi tersebut, ramai juga orang antre untuk mengambil belanjaannya.
Pada tahun 2003 mulailah penertiban dilakukan polisi yang konon juga bekerja sama dengan interpol, dan akhirnya antrean di hotel tersebut habis gusissss... Disamping itu, Online Shopping mulai melakukan aksi blacklist terhadap para pemesan dari Indonesia. Cerita CC itupun reda..
Sejak dulu, disamping cerita itu, banyak juga kabar tentang Debt Collector. Yaitu kroco yang dibayar untuk menagih utang yang menunggak kredit. Mereka rata-rata adalah berasal dari outsourcing perorangan yang disewa oleh pihak Bank. Jika jaman dulu, Debt Collector menagih utang yang bukan dari kartu kredit, di masa kini, dimana kartu kredit marak, Debt Collector dikirim dengan wajah kebencian untuk menagih utang para kreditor. Beberapa cerita yang terdapat di televisi kiranya telah cukup untuk membuat kita malas menghadapi para Debt Collector. Entah sudah berpa kasus yang akhirnya membawa korban..
Sayangnya, godaan untuk memiliki kartu kredit sepertinya amat cantik, secantik suara mbak-mbak telemarketing CC yang rajin sekali telpon pada calon pelanggan, meski si calon pelanggan tersebut telah meninggal. Di kantor saya, jagoan kartu kredit dulu telah meninggal setahun lalu, namun entah bank-bank masih saja telpon mencari dia dengan iming-iming mendapatkan kredit yang lebih gede lagi.. Ah mbaknya ini ada-ada aja.. Mau kredit berapapun, ya kalau sudah meninggal jangan diiming-imingi.. Kalau bangun khan takut tuh.... Suara cantik, wajah cantik dan senyum lebar ketika menawarkan dan mendata client tersebut ternyata ibarat BMW... kasarnya.. atau bahasa Jogjanya WAWO.. Mau tahu singkatannya? BMW adalah Bokong mengalahkan wajah.. atau artinya: senyum si mbak itu hanyalah pantat indah dari bank.. sedangkan wajah aslinya adalah si preman bayaran tersebut. Sedang WAWO: ketika melihat pertama kali dari belakang, maka ekspresi kita bilang : WAAAAAA... setelah lihat aslinya kita akan bilang : WOOOOOOOOOOOO
Di Jakarta, di berbagai tempat, saya melihat kenyataan yang aneh dalam diri petugas ketika sedang mendata.. Mereka sering menyarankan agar nilai gaji juga dinaikkan tidak masalah, karena katanya hanya untuk memudahkan ACC nya aplikasi kita.. Padahal persyaratan gaji, perlu agar si kreditur dapat terjamin membayar cicilannya. Nah kalau sudah nekat, akhirnya mecicil khan? Tidak cuma CC saja. Kredit barang-barang pun mereka memilih menyarankan ada manipulasi daftar gaji.. Sayangnya perusahaan tempat bekerja si kreditur pun juga melakukan ACC... buh... aneh. Nah, sekarang, jelas bisa ditebak kira-kira hasilnya seperti apa. Banyak yang nunggak cicilan, dan akhirnya jika sampai pedasnya, algojo dikirim.. Jelas jadi error...
Siapa yang salah? Bisa dikatakan jika kejadiannya seperti ini, semua pihak telah melakukan kesalahan. Si penghutang juga salah karena berhutang diluar kemampuan cicilannya, si kantor gegabah memberikan slip gaji palsu, dari pihak bank juga salah dalam cara mencari laba, si sales CC dan petugas juga salah karena minimal tidak cermat dalam penerimaan aplikasi.. Konon hampir semua bank melakukan hal itu..
Konon, tidak hanya bank. Seorang teman saya, membeli motor Vixion pada tahun 2007/2008 yang harganya saat itu di angka 18, diminta melakukan pembelian secara kredit selama sekian puluh bulan dengan angka akhirnya adalah 21 juta... 3 juta sendiri ya labanya.. Lucunya, ketika teman saya bilang:"Saya itu malas mikir lama-lama.. nih kalau mau uang, 21 juta pun saya cash.." Jawabannya adalah:"Wah bapak malah bisa kena penalti"
Jaman sekarang, siapa yang tidak lagi terkena kredit?? Karena saya yang berusaha tidak kredit saja malah juga tetep utang terhadap perorangan, dan satu kredit: LAPTOP yang buat ngempi ini...
Huh Kredit
*banyak konon karena memang perkononan
gambar dari sini
Kredit panci yuk
BalasHapuswajan bolik wae ah
BalasHapushohohoho...kredit banci p
BalasHapusCrot wis..klimax
BalasHapuswakakkaakakkk...
BalasHapussenasibbbbb
hehehe.. saya ngredit istri ada gak ya?
BalasHapusbar mbanci kok njur klimax
BalasHapuscepet tenan kecrot e
BalasHapuswoalaaah ngapuro kang , ra niat nyindirr
BalasHapusbesok buka layanannya aja, sukur bisa lewat online seller MP
BalasHapusKredit istri
BalasHapusAngsuran pertama kepala dulu
Angsuran kedua lengan
Angsuran ketiga dada
dst
dst
dst
sampai 36 kali cicilan
habis itu kredit lagi.. ngono ya hahahaha
BalasHapusIyo..kan durung diitung bunga karo asuransi..wkwkwkwkww
BalasHapusbro ngeleh bro
BalasHapushaduh arep mbojo wae angel
BalasHapusah dirimu ki.. jane aku mau ngelih nganti wis mangan jam 2 ternyata dirimu podo leh ngelih... sesuk nek ngelih sms, awake dewe ngemie bareng, tapi beda tempat
BalasHapusSik..warunge sik dipanggoni arisan Mbak Kunti..mengko bar deknen bubaran
BalasHapusKUNTI SOPO KI??? ono terusane ra
BalasHapusKunti..lanak kan?
BalasHapusoooh legaaa.. tak arani Kuntit
BalasHapusKuntit sopo hayoooo
BalasHapuslha njenengan ngertine sopo
BalasHapusKapan Postinganku ra mengalami OOT.. Ketoke wis takdir...
BalasHapushuwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahahaahahhahaha bro sorry bro =))
BalasHapusNasibe ora di OOT-in
BalasHapusYo wis..kene di OOT...
Eh, Ren golek panganan yokk...krupuk kecoa rasa bawang
kui kabeh sing komen OOT kabeh meramaikan malam.. sing rodo nyambung malah juragan OOT ne.. LIK TRIE hahahah
BalasHapusiki jan wong omnivora tenan.. coro wae diuntal.. jangan jangan omnivora, antena omni iso dipangan
BalasHapusOno ki..mie antenna...wis dibumbu rujak..gelem ora?
BalasHapussak ngertiku ki BMW body menipu wajah je, seko mburi seksi disalip ha kok mrongos
BalasHapussok i kecap
BalasHapuswah vulgaaaaaaaaaar.. ahahah
BalasHapusiso marai tibo kui
BalasHapusSing jelas bodi pekerti sing digawe...
BalasHapuswis kebacut kesindirrr......
BalasHapus*cepetan ewangi le mbayar cicilannnn*
aku arep kredit tanpa angsuran ra tau diaprove
BalasHapussekarang ini mmg aneh ya ... kita punya duit, mau beli cash kok malah ga boleh ....
BalasHapusapesnya lg, kita kadang susah menolak para spg yg berwajah imut, kerling mata menggoda, dgn senyum centilnya plus bonus kancing atas terbuka dan rok ketat 15-20 cm di atas lutut ... waaaaaaaaaaaaaaaaaa ... ....
kita lupa, di belakang mereka, para preman pasar dgn palang pintu siap mengayun" ke wajah kita .... wooooooooooooooooo ... ...
asal mengerti sing mrongos wae
BalasHapusaku wae lagi mumet kari ping pindho je, malah hardisk e wis cacat
BalasHapuspalah apik iku kang.. padahal njenengan ki yo duwe guk-guk larang, kok ya ra dipercoyo nek duwe duit..
BalasHapusatau, gek gek mbak e kae ngerti yen Debt Collector kalah serem karo njenengan
batir sekos mbien bocah stimik aki semarang yo ngono sering entuk kacamata okle sampe beha sing ukurane bule bule alhasil ora payu di dol wong sing pas nganggo paling melinda dee...
BalasHapusmungkin saya termasuk beruntung mas, mereka menekan sejauh telpon, karena dari rumah saja saya tidak bisa dilacak... tapi kadang terakhir itu kasihan kakak saya juga sih.. dia yang ditelponin terus..
BalasHapusyo kui asline dudu kutang, tapi karung goni
BalasHapusSemoga gak oot *dengaren ?!!!*
BalasHapusSistem bank, sistem penagih, dan sistem sales sebenernya adalah 3 hal yang berbeda, tapi jalan bareng. Masing-masing juga seringkali egois, karena yang penting terima beres.
Untuk yang sales tukang nelpon itu juga bukan dari bank, mereka pihak ketiga yang kerjaannya cuma neleponin orang untuk nawarin CC dari bank A sampe Z (enggak cuma 1 bank). Sedangkan sales CC di mall/kantor juga bukan dari pihak bank, tapi pihak ke-tiga (bahkan pernah nemu juga, satu sales bawa aplikasi dari CC banyak bank). Di sini si sales-sales ini yang penting nambah pelanggan. Enggak peduli lainnya, enggak peduli aplikasi bener ato nggak. Kadang data pun bisa jadi disamarkan, karna yang penting nambah. (kalo nakal ya di sini).
Nek sistem penagih aku belon pernah ketemu orangnya, jadi gak ngerti ceritanya kaya apa..
Kalo sistem bank, yang penting ya pelanggan nambah, kalo nggak bisa bayar .. data pelanggan diserahkan ke bagian penagih (yang biasanya juga pihak ketiga).
Pihak ketiga di sini adalah orang-orang terpisah yang tidak bekerja dalam bank, tidak terdaftar sebagai pegawai bank. Tapi kalo mereka nakal, imbasnya tetep kena pada bank yang bersangkutan. wkwk.. repot
kowe ki nek ra OOT yo top tenan kok nduk..
BalasHapusYa, memang mereka outsource-an.. itu betul, dan semua menggunakan target sebanyak-banyaknya. sedangkan penagih mendapatkan uang dari hasil hasil tagihan dan eksekusi. Yo mulane ngati-ati.. Tapi meski saya pengin culik dirimu, aku bukan debtcollector lho...
aku aja ada 2 kredit barang dengan adira.. itu mereka menggunakan penagih yang berbeda lho.. buktine yang satu dikejar kejar terus, yang satunya dicuwekin, ra ketang nanti pukul di belakang
BalasHapuspernah kejeblos gara2 dipinjem seseorang dan nilainya 7 digit katanya ga smp sebulan mau dibayar nyatanya cm omdo. Drpd kejeblos lg mending saya tutup aja, pdhal track record saya sblmnya bersih smp limit kredit sy tiap thn trs meningkat, tp udah males takut kejeblos lg. Skrg sy ga punya keinginan memiliki cc lg, dah males, ckp atm asal selalu ada dana ayem hehe
BalasHapussekarang yang saya bayangkan mas... Indonesia ini berjalan dengan kredit.. kalau semua kredit ini harus ditutup, maka sepertinya tidak cukup uang yang beredar di Indonesia ini untuk menutup.. apakah ini bukan kondisi berbahaya..
BalasHapushaha, hehe, huhuu...
BalasHapuseh, adira itu CC?? bukannya kredit tanpa kartu yo?
*bengong*
dudu cc tapi tetep wae kredit.. dan semua kredit mesti butuh nagih.. karena perilaku orang Indonesia (terutama saya) memang perlu ditagih
BalasHapusAku pengen CC T.T
BalasHapuskarena beberapa hal, ternyata memang dimudahkan dengan adanya CC, walo CC bukan dewa... hiks...
Tapi sayangnya, secara data, gw belon boleh bikin CC, bowahahahaa....
data boleh nipu kok...
BalasHapussik iki cc sing opo sik ki ?? Calon Cuami atau Cewek Cimpanan
huwikikikikkk.... kredit panci sama kompor yoo :p
BalasHapuspantes wae ditagih terus :))))
Yah, masing-masing penagih kan memiliki SOP sendiri. Ada yang hard-core, ada yang soft slowly yang penting asyik...
prettt... cartu credit dooooonggggg....
BalasHapus*sing ngejak oot ternyata sing nduwe lapak duluan*
yooh maaaf aku salaaah..
BalasHapuspuas tooo
ketoke dirimu suka tantangan ngadepi Debt Collector
BalasHapusmana ada puas karena kesalahan, njuk menang atas kesalahan, opo iku lahh...
BalasHapus:p
biasa wae kie... :))
nek pengin ra biasa yo wis gek diculik, tak kreditke nang ***** kae mengko
BalasHapusmana mana mana??
BalasHapusbersyukurlah, mas bimo ... dan smoga sang kakak diberi kekuatan dan kesabaran, hihihi ...
BalasHapusjangan disini ngobrole ... lha sido raaaa
BalasHapustukang telponnya capek mas, :)) sekarang sudah nggak
BalasHapussidooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo
BalasHapusngene wae suk nek aku arep rana tak kabari ya
BalasHapuseladalah... oke deh..
BalasHapushm... emang pada gak beres para penerbit kartu krediti di negeri ini.. (keluh)
BalasHapussiaps
BalasHapusmental masyarakat juga sudah terracuni dengan kata-kata:"hutang adalah tabungan"
BalasHapusaku iso nduwe motor dhewe ya kredit kang....second rega 7jt tekan rampung dadi 11,5jt,....hadeeeh
BalasHapusmulakno motore nek muni....dit-dit-dit-ditdit-dit.wkwkwkwk
opo meneh mangsane tagihan waah
BalasHapustau telat gara2 kantor pos jogja sisteme mati, ben ndina di telpon seka cilacap, njaluk dikirim struk-e, wis tak fax jare ora jelas. ....Tak omong" kalo telpun saya sekali lagi brarti anda gak bisa kerja, itu urusan FIF sama sama kantor pos silahkan di selesaikan sendiri yang penting saya dah kirim bukti setor nya".....hasyem tenan...
BalasHapusyo kui mau lik, awake dewe rodo angel nek ra menyerah karo utang.. jatuhlah kedalam hutang, dan akhire dinggo dolanan sing due piutang
BalasHapus